“Kau bisa membatalkan reservasinya, kenapa kau harus bingung?” tanya Luca. “Aku tidak bisa membatalkannya begitu saja. Meski masih merasa tidak enak badan, kita akan tetap makan malam di sana. Apa kau lupa, jika besok kita harus pergi Beijing?” Damian menatap Luca. “Tentu saja aku ingat. Aku lebih ingat jadwalmu dari pada kau sendiri,” balas Luca. “Kita akan menetap beberapa hari di Beijing. Dan rasanya, jika aku pergi begitu saja... Ah, bagaimana menjelaskannya?” Damian memegang keningnya, satu tangannya bertumpu pada pinggangnya. Luca melebarkan matanya dan terkekeh pelan. Dia mengerti kenapa Damian bersikeras untuk tetap datang ke restoran itu. Pria itu bahkan sampai mau memaksakan dirinya seperti itu demi seorang gadis. Biasanya, dia tidak akan repot-repot mengurus hal seperti ini. Saat keduanya masih berada di ruangan Damian dan Damian juga harus mengecek beberapa hal karena seharian ini dia tidak aktif bekerja. Ada beberapa dok
Last Updated : 2024-01-17 Read more