Home / Romansa / Istri Kedua Tuan Elvan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Kedua Tuan Elvan: Chapter 71 - Chapter 80

84 Chapters

Nama yang Terucap

"A-aku hanya sekedar bertanya. Maafkan aku," sahut wanita yang saat ini berdiri di hadapan Dewa. Kepala wanita itu, menunduk ke bawah, tak sanggup melihat kilatan amarah di mata suaminya."Ingat Luna, aku sudah menolong dan menutup aibmu. Jadi, kau tidak berhak untuk mencampuri urusanku, bahkan hanya sekedar bertanya, kau juga tidak berhak sama sekali. Kau cukup berpura-pura menjadi istriku, dan merawat anak itu. Apa kau mengerti?"Luna menganggukkan kepala, lalu menjawab, "Ya." Dengan suara yang begitu lirih, hampir tidak terdengar sama sekali. Dia menyesali kebodohannya di malam ini yang menunggu Dewa pulang, bahkan sampai menanyakan hal yang seharusnya tabu dalam hubungan mereka. Padahal, seharusnya dia sadar diri bagaimana posisinya di mata suaminya tersebut. Memang pernikahan mereka hanyalah sebatas pernikahan kontrak. Namun, sayangnya Luna selalu berharap jika suatu saat nanti, Dewa akan mencintainya. Meskipun, dia pun tahu, berharap Dewa jatuh cinta padanya sungguh mustahil, k
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Episode Berikutnya

Sebuah mobil sedan mewah berhenti di depan gedung perusahaan yang ada di pusat kota Sydney. Pintu sebelah kanan mobil itu pun terbuka, kemudian seorang laki-laki berparas tampan yang usianya sudah memasuki kepala empat, keluar. Lalu, memutari mobil dan membuka pintu mobil sebelah sebelah kiri.Setelah itu, seorang wanita cantik keluar dari mobil tersebut. Keduanya, kini bergandengan tangan masuk ke dalam gedung. Sepanjang memasuki gedung tersebut, beberapa orang karyawan yang melihat keduanya tampak menatap mereka dengan tatapan penuh tanda tanya.Sayup-sayup juga mulai terdengar bisik-bisik dari beberapa orang karyawan tersebut. Celotehan mereka sebenarnya didengar oleh pasangan suami istri yang merupakan pemilik perusahaan itu. Namun, keduanya tetap melangkah dengan tenang, tak menghiraukan semua itu, dan justru tersenyum ramah pada beberapa orang karyawan yang menyapanya.Tanpa mereka tahu, di balik salah satu tembok gedung tersebut, tampak seorang laki-laki sedang tersenyum simpul
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Setelah Lima Tahun

Ciuman Elvan terasa begitu mendesak bersama lumatan kuat, ada sebuah rasa rindu yang ingin dia sampaikan melalui sentuhannya pada Neya. Awalnya Neya tak membalas ciuman itu karena di sadar. Saat ini mereka sedang di kantor. Neya hanya diam, tapi ada air mata yang mengalir dari kedua sudut matanya, dia pun merasakan kerinduan yang sama, seperti Elvan. Lima tahun keduanya terbelenggu dalam cinta dan benci yang begitu dalam.Elvan terus memagut bibir Neya, hingga membuat wanita itu terengah. Akhirnya, kedua bibir Neya pun terbuka dan Elvan kembali melumat belahan bibirnya secara bergantian atas dan bawah. Tangan pria itu bergerak ke di depan kemeja Neya, lalu melepas satu per satu tautan kancing itu.Neya yang kian hanyut, dan tak mampu lagi membendung perasaannya, akhirnya perlahan membalas ciuman Elvan. Pada akhirnya, Neya pun pasrah, mengikuti kemauan Elvan, dan lebih mengikuti keinginan hatinya dengan pertimbangan jika saat ini mereka sedang ada di kantor.Pupus sudah logikanya yang
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more

Jadi Gelandangan

Aileen terus-menerus berlari sambil sesekali menengok ke arah belakang. Dia tidak ingin anak buah Elvan mengejarnya. Dia tidak ingin pulang ke Indonesia, dan diceraikan oleh Elvan. Aileen ingin bebas, meskipun dia tak tahu harus ke mana.Setelah dirasa cukup aman, langkah wanita itu pun terhenti. Dia melihat ke arah sekeliling, dan rupanya tempat tersebut sudah cukup jauh dari hotel, tempat dia tinggal.Aileen juga merasa tempat itu cukup aman karena jaraknya lumayan jauh dari mansion keluarga Elvan. Wanita itu menghela napas lega, lalu mendudukkan tubuh lelahnya di atas trotoar. Terus-menerus berlari membuat betisnya terasa begitu pegal."Sepertinya di sini aman, aku istirahat di sini saja!"Wanita itu melihat ke sekeliling, tiba-tiba Aileen baru menyadari jika saat ini dia benar-benar tidak memiliki tujuan. Di saat seperti ini, rasanya tidak ada yang bisa dia percaya. Bahkan, mungkin hanya ada satu nama yaitu Dewa, tapi bersamaan itu pula, sialnya Aileen baru menyadari jika dia tida
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Pindah

Luna memelintir cincin yang melingkar di jari manisnya. Dia masih mengingat bagaimana Dewa menyematkan cincin itu saat mereka menikah dulu. Pernikahan kontrak yang mereka jalani, tapi sialnya telah menumbuhkan rasa yang dalam bagi dirinya. Namun, tidak bagi Dewa.Ketika awal pernikahan mereka, sikap Dewa begitu lembut dan perhatian pada dia, dan putranya, Denis. Sikap perhatian Dewa, akhirnya meninggalkan jejak yang mendalam di relung hati terdalam Luna. Namun, semuanya berubah satu tahun terakhir ini, dan Luna tak tahu mengapa.Dalam benaknya, mungkin saja Dewa sudah tahu jika dirinya mencintai laki-laki itu, tapi Luna tak peduli. Dia hanya ingin mencintai, tanpa ingin mendapatkan balasan. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 malam, dan sepertinya belum ada tanda-tanda jika Dewa akan pulang ke rumah.Mungkin saja ....Mungkin saja ....Mungkin saja .... Dewa masih marah pada Luna yang tadi siang menemuinya ke kantor. Padahal, kedatangannya ke kantor tersebut untuk membawakan ponsel Dewa
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Hotel

Elvan tampak menggandeng Neya dengan begitu mesra, saat memasuki sebuah pesta. Di pesta tersebut, hampir semua pasang mata tertuju pada keduanya, terutama pada Neya yang malam ini terlihat begitu cantik. Semua orang kagum padanya, tak terkecuali seorang laki-laki yang kini mengamati keduanya."Tuan Elvan beruntung banget ya dapat istri cantik dan masih muda kaya Neya.""Iya, biarpun jarak mereka jauh, tapi tetep cocok aja sih. Habis Tuan Elvan juga ganteng, keliatan masih muda.""Namanya juga jodoh.""Pasangan ter-oke yang ada di sini deh."Sayup-sayup pujian pada Elvan dan Neya pun mengudara di telinga Dewa. Hal tersebut tentu saja membuat laki-laki itu tersulut emosi di tengah kecemburuan yang sedang dihadapinya sekarang. Raut amarah di wajah suaminya tentu saja diketahui oleh Luna, tapi wanita itu hanya bisa menatap suaminya dengan tatapan nanar. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan karena apapun yang dia perbuat, seolah semua salah di mata Dewa."Ini istri anda?" tanya seorang
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Mengundurkan Diri

"KBRI? Memangnya ada apa tiba-tiba pihak KBRI menghubungiku?""Ini tentang Mba Aileen, Mas. Mba Aileen ditemukan tidak sadarkan diri di bawah fly over. Ada warga yang membawa Aileen ke rumah sakit, dan menghubungi KBRI. Untungnya, salah satu staf KBRI ada yang mengenalmu. Jadi, setelah itu mereka langsung menelponmu.""Astaga ...!""Dia sekarang ada di rumah sakit. Kita ke sana sekarang ya, Mas."Elvan pun mengangguk, lalu memutar balik arah mobilnya menuju ke rumah sakit yang disebutkan oleh Neya. Setibanya di sana, keduanya menuju ke ruang emergency, tempat Aileen saat ini dirawat."Di mana pasien atas nama Aileen, Sus?" tanya Neya pada seorang perawat jaga."Di sana, Tuan, Nyonya. Nyonya Aileen, menderita dehidrasi akut sekaligus mal nutrien. Bahkan HB di tubuhnya juga sangat rendah," ujar perawat tersebut saat mengantar Neya dan juga Elvan ke bilik di ruangan emergency tempat Aileen dirawat.Ketika keduanya masuk ke bilik tersebut, Aileen tengah tidur di atas brankar dengan raut w
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Ayo Pergi

"Apa maksudmu, Wa? Apa ada sesuatu yang mengganggumu? Apa ada sesuatu yang bikin kamu nggak nyaman?" 'Yang ganggu aku, sama bikin aku nggak nyaman, itu justru kamu, Elvan,' batin Dewa. Laki-laki itu pun menggelengkan kepala, lalu berkata, "Mertuaku ingin kami memegang anak perusahaan mereka di Singapura. Jadi, mau tidak mau, aku harus menuruti mereka. Kau ...." Belum sempat Dewa melanjutkan kata-katanya, Elvan sudah menepuk bahu pria itu. "Mereka lebih membutuhkan kalian, aku nggak mau egois. Sudah waktunya kalian membangun perusahaan mereka. Kapan kau akan keluar, Dewa?""Secepatnya, mungkin hari ini," jawab Dewa yang sebenarnya tak rela jika harus berpisah dengan Neya.Elvan pun mengangguk. "Tolong urus surat pengunduran dirimu! Oh iya, tolong lakukan tugas terakhirmu sebelum kamu pergi. Kau ingat, 'kan?""Tentu saja.""Terima kasih untuk semuanya, Wa. Kami pasti akan sering berkunjung. Aku pergi dulu, aku harus mengurus surat ceraiku dan kepulangan Aileen ke Indonesia.""Kapan Ai
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Menyelesaikan Masa Lalu

Elvan mamasuki sebuah kamar, dan di balkon kamar itu tampak seorang wanita berdiri, menatap halaman mansion dengan tatapan sendu. Dia mengamati setiap sudut mansion sembari mengingat semua kenangannya. Karena mungkin, setelah ini dia tidak akan kembali lagi. 'Jika aku masih bisa menyelipkan kata mungkin, bukankah itu artinya aku masih berharap? Padahal aku sudah tidak sepantasnya berharap apapun,' batin Aileen. Dia kemudian menghela napasnya kasar, seolah ingin menghilangkan rasa sesak di dada."Apa kau sudah siap?" Suara bariton rendah Elvan membuat wanita itu menoleh. Lalu, membalikkan tubuh dan mengangguk."Kita pergi sekarang!" ajak Elvan. Laki-laki itu kemudian memegang koper yang ada di samping tempat tidur. Namun, sebelum dia melangkah tiba-tiba Aileen mencekal tangan Elvan."Tunggu dulu, Mas. Kasih waktu aku buat bicara sebentar sama kamu."Elvan mengernyit. "Bicara tentang apa, Aileen? Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak ikut campur kehidupan kami lagi."Aileen menunduk.
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Waktu Yang Tepat

Satu Bulan Kemudian ....Singapura 11.00 am ...Luna tampak menyunggingkan senyum manis saat keluar dari sebuah gedung, tapi tiba-tiba saja tubuhnya terasa begitu lunglai. Kepalanya juga terasa berat hingga semuanya menjadi gelap.Entah berapa lama matanya terpejam dalam keadaan tidak sadarkan diri, Luna pun tak tahu. Yang dia tahu saat membuka kelopak matanya, Luna sudah terbaring di atas brankar di dalam sebuah ruangan dengan cat keseluruhan berwarna putih. Detik itu juga, Luna menyadari jika saat ini dia sedang berada di rumah sakit. Saat tengah bergelut untuk kembali pada kesadarannya, tiba-tiba sebuah suara berbariton rendah terdengar di samping Luna."Kau sudah bangun?" sapa suara itu. Luna pun menoleh, dan melihat seorang laki-laki yang wajahnya tidak asing.Melihat Luna yang tampak menautkan kedua alisnya, laki-laki tersebut pun menyadari jika wanita itu pasti terkejut dengan kehadirannya."Maaf, tadi kau pingsan, dan kebetulan aku berada di tempat yang sama denganmu. Jadi, ak
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status