Home / Romansa / MEET AISHA IN 1998 / Kabanata 11 - Kabanata 20

Lahat ng Kabanata ng MEET AISHA IN 1998: Kabanata 11 - Kabanata 20

27 Kabanata

Dinding Perbedaan

"Aku pakai baju begini, awalnya aku takut, karena aku keturunan Tionghoa. Tapi, lama-lama aku merasa nyaman." Phey lanjut menjelaskan. Pemuda di samping Phey itu, masih saja membisu."Maafin aku, Kak. Maaf, bikin Kakak jadi kaget.""Kaget, sih. Tapi–""Aku udah bohong sama Kakak. Aku pikir, aku gak pantes berbuat sejauh ini," potong Phey. Sekonyong-konyong ia membuka tali niqab yang terikat di belakang kepalanya. "Aku siap, kalau aku harus buka jati diri aku."Kain yang menutupi setengah wajah Phey terbuka, gadis itu memperlihatkan wajahnya di hadapan Rega."Ya Allah, Aisha …."Rega tertunduk, dia sudah melihat wajah Phey dan merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Karena itu, dia segera menundukkan pandangan. Tidak mau jiwanya sebagai seorang laki-laki, mulai berimajinasi yang tidak-tidak."Pakai lagi aja niqab-nya, Aisha," pinta Rega."Tapi, Kak–""Wajah kamu baiknya tetap gak terlihat."Phey memakai kembali niqab-nya. Meski dalam hatinya bertanya-tanya. Kenapa sikap Rega seperti i
last updateHuling Na-update : 2024-12-19
Magbasa pa

Senyuman Phey

Alhamdulillah, renovasi lancar. Enggak ada masalah apa-apa.Kecuali sakit-sakit badan. Karena kerja keras.Aku besok udah bebas tugas. Besok aku mampir ke rumah, ya?RegaPhey menatap lekat-lekat pada surat yang ada di tangan, senyumnya tersungging.Komunikasi lewat surat-menyurat ternyata begitu menyenangkan, membuat batin Pheybahagia malah. Apalagi, Rega sering menyelipkan gurauan-gurauan yang membuat Phey gelisendiri saat membaca balasan surat dari pemuda itu. Rasanya tidak sabar menunggu esok,melihat sosok Rega lagi. Phey rindu.Tiba-tiba gadis itu tersentak. Rindu?Sejak kapan dia mulai merasakan hal itu. Perasaan yang tiba tanpa diminta, lalu menelusupbegitu saja, tanpa peringatan. Bergegas Phey melipat surat dari Rega, lalu dia kumpulkanbersama surat-surat lain ke dalam koper. Itu harga yang berharga bagi Phey, sarat akankenangan.Jika dia pergi dari kediaman Pak Yono, entah apa Phey bisa berjumpa lagi dengan Rega.Hatinya mulai bimbang.Sejak pagi Pak Yono pergi ke ibuko
last updateHuling Na-update : 2024-12-19
Magbasa pa

Akankah Dia Pergi

Phey bergerak mundur saat melihat kerumunan orang-orang yang mengantri di toko grosir.Kabarnya toko tersebut baru saja buka lagi setelah kerusuhan kemarin-kemarin, tetapi tidakdisangka oleh Phey langsung diserbu oleh pembeli. Gadis itu memegang ujung niqab-nyadan gelisah seketika.“Kamu tunggu aja di tukang jus sebelah sana, biar nanti aku susul kamu,” usul Rega.Phey melirik pada Rega, ragu.“Daripada kamu tunggu di parkiran? Mana panas begini. Enggak akan apa-apa kok, yah?”“Ya udah deh, Kak.”Phey melangkah menuju tukang jus di seberang toko grosir, sedangkan Rega bergegas ketoko sembari mengantri. Pemuda itu memperhatikan sekeliling, ada sesuatu yang berbedadari sebelumnya. Pemilik toko grosir memasang pagar tinggi di depan, ditambah denganrolling door. Ditambah lagi, ada semacam ‘penjaga’ yang sepertinya disewa oleh pemiliktoko.Di situ Rega sadar, bahwa pemilik toko kemungkinan besar keturunan Tionghoa seperti Phey.Tidak menyangka, efek kerusuhan dampaknya begitu besar.
last updateHuling Na-update : 2024-12-19
Magbasa pa

Kembali Ke Jakarta

Kabar dari Pak Yono mengatakan bahwa kondisi sudah jauh lebih kondusif di ibukota, meskimasih belum banyak yang berani keluar rumah. Siang itu, Phey sedang menunggu telepondari orangtuanya di kantor kecamatan ditemani oleh Bu Puji. Semalam, orangtua Pheyberpesan pada Pak Yono, hendak menghubungi Phey pukul sepuluh pagi.Sudah pukul sepuluh lebih sepuluh, tetapi belum juga ada telepon terdengar. Pheymenunggu di teras kecamatan, dan duduk diam. Dalam hatinya, dia mengucapkan istigfar,yang entah mengapa hanya hal itu tebersit di batin Phey.Seorang petugas kantor kecamatan tergopoh-gopoh keluar, lalu menghampiri Bu Puji danPhey. Raut wajahnya tampak bingung.“Ini ada yang nelepon, tapi mau bicara pada Anchie, bukan Aisha,” ucapnya.Buru-buru Phey berdiri. “Oh, mungkin dari sana kurang jelas suaranya, Pak. MaksudnyaAisha,” kilah gadis itu.Petugas tersebut hanya mengangguk cepat. “Silakan masuk, ibunya sudah menunggu ditelepon, Nak.”“Makasih, Pak.”Bergegas Phey masuk ke dalam, m
last updateHuling Na-update : 2024-12-19
Magbasa pa

Belajar Agama Islam

Sayup-sayup suara lagu terdengar dari radio, yang menemani Rega melamun di malam itu.Ada perasaan senang, sekaligus tak menyangka bahwa Phey tiba-tiba saja ingin mempelajariagama Islam. Semakin lama Rega merenung, ada ketakutan bersarang di hatinya.Bagaimana tanggapan keluarga Phey nanti?Rega bangkit dari tempat tidur, lalu keluar dari kamar. Ia menghampiri Bu Siti Marfu’ah yangsedang membuat kruistik. Sudah lama Bu Siti Marfu’ah meninggalkan hobinya itu, entahkenapa diteruskan kembali membuat kerajinan tusuk silang tersebut.“Tumben, ngerjain itu lagi,” ucap Rega lalu duduk di samping ibunya.“Iya, ini gak selesai bertahun-tahun. Kepikiran aja, sama Ibu mau diselesein.”“Emang bisa, Bu? Masih inget polanya?”“Lah, ini kan ada contoh gambarnya. Tuh, di kertas,” tunjuk Bu Siti Marfu’ah dengan dagu.“Kalau Rega, sih, mending cari hobi lain. Kenapa gak ditinggalin aja?”Bu Siti Marfu’ah terkekeh pelan. “Ya udah diniatin, in syaa Allah bisa selesai.”“Ngomong-ngomong soal perkara ni
last updateHuling Na-update : 2024-12-19
Magbasa pa

Pertemuan Yang Mengharukan

Cantik.Begitu yang terlintas di benak Bu Siti Marfu’ah setelah Phey menunjukkan wajahnya, lalumenutup kembali niqab setelah mengenalkan diri. Keduanya duduk berdampingan di ruangtengah, meski tampak canggung satu sama lain.Rasanya Bu Siti Marfu’ah sedang bersama calon menantu yang dikenalkan oleh Rega, tetapiia sadar bahwa Phey hanya “teman” yang dikenalkan putranya.“Dibuka aja, di sini kan enggak ada siapa-siapa,” ucap Bu Siti Marfu’ah.“Enggak boleh!” tegas Rega saat keluar dari kamarnya.“Kenapa?” Sang ibu melirik heran pada putranya yang mendadak sewot.Rega pun menghampiri keduanya sembari berkata, “Jangan, dong. Bahaya ain.”“Lah, bilang aja takut kamu jadi suka sama Aisyah,” celetuk Bu Siti Marfu’ah jitu.Phey tertawa kecil, sedangkan Rega langsung melotot pada sang ibu. “Apaan sih, Bu.”“Bentar ya, kita butuh cemilan kalau mau sambil ngobrol. Aisyah suka ngemil, gak?” tanya BuSiti Marfu’ah.“Kadang-kadang, Bu.”“Ini Ibu ada kue, siapa tahu suka. Tunggu, ya?”Dengan sant
last updateHuling Na-update : 2024-12-19
Magbasa pa

Pilihan yang sulit

Phey keluar dari dalam kamar, dan mendapat tatapan heran dari seluruh keluarga besarnya.Tidak ada yang berani bicara apa-apa, tetapi pandangan mata mereka sudah mewakili.Sudah Phey duga, karena pakaian yang ia kenakan.Ia tinggal sementara bersama kerabat dari sang ayah, beberapa keluarga lain juga tinggalbersama karena masalah keamanan. Hanya saja, bukan itu yang ia harapkan. Jika memangkeluarga, kenapa harus merasa masalah dengan pilihan Phey?Ibu Niu langsung menghampiri putrinya, dan menahan lengan Phey. “Apa-apaan kamu pakebaju begini?” desisnya.“Memang kenapa?”“Ganti, Phey.”Phey setengah diseret masuk ke dalam kamar, lalu Ibu Niu menutup pintu pelan-pelan. Iamenatap Phey begitu teriritasi dan kesal.“Kita udah di Jakarta, udah aman. Kamu ngapain begini sih, Phey?” ucap Ibu Niu.“Phey enak pakai ini, lagian kan mau pergi wawancara. Salahnya di mana?”“Aduh, Phey … Mama paham kalau ini masalah keamanan. Tapi, Mama udah pastikansemua udah baik-baik aja. Enggak perlu kamu
last updateHuling Na-update : 2024-12-29
Magbasa pa

Tak diduga

“Non, kita balik aja lagi ke rumah Ibu Mey, ya? Saya enggak mau kena masalah,” pinta PakYono setengah memelas.“Enggak usah, Pak. Ini udah jauh, lebih dari setengah jalan. Biarin aja, saya mau ke rumahPak Yono,” tegas Phey. “Pak Yono keberatan saya di rumah?”“Bukan begitu, Non.”“Ya udah, apa yang mesti Pak Yono kuatirin, sih?” kata Phey enteng.Sebetulnya banyak yang Pak Yono khawatirkan. Pertama, dia tidak pernah tahu jika Pheyternyata bersembunyi di dalam mobil untuk melancarkan aksi kaburnya. Yang Pak Yonotakutkan jika keluarga besar gadis itu, menyangka ia turut bersekongkol dalam pelarian Phey.Kedua, Pak Yono tahu jika Phey berselisih dengan kedua orangtuanya dari pengakuan PakWang. Karena mantan majikannya itu sempat menginterogasi Pak Yono, siapa orang yangsudah mempengaruhi Phey sehingga goyah dengan keyakinannya. Jika sampai Phey malahmembangkang, tentu akan membuat nama Pak Yono dan keluarganya jadi ‘peringatan’ bagikeluarga besar Pak Wang.Ketiga, Pak Yono tak ma
last updateHuling Na-update : 2024-12-29
Magbasa pa

Tiba-tiba ngajak nikah

“Pernikahan itu sesuatu yang sakral.”Ucapan Rega bukan bermaksud meredupkan harapan Phey, bukan pula menyepelekan apayang disampaikan gadis itu. Jika mengikuti kata hati, Rega akan meminang Phey hari itu juga.Hanya saja, mereka harus melihat realita.Kehidupan pernikahan itu begitu berliku, meski bisa saling bahu membahu. Namun, jikamereka memulai dengan langkah yang salah, Rega pun tidak mau. Tetap merekamembutuhkan yang namanya restu.Tidak ada jawaban dari Phey. Sudah jelas, ada kekecewaan mendera di hatinya.“Ada yang harus kita siapkan, sebelum memutuskan menikah, Aisyah. Mental palingpenting,” ujar Rega.“Kakak enggak mau kita nikah?”“Menikah sama kamu, itu seperti mimpi menjadi kenyataan.”“Terus kenapa sikap Kakak justru kayak yang nolak?”“Aisyah, dengar dulu ….”Rega menjelaskan bahwa jika mereka menikah, karena Phey ingin keluar dari lingkarankeluarganya bukan suatu solusi. Ketika dua insan saling menautkan janji, itu untukmenyatukan dua keluarga. Bukan untuk memis
last updateHuling Na-update : 2024-12-29
Magbasa pa

Perdebatan sengit

Firasat Bu Siti Marfu’ah benar-benar tidak enak, terlebih melihat wajah masam Ibu Niu yang tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Begitu mendengar penuturannya, orangtua Phey kelihatan syok. Namun, Ibu Mey buru-buru mengajak semua berembuk di dalam.Di ruang tamu sekaligus ruang keluarga yang kecil itu, duduk Rega berdampingan dengan sang ibu. Phey diapit ibu juga adik ayah, sedangkan Pak Wang berada di antara kedua kubu.Rega menceritakan semua, mengenai kedekatannya dengan Phey tanpa ada yang ditutup-tutupi. Dari kaca mata Ibu Mey, dia tahu bahwa Rega anak yang baik, dan kemungkinan Phey tertarik tentu saja itu bisa terjadi.“Jadi, Nak Rega bermaksud untuk melamar putri kami,” ucap Pak Wang. “Tapi, apa Nak Rega tahu bahwa Phey itu berbeda keyakinan? Karena kami sebagai keluarga, mohon maaf … tentu akan sulit untuk menyetujuinya.”“Tapi Papa kan tahu, kalau Phey pengin jadi muslimah. Phey udah bicara sama Papa tentang ini,” tegas Phey, dan tampak matanya memerah juga berkaca-kaca. “Ini hidu
last updateHuling Na-update : 2024-12-29
Magbasa pa
PREV
123
DMCA.com Protection Status