Home / Romansa / Dendam Bos Arogan Berujung Akad / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Dendam Bos Arogan Berujung Akad: Chapter 61 - Chapter 70

80 Chapters

Bab 61 - Pegang Tangan hingga Hapus Air Mata

Bara begitu emosi. Matanya merah, tangannya masih mengepal. Dia menghubungi seseorang saat diusir satpam menuju ke luar lobi. Dengan berada di luar ruangan, Bara kesal saat di telepon. "Iya pak?" tanya seseorang. "Kamu sebagai manajer HRD, sudah pasti kan kalau Riri mau resign?" tegas Bara. "Sudah pak, ada apa ya pak?" tanya HRD. "Tak usah dipanggil lagi ke kantor. Saya sudah tak mau melihat wajahnya di kantor! Tolong kamu minta dia untuk berbenah. Dan Selasa nanti saya masuk ke kantor, jangan ada lagi dia di sana," tegas Bara."Lho seharusnya kan masih 2 minggu lagi pak? Karena kita juga masih belum ketemu orang pengganti," kata HRD. "Gak perlu! Saya ada masalah sedikit sama dia. Intinya, nanti semua pekerjaannya akan dicover oleh Santi," kata Bara. "Baik pak," kata sang HRD. Bara lantas menuju ke mobilnya dan menghela nafas panjang. Ia melihat jam tangannya, waktu masih menunjukkan pukul 8 malam. Bara tancap gas, dan kini berjalan tanpa arah sambil geleng-geleng kepala tak ta
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more

Bab 61 - Misteri Kebaya Pernikahan

Drrrt Drrrt!"Terserah kamu lah! Kalau memang itu sudah keputusan kamu, dan mau kita pisah, ya udah!" balas Nick menjawab pesan yang dikirim oleh Angel. Angel semakin tersayat-sayat. Namun dia tetap ingat perkataan Bara tadi. "Buat apa aku mempertahankan rumah tangga dengan suami yang sudah tidak menginginkanku," ucap Angel membalas pesan sang suami. "Seandainya kamu lebih bisa pengertian! Dan seandainya orangtua kamu tidak seperti itu! Seandainya kamu lebih banyak waktu untuk aku," balas Nick sekali lagi. "Mas, apapun alasannya, kalau kamu mencintaiku, kamu tidak akan melepaskanmu. Aku tahu, ini hanya dalih karena kamu sudah memiliki yang lain selain aku. Selamat mas! Kamu sukses menyakiti aku. Kita ketemu di pengadilan," balas Angel dengan tangan gemetar dengan memberanikan diri. Angel masuk ke kamar mandi dan mengguyur rambutnya di bawah shower. Begitu sesal dan sedihnya hatinya saat ini. Sambil menangis dan telanjang, Angel berteriak di bawah percikan air. Namun semuanya sud
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

BAB 62 - Jadi Siapa Suami Siri Kamu?

Angel semakin meyakini dirinya sendiri kalau ternyata dia hampir tahu pasti siapa sang wanita itu. Angel meratapi foto Riri di media sosialnya, dengan gaun putih yang begitu cantik. Hati Angel mungkin sudah mengatakan iya, tetapi dia tidak bisa untuk mengelak atau menghindar dari fakta. Angel enggan mengakuinya. "Bu, jadi gimana? Kita tetap ke klinik sekarang ya," tanya sang sopir karena mereka berhenti sejenak di pinggir jalan atas permintaan Angel. "Sebentar ya pak, saya butuh napas dulu," ucap Angel seraya mengambil tisu. Drrrt! Drrrt!"Ini tiketnya ke Singapura jam 5 sore ini ya bu. First class," kata Santi, pengacara Bara. Angel lantas menelepon seseorang. Sambil menatap jendela, Angel menunggu seseorang berseru di sebelah sana, Dengan napas yang tertahan karena emosi, Angel menyimak. "Halo, ada apa Ngel? Tumben kamu telepon aku lebih dulu," kata seorang pria di ujung sana. "Mas Bara. Kamu sudah tiba di Singapura?" tanya Angel. "Iya sudah. Baru saja tadi pagi. Ini sedang
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

Bab 63 - Memukul Dadamu, Aku Lemah

Angel dan Riri saling tatap. Ini adalah momen paling krusial di antara mereka berdua. Angel menantikan jawaban yang paling tulus dari Riri. "Ah enggak Bu. Ya memang benar saya itu sudah menikah, Bu. Tapi baru menikah siri, makanya saya gak gembar-gembor. Dan memang benar, saya sedang hamil," kata Riri dengan mata berkaca-kaca akhirnya mengaku di depan toilet. "Jadi benar, kamu sudah menikah? Di Batam? Atau di Yogyakarta?" tegas Angel menegaskan. "Ah ... di luar kota Bu. Maaf saya gak kasih tahu ibu," ucap Riri mencoba menghindar. "Gak kasih tahu, atau memang kamu menikah dengan NICK? Kamu menikah dengan SUAMIKU ya?! Hah?" tanya Angel. UWEEKK! UWEEEK!"Maaf Bu, saya sedang mual-mualnya! Saya harus pulang. Nanti kita bicara di rumah saya aja ya, permisi. Sampai ketemu lagi. Terima kasih atas semua kebaikan ibu," kata Riri kabur dengan cepat meninggalkan Angel. "HEH! TUNGGU! Riri!"Angel menoleh dan berjalan cepat menuju ke luar lobi. Namun Riri berlari lebih cepat daripada Angel.
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

Bab 64 - Jangankan Calon, Pacar Aja Gak Punya

Bara mengantarkan Angel hingga apartemen orangtuanya di Singapura. Perjalanan penuh air mata itu membuat Angel begitu lelah tak bertenaga lagi. "Bener, kamu ga mau makan, Ngel? Ini sudah lewat jam makan malam, tapi hanya beli kopi aja," kata Bara saat di mobil sebelum Angel turun. Angel menunduk dan mengangguk dengan mata bengkak. Yang awalnya menangis parah, kini sudah habis air matanya. "Mana mungkin aku selera makan, mas. Cobalah kamu jadi aku," ujar Angel menunduk. "I feel you Angel. Aku juga pernah di posisi kamu, bahkan saat kami sudah sebar undangan," kata Bara curhat. "Oh ya? Tapi benar dia selingkuh?" tanya Angel. "Jujur, aku tidak melihat langsung. Hanya bukti-bukti memang sudah mengarah. Tapi aku tidak mau untuk langsung menuding. Hingga akhirnya, dia bilang gak cinta aku lagi. Ya sudah," kata Bara merenung. "Siapa namanya? Cantik ya?" ujar Angel. "Ya cantik itu kan relatif ya," kata Bara. "Hemm," sahut Angel. "Ya sudah, ayo aku antar turun," k
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

Bab 65 - Apa Kamu Bisa Membuka Hati?

Angel menelepon Bara sekali lagi saat terbangun di pagi hari. Dia memastikan ajakan sang ibunda diterima oleh Bara."Memangnya kamu sudah sehat?" tanya Bara pada Angel."Ya aku kan gak sakit," kata Angel murung."Iya maksudku, kondisimu sudah membaik? Mau aku bawakan apa misalnya?" ucap Bara tiba-tiba agak tertawa kecil di ujung telepon."Ah gak usah mas. Gak usah repot. Aku hanya mau memastikan kalau kamu memenuhi undangan Papa Mama. Nanti malam mereka ngajak makan malam," kata Angel."Iya oke. Aku datang," ujar Bara menegaskan."Iya mas. Terima kasih ya," ungkap Angel lirih."Angel ..." kata Bara."Iya mas?" sahut Angel."Jadi rencanamu selanjutnya apa? Bagaimana? Maksudku, apa kamu benar serius akan berpisah dengan suamimu?" tanya Bara dengan nada penasaran."Ahhh iya. Kalau soal itu sebetulnya sedang proses. Aku hanya sedang menunggu kebenaran yang terucap dari mulut suamiku. Aku ingin mendengar pengakuannya. Itu saja yang aku tunggu," kata Angel."Kamu tahu apartemennya?" tanya B
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Bab 66 - Dia Mau Menunggu Jandamu?

Bara dan Angel selesai makan malam di apartemen ayahnya Angel. Sulit bagi Angel untuk tersenyum karena pernikahan mereka di ujung tanduk. Terlihat Bara dan ayahnya Angel masih bicara bersama beberapa rekan bisnis dan kolega. Angel memisahkan diri, lalu menerima telepon yang berdering. Bara menoleh dan melihat Angel ke arah sisi lain. Dari balik dinding, Bara mendengar Angel bicara. "Jadi, sudah masuk gugatannya? Sudah didaftarkan ya Wid? Aku dan Mas Nick segera sidang ya," kata Angel lirih. Widuri di ujung telepon menyemangati Angel yang masih saja bersedih. Bagi Angel, hal itu begitu membuat dadanya sesak. Dia mencoba untuk mempertahankan rumah tangganya selama ini, namun sia-sia. "Aku hanya mau kejujuran. No, aku gak perlu melabrak Riri atau Mas Nick. Gak akan ada peristiwa jambak menjambak. Aku hanya cukup tahu bahwa mereka memang mengkhianati aku dari belakang. Tapi aku hanya ingin kejujuran dari mulut mas Nick," ucap Angel. Angel dan Widuri membahas bagaimana mereka akan di
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Bab 67 - Iya, Pria yang Sudah Dikhianati

Angel dan Bara sama-sama berada di lorong rumah sakit. Wajah Bara agak tegang, namun di sisi lain dia tetap mengawal ayah dan ibunya Angel yang berjalan di belakang mereka. Angel membawa makanan di dalam plastik, ibunya membawa buket bunga. "Jadi, masih di ruang ICU ya?" tanya ibunya Angel. "Oh enggak kok tante, sudah di ruang perawatan," kata Bara. "Atau begini, saya punya kenalan dokter di China lho. Barangkali kamu tertarik bawa ayahmu ke sana," kata ibunya Angel sambil berjalan di lorong. Bara dan Angel saling tatap saat berjalan lalu Bara menunduk lagi. Dia hanya tersenyum kecil menjawab pertanyaan sang ibunda. "Tuntaskan dulu saja yang di sini tante," kata Bara. "Sebab, di China itu juga kadang campuran tradisional, TCM namanya. Di sana pasti sudah hebat hebat menangani stroke. Mungkin kamu bisa membawanya ke sana," kata ibunya Angel. "Iya tante, terima kasih sarannya," kata Bara. "Siapa nama ayahmu, Bara?" tanya ayahnya Angel, Tanuwijaya, dari belakang. DEG!Sang CEO l
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Bab 69 - Tega! Maafkan Aku Ya

Bara berjalan di lorong menuju lift. Angel yang penasaran ikut mengejar sang atasan dari arah belakang. Sayangnya, Bara terlanjur masuk lift.Ayah dan ibunda Angel sudah pulang lebih dulu. Angel semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Apalagi Bara pergi meninggalkan ruangan itu. TING!"Aduhhh buruan dong!" tutur Angel memencet tombol lift.TING Tak lama kemudian, Angel masuk ke dalam lift dan turun ke lobi. Begitu turun dan tiba di lobi, Angel clingak-clinguk melihat Bara ada di mana. Bara terlihat sedang menunggu mobil dan dijemput oleh sang sopir. Terlihat Bara bercakap-cakap dengan sang sopir di pintu mobil bersiap untuk masuk. "MAS BARA!"Angel mengejar ke arah Bara dan semakin mendekat. Bara menoleh lalu menatap Angel dengan dingin."Mas Bara," kata Angel begitu saling tatap."Iya Ngel," sahut Bara dingin."Mas ... sebenarnya ada apa? Kenapa ayahku pulang begitu melihat ayahmu? Ada apa mas? Ternyata memang sudah saling mengenal ya," kata Angel terengah-engah penasaran
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Bab 70 - Dendam Bos Arogan Itu Kamu

Angel menatap Bara dengan mata berkaca-kaca. Mereka saling diam dan hening usai membicarakan ayah masing-masing. "Makanya, aku sebetulnya sudah lama ingin mengatakan ini. Tapi aku tidak sanggup. Coba posisinya dibalik, jika ayahmu yang ada di posisi ayahku. Apakah mau?" tukas Bara. "Mas, sungguh aku tidak tahu. Mungkin ayahku juga tidak tahu," sahut Angel. "Tak mungkin tak tahu. Pasti tahu. Dia tadi bilang kalau dia tahu ayahku sempat sakit. Tapi mungkin dia tak peduli. Ayahmu sudah merasa puas setelah mendapatkan apa yang diinginkan. Bahkan sampai ekspansi perusahaan ke Singapura. Bayangkan, untung saja ada perusahaan keluarga Mama yang akhirnya kami kembangkan. Jika tidak, kami mungkin sudah bangkrut entah bagaimana," kata Bara dengan mata yang merah. "Jadi ... " tutur Angel menggantung. Bara menatap Angel dengan hening. Angel menggeleng kecil dan tidak menyangka. "Apakah kamu dendam juga sama aku mas?" tanya Angel blak-blakan. "Kenapa kamu tanya begitu," ucap Ba
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status