All Chapters of Kissing Partner Sang Tuan Muda: Chapter 41 - Chapter 50

118 Chapters

41 ☆ Balas Dendam!

Kara menoleh, menatap wajah Evelyn sambil terperangah. Kaget, tentu saja. Dia tidak merasa ada dendam dengan dua orang itu, lantas apa yang membuat mereka menyakiti dirinya?"T-tapi ... tapi kenapa?" tanyanya dengan tergagap, "Tidak! Maksud saya, bagaimana mungkin? Saya tidak memiliki masalah apapun dengan mereka, Nyonya. Apa mereka mengincar Tuan Bara?""Ya dan tidak." Jawaban ambigu dari Evelyn berhasil membuat Kara kebingungan."A-apa maksudnya itu, Nyonya?"Mentari bersinar cukup gagah pada saat itu. Suhu yang semula berada di angka 27 derajat, perlahan naik hingga mencapai angka 29 derajat. Sedikit terik memang, tetapi angin yang berhembus semilir, membuat udara di sekitar sedikit sejuk. Kara masih menatap Evelyn. Lengkap dengan raut wajah penasarannya. Di dalam hatinya hanya ada 1 pertanyaan yang tidak bisa ia temukan jawabannya.Kenapa?Benar, satu pertanyaan yang mungkin membutuhkan sebuah penjelasan panjang. Serta masalah baru untuk diulas bersama. Namun Evelyn dengan sikap
Read more

42 ☆ Skakmat!

Melihat raut wajah Kara yang kebingungan, Evelyn pun bertanya dengan nada lembut. "Apa yang kamu pikirkan, Kara?"Gadis berkulit putih itu terperangah sesaat, tidak tahu harus menjawab apa, dan akhirnya hanya diam dengan mulut yang menganga. Hingga sepersekian detik kemudian, kata maaf terucap dari mulutnya."Ma-maaf, Nyonya. Pelayan ini memikirkan banyak hal, hingga tidak ada satupun yang bisa mewakili semuanya," terang Kara yang menunduk, seakan merasa bersalah."Aku tahu ini terdengar konyol, tapi dia tidak akan berhenti mengganggumu dan bahkan bisa menyakitimu lagi."Mendengar ucapan Evelyn, di pikiran Kara langsung terpintas insiden saat ia terkurung."Kejadian waktu itu ... apakah benar Nona Alexa yang melakukannya?" tanyanya memastikan sekali lagi, meski ia sudah melihat rekaman CCTV.Evelyn hanya diam, menatap Kara tanpa berkata apapun. Jelas dia tahu, kenyataan ini jelas membuat Kara terguncang. Terlebih, Kara dan Frans terbilang cukup akrab."Maaf, Nyonya. Bukan tidak percay
Read more

43 ☆ Melatihku?

Langkahnya berhasil membuat salah satu bidak catur milik Xavier tidak dapat melangkah. Usai memastikan putra keduanya tidak dapat melanjutkan permainan, dia bangkit berdiri."Kau kalah, Nak! Ingat taruhan kita," ucap Alfred yang kemudian tersenyum tipis.Xavier menunduk lesu setelah kalah untuk yang ketiga kalinya dari sang ayah. Hingga membuatnya harus menepati taruhan yang telah mereka sepakati."Ash, sial!" keluhnya kesal.Setelah berhasil menang dari sang putra, Alfred berjalan ke arah kamar dengan senyum lebar. Bahkan senyum itu masih terpampang jelas ketika ia berusaha membuka pintu kamar dengan hati-hati.Tentu saja, untuk memastikan sang istri tidak terbangun dan membuatnya harus memijat punggungnya. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Evelyn terlihat sedang duduk sambil membaca sebuah buku.'Love, After Marriage'. Seperti itulah judul yang terpampang jelas di sampul berwarna putih, dengan sepasang burung merpati di sudut bawah."Apa yang membuatmu terbangun, Sayang?" tanya
Read more

44 ☆ Model

Keduanya saling menatap satu sama lain. Heran, tentunya. Dalam hati mereka tentu terbesit banyak pertanyaan tentang ucapan Evelyn. Hal itu bahkan terlihat dengan jelas pada wajah keduanya."A-apa maksud Anda?""Model! Aku ingin dia dikenal banyak orang dalam waktu singkat, karena itu, menjadi model lebih praktis daripada belajar akting." Evelyn mengambil cangkir berisi teh yang baru saja disajikan.Teh di dalam cangkir terlihat cukup pekat, karena takut rasanya juga pekat, Evelyn hanya meneguknya sedikit. Namun siapa sangka, rasanya justru ringan dan otentik. Aromanya wanginya bahkan menyebar ke seluruh penjuru ruang."Model, apa maksud Nyonya?" tanya Kara, terkejut mendengar perkataan Evelyn."Kenapa? Kau tidak mau? Aku pikir, kita telah sepakat kemarin."Sepakat? Benar, mereka telah sepakat. Namun, hal ini tidak pernah disangka oleh Kara. Pikirannya kembali berkecamuk, memikirkan cara balas dendam seperti apa yang direncanakan oleh nyonya besar. Belum lagi, dia tidak mengenal pria
Read more

45 ☆ Apa?

Jam sudah menunjukkan pukul 1 tengah malam. Bara yang masih terjaga, terlihat duduk di sofa dengan setumpuk berkas di atas meja. Entah, sudah berapa jam ia duduk sambil mengerjakan pekerjaan kantor yang sengaja ia bawa.Laptop yang menyala terang di tengah cahaya yang temaram pun, berhasil mengalihkan perhatian Helena. Wanita paruh baya itu berjalan mendekat ke sumber cahaya ketika ingin pergi ke dapur untuk mengambil segelas air."Tuan, Anda belum tidur?" tanyanya, dan langsung dijawab anggukan dari Bara. "Anda ingin segelas kopi? Atau sesuatu yang lain?""Kopi! Tolong buatkan aku secangkir kopi," jawab Bara tanpa menatap Helena dan terus fokus pada dokumen di tangannya.Proyek senilai 1 miliar dollar yang sedang ia kerjakan, rupanya berhasil membuat malamnya tersita selama beberapa waktu. Selain nominalnya yang cukup besar, ternyata proyek ini bisa menjadi jembatan untuk bisa melebarkan sayap di Asia. Namun meski di tengah kesibukan, Bara masih tetap ingin berbicara dengan ibunya.
Read more

46 ☆ Suka Atau Cinta

Bara terperangah. Sorot matanya datar menatap Evelyn. Secara mendadak menjadi ling-ling, tidak tahu harus memberi jawaban apa pada ibunya."Menjadikannya maid mu lagi atau melanjutkan kontrak kalian?" Beberapa hari ini aku terus berpikir, apa yang sebenarnya aku inginkan? Kenapa begitu gigih mencari ibu?Setelah diingat, pada awalnya hanya ingin mencari tahu alasan ibu mengambil Kara dari sisiku. Namun, saat ibu memberiku pertanyaan demikian, entah mengapa aku justru terdiam.Mungkin aku terlalu nyaman, atau terbiasa dengan kehadiran Kara di sisiku. Atau, ada alasan lain yang tidak bisa aku ungkapkan?Suka kah? atau mungkin cinta?Bara duduk termenung di kursi tempat ia bekerja. Sorot matanya lurus ke depan, memandang langit biru dari balik jendela kaca. Namun percayalah, tatapannya sudah kosong sejak beberapa menit yang lalu."Beri aku jawaban, jika ingin menemuinya."Perkataan yang keluar dari mulut Evelyn pada malam itu, kembali mendengung memenuhi isi kepalanya. Padahal dia tidak
Read more

47 ☆ Pearl

"Paman!"Suara Bara meninggi, saat mendengar Carlos menebak perasaannya dengan asal. Rasa hati ingin mengelak, tetapi hal itu juga yang ingin dia ketahui. Carlos langsung tertawa kecil melihat Veyksi Bara yang lebih mirip seperti ibunya."Kenapa, apa paman salah?" goda Carlos."Tidak! Bukan! Ah, maksudku ...."Melihat Bara bingung menjawab pertanyaannya, Carlos lagi-lagi menaikkan dua sudut bibirnya. Dia tersenyum, menyadari anak laki-laki yang ada di hadapannya itu telah tumbuh besar menjadi pria dewasa.Mereka sudah tumbuh dewasa, bahkan sudah bisa merasakan cinta. Cih, anak muda."Baik, lupakan itu. Mari kita lanjutkan lagi!" jelas Bara yang tak mau menjelaskan lebih panjang pada Carlos.Pria paruh baya yang masih setia menjadi kaki tangan Alfred itu lantas mengangguk. Menyetujui permintaan Bara dan menghentikannya sikap jahilnya. Meski, dia masih belum lega untuk mengorek perasaan Bara."Bagaimana ibu dan ayah saling mengenal? Maksudku 'jatuh cinta', lanjut Bara masih penasaran."
Read more

48 ☆ Segeralah Menikah!

Pearl. Salah satu restoran bintang 5 yang cukup terkenal di negara itu. Selain kualitas makanan dan juga tempat, mereka juga memiliki pelayanan yang sangat memuaskan menurut pelanggan. Katanya, bahan-bahan yang masuk adalah bahan yang berkualitas. Bahkan tersiar kabar jika restoran ini memiliki perkebunan sendiri untuk menjaga kualitas.Selain bahan, koki, pramusaji, serta staff yang lain juga sangat profesional dibidangnya. Tidak heran, Evelyn langsung terkejut ketika tahu bahwa Kara pernah bekerja disana."Bagaimana dia bisa....?" tanya Evelyn penasaran."Kunjungan dari mentri luar negri, apa Anda ingat? Saat itu Pearl kekurangan orang, karena itu mereka mencari pegawai lepas untuk melayani pelanggan biasa. Sedangkan pramusaji mereka melayani beberapa petinggi yang mampir."Evelyn mengangguk kecil mendengar penjelasan dari Lee. Sembari memahami bagian yang Helena lewatkan ketika melapor tentang Kara padanya."Beruntungnya lagi, mereka menyukai pekerjaannya. Menurut ceritanya, hampi
Read more

49 ☆ Cemburu

Musim telah berganti tanpa disadari. Tidak terasa, musim telah memasuki puncak musim panas di pertengahan tahun. Berada di suhu 27 derajat, membuat semua orang melepaskan mantel mereka dan mulai mengenakan pakaian ringan.Tidak hanya itu, sebagian besar dari mereka pun sengaja mengambil cuti panjang untuk sekedar menikmati liburan.. Sama seperti Alexa, yang tiba-tiba merengek di kantor Bara, ingin mengajak pria sibuk itu berlibur.Seakan tidak mengenal rasa takut meski sudah membuat salah satu maid Bara dalam bahaya. Alexa yang beberapa kali tidak bisa menemui kekasihnya lantaran perintah dari Bara sendiri, akhirnya berhasil menerobos masuk."Sayang, ayolah! Beberapa hari ini cuaca sedang bagus. Bagaimana jika kita pergi ke pantai? Cuaca cerah, angin semilir, deburan ombak. Pasti sangat menyenangkan." Alexa mencoba membujuk Bara agar mau pergi berlibur bersamanya. "Ayolah, Sayang. Aku tidak pernah menikmati libur bersamamu. Pergi satu atau dua hari tidak masalah bukan?," rengek Alexa d
Read more

50 ☆ Kau Merindukanku?

Ansel yang sejak tadi duduk, perlahan bangkit berdiri. Tanpa menunggu jawaban dari Bara, ia menarik tangan sahabatnya dan membawanya keluar."Kau mau membawaku kemana? Hei! Ansel!"Ansel hanya diam, tidak memberi Bara jawaban. Bahkan bibirnya tetap menutup sambil terus menarik tangan sahabatnya itu, pergi menuju mobil sedan hitam yang terparkir rapi di samping rumah. Sampai dua pria itumemasuki mobil, barulah ia membuka mulutnya. "Kenapa kau terus bertanya? Sudah ku bilang, aku akan mengobatimu!"Seperti itulah kalimat yang keluar dari mulut Ansel. Seolah tidak peduli dengan rasa penasaran Bara, Ansel langsung mengemudikan mobilnya pergi sejauh 10 kilometer menuju ke Levent.Setidaknya butuh waktu setengah jam bagi sedan hitam itu melaju di jalanan kota yang terbilang lengang. Hingga sampai ke sebuah gedung dua lantai tak jauh dari gedung LE Entertainment."Untuk apa kau membawaku kemari?" tanya Bara penasaran.Ansel hanya melebarkan dua sudut bibirnya lalu turun meninggalkan sahabat
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status