Share

Bab 13

Penulis: AyyaLatte
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Jeo segera mendongak, dia menggeleng. "Tidak, jangan menyerah. Kau baru memulai."

"Kalau baru mulai saja sudah seperti ini, aku tidak bisa membayangkan akan seperti apa nanti. Pokoknya aku tidak bisa." Bora kewalahan, pasti orang yang mengirimnya kemari merasa kecewa karena telah memilih orang yang salah. Dia harus minta maaf pada Frank.

Terdiam agak lama. Jeo mengangguk paham, dia tidak punya pilihan lain, dia yang akan menyerah. "Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Kita tetap pergi ke Trevisia dan aku akan melakukan apapun demi mencegahmu bertemu Vrey. Aku akan melindungimu. Jadi, jangan menyerah pada sihir."

Bora tidak mengerti, satu pertanyaan mengganjal pikirannya. "Kenapa?"

Jeo mengerutkan keningnya. "Jangan bertanya kenapa. Aku melakukan ini demi dirimu."

"Bukannya kau lebih suka aku menyerah? Dengan begitu, kau bisa bebas dariku lebih cepat."

Jeo menggeleng. "Aku tidak pernah berharap begitu. Aku hanya tidak suka mendengar kata menyerah dari orang yang sejak awal punya tekad be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 14

    "Kenapa kau tega merebut tubuhnya! Kau telah merenggut kebahagiaan aslinya!" Nafas Bora tertahan, dia tidak pernah merasa setakut ini. Tapi kepalanya tidak bisa ia alihkan pada cermin, sekarang ia melihat sesuatu di balik pantulan di depan. Di belakang tubuhnya berdiri sosok yang mirip wajahnya tapi tersenyum bagai iblis. "Kembalikan!!!" Teriakan memekakkan telinga terdengar. "AAAA-"Brukkk! Bora jatuh terduduk. Dia melepas pandangan yang membuat suara-suara itu ikut hilang."Bora! Kau dengar aku? Sadarlah! Kau tidak papa?" Mrs Grestles panik, dia memegang kedua bahu Bora erat.Tahu kalau tidak akan dapat jawaban, Mrs Grestles memilih memberikan pelukan erat, menepuk-nepuk punggung Bora lembut. "Tidak papa. Kau tidak papa sekarang."Cermin besar ditutup sempurna dengan kain hitam panjang. Mrs Grestles memperhatikan Bora yang sekarang tengah menatap kosong meja. Pikiran gadis itu tidak bisa diam. Hatinya sibuk bertanya-tanya siapa gerangan yang begitu jahil mengganggunya, merebut? Haru

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 15

    Semua penyihir berseru heboh, satu dua memegangi kepalanya, seperti baru mendapat berita paling eksklusif. Jeo memandang Bora, seperti berkata 'lihat? Ini yang akan terjadi kalau kau ikut.'"Wahh, kenapa baru bilang kalau sudah punya istri?" Penyihir muda dengan rambut kucir kuda menatap Jeo kecewa."Istri? Astaga." Jeo mengetuk meja beberapa kali, kelas langsung hening. "Dia kenalanku, bukan kekasih atau istri. Kami tidak ada apa-apanya. Berhenti memikirkan hal-hal aneh."Bora yang masih diam di tempat mengangguk setuju. Tapi tidak ada yang berbeda, seolah-olah apa yang dikatakan Jeo tidak berarti. Semua orang kembali sibuk bicara satu sama lain. Pria muda dengan jubah hitam berdiri. "Mister, aku tidak setuju Anda punya kekasih. Jad-""Fred. Dia bukan kekasihku. Kami ha-""Aku tidak percaya." Penyihir dengan rambut kucir kuda melipat tangan di dada. Kelas hening, sekarang semua memandang Jeo, minta penjelasan jujur. Bora masih diam di tempat, tidak punya ide harus bagaimana."Dan kau

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 16

    "Penasaran tentang apa?""Aku sudah dengar semuanya." Vrey menaikkan sudut bibirnya."Lalu? Asal kau tahu, aku sudah katakan semuanya pada Mrs Dean. Aku tidak pernah membawa manusia." Jeo mengeratkan genggamannya. Bora meneguk liur berat, tidak henti-hentinya berharap agar tidak ada kejadian apapun malam ini."Aku tidak percaya." Vrey mencoba melihat keberadaan gadis di belakang Jeo yang sekarang tidak berani menunjukkan kepala."Kenapa? Kau butuh bukti?""Kalau begitu buktikan." Itu yang Vrey mau dengar. Dia tersenyum penuh kemenangan.Bora membelalak tidak percaya, Jeo bilang akan melindunginya."Besok. Dia sedang tidak enak badan." Jeo berusaha mengulur waktu. Dia tidak salah bicara, hanya ingin dianggap bicara jujur."Buktikan sekarang." Vrey memaksa."Dia akan pulih besok. Sekarang tidak bisa.""Apa katamu?" Vrey merasa kesal. "Kau pikir aku bodoh?""Kubilang besok. Aku tidak bisa membiarkannya pingsan." Jeo menyingkirkan lengan Vrey dan berjalan menjauh. Bora menoleh sedikit ke

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 17

    Lima detik berlalu tanpa ada yang bicara. Akhirnya Phill bersuara. "Aku... hanya heran kenapa Viola belum pulang."Bora mendekat. "Dan kau mencariku sampai kemari? Kau tau kalau masuk tanpa ijin itu kejahatan kan? Kau tidak takut? Lalu bagaimana kau tau ada di sini? Kau membututiku? Sampai mana kau tau? Dari mana? Katakan? Kenapa diam saja?"Phill hampir tak berkedip dengan rentetan pertanyaan tanpa jeda tersebut. "Pelan-pelan bicaranya. Aku kebetulan tahu kau di sini.""Kebetulan? Kebetulan yang bagaimana? Kenapa tidak langsung jelaskan. Apa harus dipotong-potong begitu? Jelaskan, sejak kapan kau melihatku? Tadi malam? Kemarin malam? Atau..." Bora memicingkan matanya."Apa katamu? Kemarin malam? Kau juga pergi?"Sebelum Bora menjawabnya, Joe sudah menyela obrolan. "Aku yang mengundang Viola."Alis Phill terlipat sedangkan Bora hanya memasang tampang ragu, berpikir mungkin itu ide yang bagus atau mungkin saja tidak."Mengundang apa?"Jeo berusaha tetap tenang. "Berbincang santai, Viol

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 18

    Dua jam Bora menjelaskan tentang semua hal yang disembunyikannya hingga rela tidak tidur, tapi nyatanya Phill hanya diam, tidak menjawab barang sepatah kata pun. Memang ada perubahan, tapi ini bukan yang diinginkan Bora, kakak Viola tersebut tidak merespon walau dia panggil, tidak mengajaknya bicara seperti biasa dan hanya diam sepanjang hari."Lalu?" tanya Jeo sambil menaiki tangga, memimpin di depan selagi Bora bicara tanpa henti. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Mereka berjalan menuju atap, datang lebih awal ke Trevisia."Aku bilang dia boleh ikut kelas sihir. Itu adalah cara membawa Viola kembali. Dia harus bisa sihir. Bagaimana kalau aku sudah berhasil kembali tapi Viola belum? Bisa saja tubuh ini tidak punya jiwa, lalu mati. Itu lebih buruk kan?"Jeo tidak setuju, itu bukan yang ia harapkan. "Kau harusnya beritahu aku dulu soal itu, kami tidak bisa menambah murid tanpa alasan yang jelas.""Ah, benar. Jadi tidak bisa? Apa tidak ada cara lain agar Phill masuk kelas s

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 19

    Jeo menyipitkan matanya sedangkan Frank mengambil teropong saat melihat ada benda hitam yang bergerak-gerak. Satu monster dari ranting kecil tajam yang menyatu dan dibentuk menyerupai manusia gempal mini meringsek masuk melalui pagar pembatas besi setelah dirobek paksa. Awalnya hanya satu, kemudian dalam hitungan detik bertambah menjadi puluhan hingga ratusan.Jeo segera berlari, diikuti Frank, mereka langsung turun ke lantai bawah. Beberapa Zyro sudah sampai duluan di halaman depan. Semua kelas sudah dikunci rapat-rapat. Kalau situasi genting seperti ini, para penyihir yang belum berpengalaman tidak diijinkan ikut.Bersama kaki pendeknya, para monster terus berjalan lamban tanpa henti melewati halaman luas di bawah guyuran hujan hitam pekat. Kepala tanpa mata dan mulut tampak mengerikan dilihat, bentuknya tidak sampai satu meter. Pendek dan lambat. Tidak hanya itu, ada beberapa makhluk yang membawa alat-alat berbahaya seperti tongkat pemukul, kapak, pisau serta pedang panjang.Bora i

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 20

    "Tidak biasanya kau panik." Jeo sudah biasa tidak pulang ke rumah saat hal seperti ini terjadi. Hanya Bora yang kaget, dia tidak bisa pulang malam ini."Supaya dramatis." Frank mengangkat bahunya santai lalu mendekat.Kotak kaca rusak parah. Harus dibetulkan dulu oleh Zed tapi butuh waktu lama. Satu kotak kaca butuh kurang lebih dua jam pembetulan. Merekatkan potongan demi potongan kaca menjadi satu dinding panjang adalah pekerjaan melelahkan. Apalagi Zed adalah satu-satunya penyihir yang bisa melakukan mantra rekat di antara sekian penyihir. Memang ada satu lagi, tapi keberadaan rekannya itu sedang bepergian jauh. Selalu tidak ada saat dibutuhkan. Untungnya kekuatan kaca pada kelas-kelas adalah paling tebal, setidaknya dia tidak perlu membetulkan seluruh kelas, hanya pintunya saja.Zed menggerutu sepanjang malam, menyalahkan Jeo karena ide memasang kaca bukan kayu jati atau ulin. Fiz yang setia membantu hanya bisa menanggapi sambil terkantuk-kantuk, dia membantu mengumpulkan potongan

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 21

    Jeo memperhatikan seisi ruangan. Tidak ada. Keberadaan Bora tidak ada di sini. Segera dia memasang sepatu cepat, takut kalau hal-hal buruk terjadi, mengingat kaki gadis itu masih terluka."Jeo! Baru bangun? Mau makan bersa-"Zed mengatupkan mulutnya rapat saat Jeo bahkan tidak memandang dirinya dan langsung berlari menuju pintu. Dia mengusap wajahnya yang kusam dan berbalik.Jeo membuka pintu di atap. Kosong. Dia segera menuju kamar Frank. Belum benar-benar sampai yang ingin ditemui sudah membuka pintu lebih dulu. Bersama dengan pakaian rapi dan wajah segar. Entah jam berapa sahabatnya itu bangun hingga punya banyak waktu membersihkan diri."Kau lihat Bora?" tanya Jeo segera."Bora? Aku baru keluar, Jeo. Kau sudah memeriksa seluruh gedung? Siapa tau dia ada di toilet atau sedang mencari udara segar. Oh! Dia ada di sana." Frank menunjuk sudut halaman dengan dagunya. Jeo mendekat, dia menurunkan bahu lega.Frank tertawa kecil. "Dia bukan anak-anak. Sebenarnya apa yang kau cemaskan.""Me

Bab terbaru

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 26

    Penjara bawah tanah yang berada tepat di bawah halaman luas Trevisia berisi satu dua monster yang berhasil ditangkap. Akan di eksekusi sebentar lagi, jika terlalu lama dikurung takut membahayakan keamaan Trevisia. Tinny si kurcaci perak ditempatkan di penjara berukuran sedang.Bora menatap kasihan, dia duduk dalam posisi jongkok. Sudah hampir lima belas menit menyaksikan Tinny bergumam dengan posisi telentang yang hampir tidak pernah berubah. Bora tidak mau kurcacinya dihabisi, terlalu kejam. Dikurung begini saja hampir membuatnya membuka kunci dan melepas liarkan ke hutan. Frank tidak setuju atas permintaan Bora yang menyuruh melepaskan Tinny sedangkan Jeo tidak berkomentar apa-apa. Hanya diam."Dia tidak boleh dilepas." Vrey datang dari bawah. Jeo yang berdiri di belakang Bora menoleh ke samping. Menatap datar. Bukan idenya mengurung Tinny di sini tapi Frank setuju saja dengan ide Vrey."Biarkan dia keluar. Kasihan dia." Bora berdiri, berpegang pada lengan Jeo."Setiap monster harus

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 25

    "Suara apa itu?" Stephanie berhenti berjalan. Dia memandang Fred yang menjawab sambil menaikkan bahu tidak tahu. Toples besar yang diisi tumbuhan ajaib dipegang erat dalam pelukan.Mereka kembali menaiki tangga.Stephanie berhenti di depan pintu perpustakaan. "Kau juga dengar kan? Aku yakin suaranya dari sini.""Bukalah. Cepat periksa lalu kita pergi." Fred meletakkan toplesnya. Tangannya keram.Stephanie membuka pintu. Gelap. Tidak ada apapun. "Apa aku salah?""Periksa dengan benar."Stephanie masuk lebih dalam. Dia menyalakan lampu lalu memindai isi perpustakaan. Namun tidak ada yang aneh. Semua tampak normal. "Aku salah. Apa mungkin di atap?""Aloha!"Bugh! Fred menimpuk kurcaci menggunakan buku hingga pingsan. "Sejak kapan ada Tinny di sini." Dia meletakkan kembali buku setebal sepuluh senti ke atas meja."Oh! Yang ini bermahkota perak." Stephanie baru pertama kali bertemu jenis kurcaci tersebut."Cukup berbahaya," celetuk Fred."Dia pasti tidak sendiri." Stephanie kembali mengece

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 24

    Mengeluh, Bora mengintip isi lapangan.Dia bisa saja ke bagian dimana Zed sibuk menyatukan kaca-kaca tapi pasti akan dicurigai karena bisa menembus pelindung. Lalu harus bagaimana?Mencoba berpikir keras, Bora memutuskan akan mencari Fred dan menjelaskan apa yang terjadi. Walau belum terlalu akrab tapi apa boleh buat. Kalau bertemu Jeo di jalan, itu lebih baik. Atau lebih buruk? Mungkin tidak seburuk bertemu monster. Dia siap dimarahi karena ini memang kesalahannya.Bora memandang hutan di depan. Dia meneguk liur berat lalu berjalan sesuai insting. Kemungkinan kanan karena sisi itu selalu baik.Berjalan dan terus berjalan tanpa henti. Bora terduduk di bawah pohon. Tidak ada jam, kalau dirasa-rasa mungkin sudah satu jam dia berjalan menyusuri hutan. Kakinya lelah, butuh istirahat. Sejak masuk tidak bertemu siapapun. Entah itu Fred atau Jeo atau siapapun itu. Kakinya juga tambah sakit karena dipaksa berjalan.Bora menyenderkan punggungnya. Dia tahu kalau kadang bisa bodoh di beberapa si

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 23

    Frank gesit berbelok menghindari pepohonan besar. Tembakan batu-batu mengikutinya dari belakang. Lengannya tadi terluka saat lengah. Darah segar membasahi baju. Frank tidak bisa kabur terus.Dia berhenti pada pohon beringin besar. Sebuah pedang panjang muncul pada tangan kanannya yang tidak sakit. Saat pedang itu sempurna ditutupi cahaya kemerahan, Frank menancapkannya pada tanah. Tak! Waktu berhenti. Dia hanya punya setengah menit. Frank menoleh ke belakang, dia kemudian mendekat ke sumber hujan batu muncul. Matanya menyipit saat melihat ada monster kayu lebih besar dari kemarin, duduk di bawah mesin pelempar batu dengan seringaian lebar. Frank berlari mendekat dengan kecepatan penuh, dia kemudian melompat tinggi, tangan kanannya membesar lalu Brakkk! Monster itu hancur bersama mesinnya, lebur jadi satu. Waktu kembali normal. Sisa bebatuan jatuh ke tanah lalu menghilang. Pedang yang tadi ditancapkan juga ikut tersapu angin.Pada waktu yang sama, Jeo mendorong batu besar sekuat tenaga

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 22

    Bora duduk di kursi paling ujung, kedua matanya sibuk memindai seisi ruangan. Ruang rapat yang ia kira akan terlihat lebar dan luas ternyata hanya diisi tujuh kursi. Tiga di kanan dan tiga di kiri serta satu kursi besar di bagian tengah, semua kursi itu mengelilingi meja panjang seukuran 3x1 meter. Kemungkinan total Zyro hanya berjumlah enam. Lima yang ia tahu dan satu lagi bernama Ezra yang kata Jeo merupakan rekan Zed. Kursi paling besar dibiarkan kosong. Bora bisa menebak kalau itu kursi Master Qerrell. Ada papan tulis kapur yang kelihatan berumur dekat pintu dan peta besar yang diberi tanda merah di beberapa tempat.Fiz menatap lamat Bora sejak ia dipaksa masuk karena sudah terlanjur mendengar percakapan dari luar. "Apa dia yang Zed ceritakan?" tanya Fiz setelah ruangan senyap selama hampir seperempat jam. Tangan dengan pena bulu menunjuk ke arah Bora.Frank menjawab. "Benar, dia teman Jeo. Namanya Viola. Mereka teman dekat.""Aku Fiz. Salam kenal." Senyum lebar mewarnai wajah itu

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 21

    Jeo memperhatikan seisi ruangan. Tidak ada. Keberadaan Bora tidak ada di sini. Segera dia memasang sepatu cepat, takut kalau hal-hal buruk terjadi, mengingat kaki gadis itu masih terluka."Jeo! Baru bangun? Mau makan bersa-"Zed mengatupkan mulutnya rapat saat Jeo bahkan tidak memandang dirinya dan langsung berlari menuju pintu. Dia mengusap wajahnya yang kusam dan berbalik.Jeo membuka pintu di atap. Kosong. Dia segera menuju kamar Frank. Belum benar-benar sampai yang ingin ditemui sudah membuka pintu lebih dulu. Bersama dengan pakaian rapi dan wajah segar. Entah jam berapa sahabatnya itu bangun hingga punya banyak waktu membersihkan diri."Kau lihat Bora?" tanya Jeo segera."Bora? Aku baru keluar, Jeo. Kau sudah memeriksa seluruh gedung? Siapa tau dia ada di toilet atau sedang mencari udara segar. Oh! Dia ada di sana." Frank menunjuk sudut halaman dengan dagunya. Jeo mendekat, dia menurunkan bahu lega.Frank tertawa kecil. "Dia bukan anak-anak. Sebenarnya apa yang kau cemaskan.""Me

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 20

    "Tidak biasanya kau panik." Jeo sudah biasa tidak pulang ke rumah saat hal seperti ini terjadi. Hanya Bora yang kaget, dia tidak bisa pulang malam ini."Supaya dramatis." Frank mengangkat bahunya santai lalu mendekat.Kotak kaca rusak parah. Harus dibetulkan dulu oleh Zed tapi butuh waktu lama. Satu kotak kaca butuh kurang lebih dua jam pembetulan. Merekatkan potongan demi potongan kaca menjadi satu dinding panjang adalah pekerjaan melelahkan. Apalagi Zed adalah satu-satunya penyihir yang bisa melakukan mantra rekat di antara sekian penyihir. Memang ada satu lagi, tapi keberadaan rekannya itu sedang bepergian jauh. Selalu tidak ada saat dibutuhkan. Untungnya kekuatan kaca pada kelas-kelas adalah paling tebal, setidaknya dia tidak perlu membetulkan seluruh kelas, hanya pintunya saja.Zed menggerutu sepanjang malam, menyalahkan Jeo karena ide memasang kaca bukan kayu jati atau ulin. Fiz yang setia membantu hanya bisa menanggapi sambil terkantuk-kantuk, dia membantu mengumpulkan potongan

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 19

    Jeo menyipitkan matanya sedangkan Frank mengambil teropong saat melihat ada benda hitam yang bergerak-gerak. Satu monster dari ranting kecil tajam yang menyatu dan dibentuk menyerupai manusia gempal mini meringsek masuk melalui pagar pembatas besi setelah dirobek paksa. Awalnya hanya satu, kemudian dalam hitungan detik bertambah menjadi puluhan hingga ratusan.Jeo segera berlari, diikuti Frank, mereka langsung turun ke lantai bawah. Beberapa Zyro sudah sampai duluan di halaman depan. Semua kelas sudah dikunci rapat-rapat. Kalau situasi genting seperti ini, para penyihir yang belum berpengalaman tidak diijinkan ikut.Bersama kaki pendeknya, para monster terus berjalan lamban tanpa henti melewati halaman luas di bawah guyuran hujan hitam pekat. Kepala tanpa mata dan mulut tampak mengerikan dilihat, bentuknya tidak sampai satu meter. Pendek dan lambat. Tidak hanya itu, ada beberapa makhluk yang membawa alat-alat berbahaya seperti tongkat pemukul, kapak, pisau serta pedang panjang.Bora i

  • PENJELAJAH WAKTU DAN JEO   Bab 18

    Dua jam Bora menjelaskan tentang semua hal yang disembunyikannya hingga rela tidak tidur, tapi nyatanya Phill hanya diam, tidak menjawab barang sepatah kata pun. Memang ada perubahan, tapi ini bukan yang diinginkan Bora, kakak Viola tersebut tidak merespon walau dia panggil, tidak mengajaknya bicara seperti biasa dan hanya diam sepanjang hari."Lalu?" tanya Jeo sambil menaiki tangga, memimpin di depan selagi Bora bicara tanpa henti. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Mereka berjalan menuju atap, datang lebih awal ke Trevisia."Aku bilang dia boleh ikut kelas sihir. Itu adalah cara membawa Viola kembali. Dia harus bisa sihir. Bagaimana kalau aku sudah berhasil kembali tapi Viola belum? Bisa saja tubuh ini tidak punya jiwa, lalu mati. Itu lebih buruk kan?"Jeo tidak setuju, itu bukan yang ia harapkan. "Kau harusnya beritahu aku dulu soal itu, kami tidak bisa menambah murid tanpa alasan yang jelas.""Ah, benar. Jadi tidak bisa? Apa tidak ada cara lain agar Phill masuk kelas s

DMCA.com Protection Status