Semua Bab Harga Diri Seorang Suami: Bab 41 - Bab 50

60 Bab

41. Rencana Yang Gagal

"Saya dan ibu saya nggak pernah mengizinkan orang lain untuk tinggal bersama di rumah ini. Termasuk Anda yang bukan siapa-siapa kamu," ucap Ferdy yang berdiri di belakang Bu Ika. “Saya juga nggak sudi tinggal bareng sama orang yang anaknya udah merebut suami orang,” tambah Intan, istri Ferdy. Bukan kebetulan keduanya berada di sana. Memang setiap siang mereka berdua pulang ke rumah dan menutup toko yang mereka kelola berdua. Setelah ashar mereka akan membukanya kembali sampai malam. Bu Ika menoleh dan dengan angkuhnya dia berkata, "siapa kalian? Berani-beraninya kalian menentang keinginan saya? Memangnya kalian yang punya rumah ini?” Ferdy tersenyum miring mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Bu Ika. Sedangkan Bu Siti tampak hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan apa yang keluar dari mulut wanita seumurannya itu. “Enggak perlu tahu siapa kami! Yang jelas kami berdua enggak mengizinkan orang lain tinggal di rumah ini,” jawab Ferdy. “Iya. Rumah ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-10
Baca selengkapnya

42. Salah Paham

Gunawan tak bisa mengelak saat sebuah bogem mentah mendarat di wajahnya. Dia terjungkal ke belakang dengan bibir mengeluarkan darah. Di sampingnya, Lena menjerit saat melihat kejadian itu. “Dasar bajingan!” umpat lelaki yang menghadiahi Gunawan dengan bogem mentah tadi. Gunawan berusaha bangkit dan menyeka cairan merah yang keluar dari sudut bibirnya. Belum sempat Gunawan menghindar, lelaki itu kembali melayangkan tonjokan tepat ke arah pelipisnya. Lagi-lagi Gunawan harus terjungkal ke belakang. Lelaki itu berjalan menghampiri Gunawan dan mencengkeram kerah kemejanya. Matanya menyala merah. Urat-urat di sekitar kepalanya pun bersembulan keluar. Menandakan emosinya sudah tak bisa dibendung lagi. Melihat suaminya kalap, Lena berusaha menahan lengan lelaki itu agar tak menyakiti Gunawan lagi. “Sudah, Mas! Sudah, cukup! Jangan kamu teruskan lagi!” mohon Lena. Tangannya berusaha menahan lengan lelaki yang selama ini menemani ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-19
Baca selengkapnya

43. Belum Berakhir

Hari ini Irfan akan berangkat ke luar kota. Dia mendapatkan tugas untuk mengecek proyek yang sedang berjalan di sana. Anisa yang mendengar itu segera membantu suaminya untuk menyiapkan segala keperluan Irfan selama berada di tempat itu. Anggun sebenarnya juga mendengar berita itu. Akan tetapi, yang dilakukannya hanya memanyunkan bibir saja. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, tetapi sudah jelas dan pasti kalau dia akan melakukan sesuatu yang buruk pada Anisa dan Pak Dullah. "Aku harap kamu bisa menjaga Anggun selama aku tak ada di rumah," ucap Irfan saat dirinya berdiri di samping Anisa. Anisa tak menyahuti ucapan sang suami. Dia hanya menatap sekilas ke arah lelaki yang kurang lebih sembilan tahun menjadi teman hidupnya itu. "Maaf kalau kemarin kata-kata ku menyakiti hatimu. Aku nggak pernah bermaksud untuk membuatmu sakit hati dan merasa terabaikan. Aku hanya ..." Anisa memotong ucapan sang suami dengan tatapan matanya. Namun, sedeti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-29
Baca selengkapnya

44. Menepati Janji

Pagi ini Pak Dullah tampak bersiap untuk keluar rumah lagi. Anisa yang melihat bapaknya tampak terburu-buru, segera menghampiri lelaki itu. "Bapak mau ke mana lagi?" tanya Anisa saat dirinya berada di samping bapaknya. "Bapak ada urusan. Pulangnya mungkin nanti malam," jawab Pak Dullah. Matanya menatap sang anak sekilas. "Urusan apa sih, Pak? Bapak nggak mau cerita sama aku?" kejar Anisa. Dia merasa penasaran karena melihat akhir-akhir ini Pak Dullah tampak sangat sibuk. Pak Dullah menghela napas panjang. Matanya menatap sang anak dengan sorot lembut dan penuh kasih. "Nanti juga kamu bakalan tahu sendiri. Sekarang, Bapak nggak bisa cerita sama kamu," ucap Pak Dullah. Anisa sudah membuka mulutnya untuk menjawab lagi. Namun, pergerakannya terhenti saat melihat Pak Dullah bangkit dari tempat duduknya dan bersiap untuk melangkah keluar rumah. "Bapak berangkat dulu. Assalamu'alaikum," pamit Pak Dullah. Anisa men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya

45. Siasat Busuk

Sari pulang ke rumah dengan membawa setumpuk kesal di dalam hatinya. Dia sungguh tak terima melihat Fino dan Lena bahagia, akur dan rukun seperti itu. Dia ingin melihat keduanya berpisah dan melihat Lena hancur dalam keterpurukan. Namun, dia juga tak bisa berbuat apa-apa selain memendam rasa kesal itu dan mencoba mencari cara untuk memisahkan mereka berdua. "Bagaimanapun caranya aku harus bisa memisahkan mereka. Aku tak rela melihat Lena bahagia sementara aku terpuruk dalam kesendirian," ujarnya. Kilatan amarah jelas terlihat dalam sorot matanya. Ingatannya lalu melayang ke kejadian masa lalu. Masa di mana dia dan Fino masih menjalin hubungan. Sari sangat bahagia kala Fino mau berjuang untuk hubungan mereka berdua. Namun, semua itu luluh lantak kala Fino memutuskan hubungan keduanya. Dia harus menuruti keinginan kedua orang tuanya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka. Sari tak kuasa menahan air matanya kala Fino mengungkapkan salam perpisahan it
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

46. Akhirnya

Anisa mengemasi barang-barangnya dengan hati hancur berkeping-keping. Air matanya terus saja menetes tiada henti. Musnah sudah harapannya untuk tetap mempertahankan rumah tangganya bersama dengan Irfan. Hanya karena hasutan dari Anggun, lelaki itu tega mentalak sang istri. Tak hanya itu, dia juga dengan Rega mengusir Anisa dan Pak Dullah untuk keluar dari rumah yang selama ini mereka tempati. Dibalik kesedihan dan kehancuran Anisa, Anggun tersenyum penuh kemenangan. Dia kini telah berhasil menyingkirkan penghalang yang berpotensi merebut sesuatu yang sangat ia inginkan. "Mas, aku pamit. Terima kasih untuk semuanya. Dan maaf kalau aku ..." Irfan memotong ucapan Anisa dengan sorot membunuh. Tak ada lagi kelembutan yang selama ini selalu menghiasi sorot netranya. "Enggak usah banyak omong. Pergi sekarang juga dari rumah ini! Aku nggak sudi tinggal serumah dengan seorang kriminal!" sarkas Irfan. Anisa menundukkan kepalanya dalam-dal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya

47. Memulai Lagi

Sari tak bisa lagi berkutik saat pria itu masuk dan mulai menceritakan semuanya. Tentang obsesinya terhadap Fino dan juga tentang kehamilannya yang ternyata adalah palsu. Semua itu ia lakukan demi bisa menghancurkan rumah tangga Lena dan merebut Fino kembali. "Saya tahu semuanya karena selama ini dia selalu menceritakan semuanya pada saya. Awalnya saya tak menganggap serius cerita dia. Namun, lama kelamaan Sari bertindak terlalu jauh dan saya harus meluruskan semuanya," ucap lelaki itu. Yang tak lain adalah Roni, kakak kandung Sari. “Mas Roni apa-apaan sih?” sentak Sari. "Fino, kamu percaya sama aku kan? Jangan dengarkan lelaki itu! Dia itu pembohong." Pandangannya kini beralih ke arah Fino. Sari berkata sembari memasang wajah memelas. Membuat Fino semakin muak. "Sudahlah, Sari. Jangan bertingkah seperti anak kecil! Fino sudah bahagia bersama dengan anak dan istrinya. Kamu pun juga pasti akan menemukan kebahagiaan itu n
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

48. Menata Kembali

Anisa sampai di rumahnya menjelang siang hari. Raut lelah terpampang jelas di wajahnya. Namun, ada kelegaan yang tak terurai kata dan senyum bahagia ketika dia berjalan menuju pintu rumahnya. "Alhamdulillah! Akhirnya sampai rumah juga," ucap Anisa. "Masuk dulu, Han. Bapak pasti senang ketemu sama kamu," lanjut Anisa. Handi menganggukkan kepalanya. Dia lantas mengikuti langkah Anisa masuk ke dalam rumah. Sesampainya di dalam, Handi menempatkan dirinya ke atas sofa yang ada di ruang tamu. "Aku buatkan minuman dulu," seru Anisa. "Makasih, Mbak. Kalau ada camilannya boleh juga." Alis Handi bergerak naik turun serta bibirnya menyunggingkan senyuman jahil. Anisa tersenyum mendengar selorohan adik sepupunya itu. Dia lantas berjalan menuju dapur untuk membuatkan minuman serta camilan yang diminta oleh Handi. "Eh sudah pulang, Han?" seru Pak Dullah yang baru saja masuk ke ruang tamu. Handi lantas berdiri dari tempat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

49. Mulai Membuka Hati

Vera tampak berpikir sejenak. Namun, akhirnya dia mau juga menerima tawaran dari Gunawan. "Baiklah. Aku terima tawaran, Mas. Tapi ..." ucapnya ragu. "Tenang saja. Aku akan menemani kamu di sini sampai taksi online-nya datang," jawab Gunawan. Vera mengulas senyum mendengar jawaban Gunawan. Keraguan dan kekhawatirannya tadi seolah terhapus hanya dengan mendengar jawaban yang meyakinkan dirinya. "Untuk motornya ... Aku akan telepon temanku. Biar dia yang bawa ke bengkel. Kebetulan dia punya bengkel di sekitar sini," imbuh Gunawan. "Makasih, Mas. Maaf kalau merepotkan," sahut Vera. "Tidak masalah. Aku senang bisa membantu kamu." Gunawan mengulas senyum saat mengatakan itu. "Oh iya, kita dari tadi belum saling mengenal. Aku, Gunawan. Kalau ..." "Aku, Vera," potong Vera dengan cepat. Senyum menawan tergambar dengan jelas di wajahnya. Menampilkan sepasang lesung pipi yang semakin membuat Gunawan terpesona.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

50. Jatuh Hati

"Cie ... Si Duda lagi PDKT nih ya!" goda Faizal yang tiba-tiba muncul di dekat Gunawan. "Sikat aja, Mas Gun! Daripada nganggur," celetuk Andi. "Pepet terus, Gun. Jangan kasih kendor!" sahut Amri. Gunawan semakin salah tingkah dibuatnya. Sedangkan Vera hanya mampu menyembunyikan wajahnya yang merona merah dengan menundukkan kepalanya. "Kalian apa-apaan sih? Ganggu aja deh!" ucap Gunawan pura-pura marah. "Hhhmm ... Mas duda salting loh. Jangan marah-marah gitu dong, Mas. Kan Dedek Vera jadi atut," sambar Andi. "Apaan sih, Ndi?" "Udah ... Udah! Jangan ganggu mereka berdua! Biarkan mereka menyemai cinta dan kasih sayang di dalam hati masing-masing," sergah Amri. "Enggak apa-apa kali, Gun. Kamu kan single. Vera juga single. Jadi, nggak akan ada yang keberatan kalau kalian dekat," ucap Faizal akhirnya. Gunawan tersipu malu mendengar ucapan Faizal. Ribuan kembang bermekaran ketika mendengar ucapan rekan ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status