Home / Romansa / My Sexy Sugar Mommy / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of My Sexy Sugar Mommy: Chapter 61 - Chapter 70

424 Chapters

Undur Diri

Deon pergi ke kafe setelah bimbingan. Dia sudah di sana sejak satu jam lalu, tapi masih tidak ada pengunjung yang datang.“Sepertinya memang akan terus berlanjut seperti ini,” ucap Gery mulai putus asa.Sejak Gery bekerja di kafe itu, baru kali ini kafe sangat sepi.Deon terlihat berpikir, masih terus memandang keluar dan melihat orang yang berlalu-lalang di sana.“Sepertinya aku memang harus keluar dari kafe,” ucap Deon tiba-tiba.Gery menoleh Deon dengan cepat, hingga kemudian bertanya, “Memangnya mau keluar ke mana?”Gery menepis maksud sebenarnya dari ucapan Deon.Deon menoleh ke Gery, hingga kemudian menjawab, “Keluar dari pekerjaan agar kafe ini kembali ramai.”Gery langsung menegakkan badan mendengar ucapan Deon. Benar-benar tidak paham dan tidak menyangka jika sahabatnya akan berkata demikian.“Kenapa kamu bicara seperti itu? Bukankah sudah kubilang kalau masalah kafe yang sepi jangan dijadikan alasan untuk keluar. Aku yakin, Pak Anta pun tidak keberatan kamu tetap bekerja, me
Read more

Nafkah Untuk Istri

“Semoga kerjasama kita berjalan lancar.”Perwakilan dari Singapore mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Ayana setelah mereka selesai menandatangani kontrak kerjasama.“Saya juga berharap begitu,” balas Ayana sambil membalas jabat tangan rekan bisnisnya.Rekan bisnis dan staffnya pamit setelah semua selesai. Ayana, Kyle, dan Amel juga menuju parkiran untuk bisa segera kembali ke perusahaan.“Nanti buat laporan pertemuan tadi,” ujar Ayana memberi perintah ke Amel.“Baik, Bu.”Kyle memperhatikan Ayana yang sedang memberi perintah, hingga membuka pintu mobil untuk bosnya itu.Kyle yang menyetir, Amel duduk di samping Kyle sedangkan Ayana di belakang.Saat mobil melaju di jalanan, Ayana melihat seseorang yang tampak dikenalnya. Seseorang yang berjalan di bahu jalan dan hanya tampak dari belakang.“Kyle, menepilah!” perintah Ayana.Kyle keheranan tapi memilih menepi sesuai dengan permintaan Ayana. Saat menepi di bahu jalan, Kyle akhirnya paham kenapa Ayana meminta menepi.Ayana menurunk
Read more

Posesif dan Pencemburu

Ayana terkejut mendengar ucapan Deon. Dia pun kembali menatap amplop itu lantas beralih menatap Deon.“Ini uangmu, seharusnya kamu yang menggunakannya.” Ayana tidak mau menerima uang Deon bukan karena tidak menghargai, hanya saja tahu bagaimana usaha pemuda itu bekerja, sehingga membuatnya tidak tega menerimanya.“Ay, ini uangku tapi kamu istriku dan berhak atas uang ini. Terimalah, jika menolak berarti kamu tidak menganggapku sebagai suamimu,” ujar Deon menjelaskan dengan sedikit memaksa.Ayana menatap Deon sedikit ragu, tapi akhirnya mengambil amplop itu.“Baiklah, aku akan simpan uang ini untukmu,” ujar Ayana masih setengah menerima.“Jangan disimpan, Ay. Aku akan lebih senang jika kamu membeli sesuatu menggunakan uangku. Itu memang tidak seberapa, tapi saat kamu menggunakannya untuk kebutuhanmu, itu akan terasa spesial untukku,” balas Deon tidak ingin Ayana berhemat dengan uang itu.Deon tahu jika selama ini sebenarnya pun berhemat untuk mencukupi kebutuhan dan biaya kuliah. Namun
Read more

Saingan Anak Kecil

Deon mengerjapkan kelopak mata sedikit bingung. Bahkan dia sampai menoleh ke Ayana, kemudian ke plang nama yang terdapat di sisi kirinya secara bergantian.“Ay.” Deon menatap Ayana seolah menuntut sebuah penjelasan dari istrinya.Ayana baru saja memarkirkan mobil di depan pagar halaman panti asuhan. Dia lantas menoleh Deon yang sedang penasaran dan bingung.“Hm … ini pasti asuhan yang aku dirikan dibantu beberapa pengurus sejak beberapa tahun lalu. Tidak ada yang tahu soal ini, kamu adalah orang pertama yang tahu.” Ayana menoleh dan tersenyum ke Deon setelah mengatakan itu, kemudian melepas seatbelt dan turun dari mobil.Deon benar-benar tidak menyangka jika Ayana sampai memiliki panti asuhan. Wanita yang dianggap semua orang sangat sombong, tapi ternyata sangat baik.Ayana sudah turun dari mobil dan berjalan di halaman panti, sedangkan Deon baru saja turun dan memandang istrinya kini dikerumuni anak-anak.“Apa Kak Ayana bawa mainan?”“Tidak bawa camilan?”“Aku mau boneka baru.”Anak-
Read more

Menghabiskan Waktu Bersama

Ponsel Deon terus berdering saat sedang mengantri es krim bersama Ayana. Dia dan Ayana mengajak anak-anak panti ke mall, berbelanja juga membelikan kebutuhan panti. Ponsel Deon sejak tadi berdering, tapi pemuda itu mengabaikan. Hingga saat sedang mengantri es krim, Deon mencoba melihat siapa yang menghubungi. Melihat nama yang terpampang di layar, Deon memilih mengabaikan. “Siapa?” tanya Ayana karena melihat Deon hanya menatap ponselnya. “Tidak penting,” jawab Deon yang kembali mengabaikan ponselnya meski berdering berulang kali. Ayana menatap curiga, hingga kemudian bertanya, “Apa kamu tidak mau menjawabnya dulu? Siapa tahu penting.” Deon menggelengkan kepala mendengar pertanyaan Ayana. Dia lantas mengambil dua cup es krim yang diulurkan pelayan. “Aku akan memberikan ini ke anak-anak dulu,” kata Deon sambil berlalu meninggalkan Ayana. Ayana pun memandang Deon yang menghampiri anak-anak juga pengurus panti yang ikut. ** Setelah menghabiskan waktu seharian mengajak anak-anak pa
Read more

Cemburu Parah

“Apa kamu ada urusan dengannya? Sampai-sampai dia terus menghubungimu seperti ini?” tanya Ayana sambil menunjukkan rasa tidak sukanya.“Tidak ada. Aku pun tidak tahu kenapa dia menghubungiku terus,” jawab Deon meyakinkan.Ayana menyodorkan ponselnya ke Deon, hingga kemudian berkata, “Jawab dulu, jangan sampai dia terus menghubungimu. Jujur, aku terganggu.”Ayana menyodorkan paksa, meminta agar Deon menerima panggilan itu.Deon menatap Ayana, melihat kekesalan di wajah istrinya itu. Dia masih belum menerima panggilan itu meski ponselnya terus berdering.“Kenapa tidak dijawab? Dia menghubungimu pasti karena ada sesuatu yang dibicarakan. Selesaikan urusan kalian agar dia tidak terus menghubungimu.”Ayana mengambil tangan Deon, lantas memberikan paksa ponsel itu sebelum kemudian memilih meninggalkan Deon di kamar sendiri. Dia juga tidak berniat mendengarkan apa yang akan dibicarakan oleh suaminya dengan Hyuna.Deon menghela napas frustasi. Dia mencoba mengabaikan dan berharap Hyuna menyad
Read more

Malu Setengah Mati

Ayana membuka kelopak matanya perlahan. Kepalanya terasa pusing, hingga dia menekan kepala kuat-kuat dengan tangan.“Kenapa kepalaku sangat sakit?” Ayana menggerutu sambil terus menekan kepala.Dia mencoba membuka mata yang terasa berat, bahkan tubuhnya pun terasa berat seolah ada sesuatu yang menimpa. Hingga Ayana baru menyadari jika ada tangan yang melingkar di perut, membuatnya melirik ke bawah. Dia pun baru menyadari jika tidur tanpa busana.“Tunggu!” Ayana mencoba mengumpulkan kesadaran yang baru saja datang.“Kamu sudah bangun? Mau jus?” Suara serak dan sedikit berat itu mengalun di telinga Ayana.Ayana menggeser posisi tubuh, melihat Deon yang masih memejamkan mata sambil memeluk posesif.“Kenapa? Tunggu?” Ayana masih mencoba mencerna apa yang terjadi.Deon membuka mata, melihat Ayana yang sedang menatapnya bingung.“Kepalamu pusing? Mau aku buatkan jus lemon untuk meredakan efek alkohol agar kepalamu tidak pusing?” tanya Deon sambil terus menatap Ayana.Ayana kembali melirik k
Read more

Hitung-hitung Belajar

“Apa ini sudah semua?” tanya Ayana saat berjalan di lorong sebuah supermarket bersama Deon.Ayana dan Deon berbelanja bersama, menghabiskan waktu bersama berdua untuk mempererat hubungan mereka.“Kita belum membeli buah. Kamu suka semangka, kan?” Deon menjawab sambil mendorong troli yang dibawa.Ayana terkejut Deon langsung bisa menebak buah kesukaannya, padahal dia tidak memberitahu, di rumah pun tidak hanya menyimpan buah semangka, bahkan ada buah lainnya.Deon mengambil satu buah semangka berukuran sedang, mencoba memastikan buah itu sudah matang sempurna dan berwarna merah.“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Ayana saat memperhatikan Deon mengetuk-ngetuk semangka.“Memastikan semangka ini bagus dan siap konsumsi,” jawab Deon masih memilih.“Memangnya kamu paham? Bukankah yang di sini tandanya sudah layak konsumsi?” tanya Ayana keheranan.Deon menurunkan semangka dari samping telinga, kemudian menjawab pertanyaan Ayana.“Ya, memang sudah layak makan. Tapi terkadang ada yang warna
Read more

Bukan Masalahku

Ayana pergi ke perusahaan seperti biasa. Namun, kali ini dia harus mengatur jadwalnya hanya dibantu Amel karena Kyle ambil cuti. Ayana sendiri tidak ingin mengambil asisten sementara karena baginya tidak ada yang memiliki kinerja bagus selain Kyle.“Bu, siang ini Anda ada makan siang dengan perwakilan dari Lne Group. Sorenya meeting dengan staf marketing,” ujar Amel membacakan kegiatan Ayana sambil berjalan di lobi.Keduanya baru saja menghadiri rapat di salah satu perusahaan besar yang bekerjasama dengan perusahaan Ayana. Baru saja sampai sudah membahas pertemuan lain yang bisa dikatakan tidak akan ada habisnya.“Ingatkan aku satu jam sebelum pertemuan,” ujar Ayana ke Amel.“Baik, Bu.” Amel mencatat di buku agenda, bahkan menyalakan alarm agar tidak lupa untuk mengingatkan Ayana.Saat Ayana menunggu lift terbuka, tiba-tiba ada yang memanggil membuatnya dan Amel langsung menoleh.Rey lagi-lagi datang menemui Ayana, membuat wanita itu merasa kesal dan malas.“Kita perlu bicara, Ay.” Re
Read more

Kedatangan Hyuna

Ayana menutup laptop dan berdiri dari kursinya. Dia harus pergi menghadiri makan siang dengan salah satu klien pentingnya siang itu.“Apa sudah disiapkan semua, Mel?” tanya Ayana yang akan pergi bersama Amel dan salah satu staff.“Sudah, Bu. Saya sudah membawa draft yang dibutuhkan,” jawab Amel.Ayana mengangguk lantas berjalan lebih dulu dan disusul Amel juga temannya yang diberi tanggung jawab ikut menemui klien Ayana.Mereka sudah berada di lift, menunggu sampai pintu terbuka di lobi.“Apa kamu sudah meminta sopir perusahaan untuk menyiapkan mobil?” tanya Ayana ke Amel yang berdiri di belakangnya.“Sudah, Bu. Mobilnya pun sudah siap di depan lobi,” jawab Amel.Ayana pun tidak kembali bicara, memilih menunggu lift terbuka. Beginilah sikapnya saat di kantor, tegas bahkan terlihat judes dan menakutkan saat dipandang para staffnya.Ayana melangkahkan kaki keluar dari lift. Beberapa staff yang berpapasan dengannya pun langsung membungkuk memberi hormat.Saat baru saja menginjakkan kaki
Read more
PREV
1
...
56789
...
43
DMCA.com Protection Status