Home / Rumah Tangga / Rahasia Suami Pelitku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Rahasia Suami Pelitku: Chapter 41 - Chapter 50

61 Chapters

Bab 41 Kembalinya Mawar

Rendy nampak tidak yakin dengan apa yang baru saja dipinta oleh Mawar dan memastikan bahwa yang diminta wanita itu tidak main-main."Kamu serius, Dek?" Entah sudah kesekian kalinya pertanyaan itu diulang oleh Rendy membuat Mawar merasa jengah."Iya, Bang! Aku serius," jawab Mawar seraya menatap lekat wajah Rendy."Baiklah," jawab Rendy mengalah. Kemudian ia memerintahkan sang mandor untuk mengajak Mawar berkeliling area kontruksi yang sudah berjalan setengah.Mawar meminta untuk diberikan izin menjadi tangan kanan Rendy untuk memantau proyek tersebut.Tentu saja apa yang diminta oleh Mawar sedikit membuat Rendy merasa keberatan. Sebab, pekerjaan lelaki itu akan semakin ekstra nantinya jika Mawar sampai kecapekan.Sedangkan Mawar yang kini tengah menikmati pemandangan bangunan yang sudah setengah jalan itu pun merasa puas."Apa mungkin dalam beberapa bulan kedepan hotel ini sudah siap untuk digunakan, Pak?" Tanya Mawar kepada sang mandor tanpa mengalihkan perhatiannya."Menurut jadwal
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 42 Mulai terbongkar

Mawar kini menjadi uring-uringan, karena tidak mendapatkan izin untuk melakukan apa yang ia sukai.Perasaan Mawar menjadi sepi, ia melamun seraya teringat kepada Bambang. Dulu, ketika ia ditimpa banyak sekali beban pikiran. Lelaki itu akan membuatnya tertawa.Namun, kenangan itu hanya tinggal kisah yang seolah tidak ingin ia ceritakan kepada siapapun."War, apa boleh Bunda masuk?"Terdengar suara dari luar pintu membuat Mawar dengan langkah gontai menuju pintu dan memutar kenopinya.Setelah pintu terbuka, ia bisa melihat wajah sang bunda yang tersenyum menatapnya."Bunda masuk, ya?" Izin Arumi yang mendapatkan anggukan dari Mawar.Kini keduanya duduk ditepi ranjang, saling berhadap-hadapan."Bagaimana keadaanmu, sekarang? Sudah agak mendingan?" tanya Arumi penuh perhatian seraya menyisipkan anak rambut dibalik telinga Mawar. Cinta seroang ibu sepanjang jalan, tidak pernah memudar atau terkekang oleh waktu. Bahkan sekalipun seorang ibu telah tiada, doanya masih menyertai sang anak.Be
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 43 Cinta Itu Aneh.

Mawar yang kini sudah berada di kontruksi dibuat tidak fokus setelah kejadian perdebatan antara anak dan bapak tadi.Ia masih bingung, apakah harus menyelidiki sendiri apa yang telah terjadi kepada Bambang dan Melati. Atau, membiarkan semuanya sebagai sesuatu yang tidak perlu untuk ia ketahui."Hati-hati, Bu!" teriak sang Mandor membuat Mawar tersentak dan kemudian menatap mandor yang berlari ke arahnya."Ada apa, Pak?" tanya Mawar ketika lelaki itu sudah berdiri dihadapannya."Mohon, maaf, Bu. Bisakah Anda untuk tidak terlalu dekat dengan pekerja yang sedang mengangkut material? Saya takut, Anda tertimpa material yang mereka bawa," jelas sang mandor dengan raut wajah pucat dan nafas yang ngos-ngosan.Mawar menatap keadaan disekitarnya, kemudian berjalan menuju pojok. Ia sadar akan kelalaiannya, mungkin saja akan membuatnya terluka atau orang lain ikut terluka.Sang mandor masih setia berada didekat Mawar, walaupun ia meras risih. Akan tetapi, ia coba biarkan dan kembali fokus pada
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 44 Takut Kehilangan.

Setelah semua pekerjaannya selesai, ditambah hari semakin sore membuat Mawar pun bersiap-siap untuk pulang.Namun, ketika ia hendak masuk ke mobil. Tanpa sengaja Mawar melihat lelaki paruh baya yang sebelumnya sempat berbincang dengannya membuat ia menyeru lelaki tersebut dan meminta lelaki itu untuk ikut bersamanya. "Mohon maaf, Bu. Saya takut jika nanti dilihat oleh Pak Mandor, bisa-bisa saya dipecat," cicit lelaki itu ketakutan seraya menatap sekitarnya. Takut-takut ada yang melihat dirinya tengah bersama dengan Mawar.Tentu saja Mawar tidak akan menyerah dan mengancam lelaki paruh baya itu, walaupun hanya sekedar mengancam. Sebab ia tidak akan pernah tega."Jika Bapak tidak mau ikut dengan saya? Maka, mulai besok? Bapak tidak udah pergi bekerja."Raut wajah lelaki paruh baya itu nampak tegang, seketika menjadi penurut membuat Mawar merasa senang dan mereka pun masuk ke mobil.Sesekali Mawar menatap lelaki yang sudah berumur itu, telintas di dalam benaknya. Betapa berat kehidupan
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 45 Bertemu Mertua

Keadaan Mawar menjadi drop seketika, tentu saja semua orang menjadi khawatir. Bahkan Rendy tidak mau beranjak dari tempat tidur Mawar sama sekali."Kamu kenapa, sih, Dek? Kalau diberi tahu, ngeyel!" Kata Rendy membuat Mawar memutar bola matanya malas.Mawar malas akan sikap posesif Rendy dan kedua orang tuanya, padahal ia hanya ingin hidup seperti dulu. Bebas memilih dan menentukan jalan hidupnya sendiri, bukan sepeti sekarang yang selalu disetir oleh ketiga orang yang begitu menyayanginya dengan cara mengekang hidup Mawar. "Ren, apa kamu tidak berangkat bekerja?" tanya Arumi yang baru saja masuk dengan sebuah nampan di tangannya.Rendy seakan paham akan ucapan Arumi, kemudian beralasan. Jika tidak ingin meninggalkan Mawar yang tengah sakit, padahal Mawar merasa senang. Seandainya Rendy pergi."Abang seharusnya giat bekerja, bukannya jadi pengangguran seperti sekarang," ejek Mawar membuat Rendy memasang raut wajah garang.Tidak berapa lama kemudian Arman masuk dan mengajak Rendy ke
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 46 Ingin Kembali.

"Apa yang sebenarnya terjadi kepada Ibu?" batin Mawar bertanya-tanya.Cukup lama sang ibu mertuanya menangis dan kemudian menguasai diri, barulah Mawar yang sudah penasaran akan kedatangan wanita itu yang tidak seperti biasanya pun mulai mengajak sang ibu berbincang."Ibu sehat?" Tanya Mawar seraya mengusap air mata yang sempat membasahi wajah wanita itu.Dendam yang dulu ia miliki kepada wanita yang kini duduk disampingnya itu seolah menguap begitu saja.Entah mengapa, setelah mereka tidak bertemu beberapa waktu membuat Mawar menyadari bahwa hidupnya terasa hampa.Seolah di dalam dadanya ada rongga yang kehilangan sesuatu untuk mengisi, sangat berbeda dengan di saat ia bersama keluarga Bambang."Ibu sehat, War, Katanya kamu sakit, ya? Apa Ibu menganggu waktu istirahatmu?" Tanya Herlina dengan takut-takut.Mawar menggeleng pelan seraya menatap wajah kedua orang tuanya yang tersenyum membalas tatapannya, seolah memberikan izin untuk Mawar berbicara dengan sang mertua."Ibu Her pasti h
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 47 Mencoba Berdamai.

"Mas, jika bersamamu aku hanya terluka? Maka, aku memilih untuk tetap berdiri di sini seraya menatapmu bahagia dengan yang lain," kata Mawar seraya menatap foto pernikahan dirinya dan Bambang.Entah mengapa rasanya begitu sakit, ketika ibu mertuanya mengakui semua yang telah dilakukan wanita itu.Ternyata bukan hanya menjadi mertua yang zalim, Herlina telah dengan tega menghadirkan orang ketika di dalam hubungan mereka."War, Bunda masuk, ya," kata Arumi seraya memunculkan kepalanya dari balik pintu membuat Mawar dengan cepat menghapus jejak air mata yang sempat terjatuh.Arumi berjalan perlahan menghampiri Mawar yang tengah duduk di atas tempat tidurnya."Tidak papa, menagis lah. Jika itu bisa membuatmu merasa tenang," kata Armui membuat Mawar langsung memeluk tubuhnya."Terimakasi, Bun. Bunda selalu berusaha mengerti aku," kata Mawar.Tidak ada tempat yang paling nyaman selain pelukan sang ibu, cintanya tanpa syarat dan terbatas.Mawar sangat bersyukur, sebab wanita itu masih bisa b
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 48 Tragedi.

"Kalau begitu, saya antar Bapak pulang, ya," kata sang mandor membuat Mawar terpaku."Baik," cicit Irwan patuh.Melihat kejadian tersebut membuat Mawar semakin curiga, jika ada sesuatu yang tidak beres tengah terjadi."Kami permisi, Bu Mawar. Silahkan lanjutkan pekerjaannya," kata sang mandor yang bergegas berlalu seraya mendorong tubuh Irwan menjauh.Mawar bukan orang yang b0d0h dan bisa ditipu, ia begitu saja. Namun, untuk saat ini ia memilih diam dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.Tidak ingin berlama-lama, Mawar pun bergegas kembali ke dalam ruangannya dan mengerjakan pekerjaan yang sempat tertunda.Mawar membuat laporan keuangan dan menghitung selisih antara pengeluaran serta masuknya bahan bagunan di tempat kontruksi. Semua ini ia lakukan demi membongkar sebuah tidak kecurangan yang terjadi .Bukan ingin mencari perkara dengan orang lain, akan tetapi bagi Mawar yang namanya kebenaran harus ditegakkan."Ternyata, kalian sudah lama bermain kotor?' gumam Mawar pelan ser
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 49 Kemarahan Rendy.

"Ini semua gara-gara kamu!" Tuduh Rendy seraya menunjuk wajah Bambang dengan bengis. Rendy sangat membenci Bambang, terlebih ia tadi sempat melihat Bambang memeluk Mawar. Tentu saja hal itu membuat ia merasa begitu marah.Riuhnya suasana di tempat itu membuat Rendy menarik tangan Mawar menjauh, suara rengekan dan kesakitan dari Mawar tidak ia indahkan sama sekali."Masuk!" Perintah Rendy yang tidak ingin di bantah, kemudian ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.Ia benar-benar marah dengan keadaan yang seolah tidak pernah mau memihak kepadanya, kenapa dalam keadaan seperti ini? Mawar dan Bambang bisa bertemu?Rendy tidak ingin sampai kehilangan Mawar lagi, cukup sekali ia telah didahului Bambang. Tidak ada yang kedua atau seterusnya.Padahal, dirinya lebih mapan dari Bambang dan juga berpendidikan tinggi. Entah mengapa Mawar seolah lebih tertarik kepada Bambang ketimbang dirinya."Bang! Pelan-pelan!" Seru Mawar yang duduk disampingnya, terlihat dengan begitu jelas. Jika w
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 50 Perasaan Rendy

Semakin Rendy berusaha menjatuhkan Bambang di mata Arumi, hanya membuat dirinya nampak begitu buruk.Arumi bukanlah orang yang mudah untuk dihasut apalagi menerima berita hoax, hal itu membuat Rendy semakin tidak berkutik."Kamu sudah tahu, bukan? Jika kemarin Bunda sudah peringatan! Untuk jangan menemui Mawar, sebab dia masih nampak begitu syok," jelas Arumi membuat Rendy hanya mampu merunduk takut.Aura Arumi benar-benar mendominasi, membuat Rendy merasa seperti tengah dihadapkan dengan sebuah pengadilan.Ingin menyerukan ketidak sukanya atas apa yang tengah terjadi, akan tetapi ia merasa tidak mampu dan berdaya."Iya, Bun. Saya masih ingat," sahut Rendy dengan suara pelan.Hingga detak jantungnya terasa di pompa dengan begitu cepat, ketika ia kembali menerima pertanyaan dari wanita yang tengah duduk dihadapannya itu."Bukankah kemarin kamu bilang? Ada urusan dan akan melakukan beberapa pekerjaan lain? Tapi, kenapa kamu bisa bertemu dengan Mawar dan Bambang?""Itu," Rendy berusaha m
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status