Semua Bab Bintang untuk Langit : Bab 11 - Bab 20

39 Bab

Salah Tingkah

Bintang duduk di atas ranjang sambil memeluk guling dan meletakkan dagu di ujung guling. Ditatapnya origami bintang yang tergantung di jendelanya. Hingga kelopak matanya terpejam, lantas dia mengingat kenangan saat dirinya masih duduk di bangku taman kanak-kanak, kepingan ingatan yang sebenarnya kini tinggal potongan kecil dan hampir terlupakan.“Apa kamu suka sekali origami ini? Sampai-sampai kamu mau menukar makanan dengan ini?” tanya seorang anak laki-laki ke Bintang kala mereka berada di TK.“Bintang suta, bahkan menggantungnya di kamar biar bisa dilihat terus,” jawab Bintang yang saat itu masih cedal dan tidak bisa menyebut huruf ‘K’.“Padahal kamu bisa buat sendiri, aku sudah mengajarimu,” kata anak laki-laki itu lagi.Bintang mengerucutkan bibir, kemudian bersedekap dada seolah sedang merajuk.“Tida’ mau, buatan Langit lebih bagus!”Bintang membuka kelopak mata setelah selesai mengingat potongan kecil kenangan masa di mana dia memiliki teman yang sangat sabar kepadanya. Jika di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-04
Baca selengkapnya

Virus Covid

Mulut Bintang menganga mendengar apa yang diucapkan pemuda di hadapannya itu. Dia merasa kesal karena menganggap pemuda itu banyak bicara sedangkan tidak tahu apa-apa. “Apa maksudmu?” tanya Bintang kesal. Langit maju satu langkah, membuat Bintang sedikit mundur. “Terkadang apa yang kamu lihat, tidak seperti yang kamu sangka. Lebih baik menjauh daripada nantinya sakit hati,” jawab Langit sambil menatap dua bola mata Bintang secara bergantian. Bintang menelan ludah karena tatapan Langit, entah kenapa jantungnya pun kini ikut berdegup dengan cepat. “Lu jangan sok tahu!” Bintang bicara dengan nada ketus karena kesal, padahal awalnya ingin bersikap sopan. “Kalau tidak percaya ya sudah, yang terpenting aku memperingatkanmu,” balas Langit seolah mengabaikan rasa kesal yang bercokol di dada Bintang. “Dasar aneh!” Bintang benar-benar kesal, kemudian menghentakkan kaki dan pergi meninggalkan Langit. Langit menatap punggung Bintang yang berlalu dari pandangan matanya, tersenyum tipis saat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-04
Baca selengkapnya

Benar-benar Langit

Bintang memalingkan wajah, meski kedua tangan memegang bahu pemuda yang kini duduk di depannya. Dia terpaksa menerima tawaran Langit, karena Pak Ujang terus memaksa dirinya agar ikut bersama Langit saja. “Rumahmu yang sebelah mana?” tanya Langit saat motor yang dikendarainya mulai memasuki area perumahan tempat Bintang tinggal. “Masih maju nanti rumah gerbang hitam yang depannya ada pohon mangga,” jawab Bintang tapi masih tidak menolehkan wajah. Langit tersenyum tipis, kemudian memacu motor menuju rumah dengan ciri yang disebutkan Bintang. Akhirnya mereka pun sampai, Bintang buru-buru turun karena tidak mau berlama-lama dengan pemuda yang sempat membuatnya kesal. Langit menatap Bintang yang berjalan ke gerbang tanpa mengucapkan terima kasih, hingga gadis itu tiba-tiba berhenti melangkah dan menoleh ke arahnya. “Terima kasih,” ucao Bintang meski dengan sedikit nada ketus. Dia hanya merasa tidak sopan kalau pergi begitu saja tanpa mengucapkan kata itu. Langit tersenyum mendengar u
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

Langit dan Bintang

Hari berikutnya, Bintang berangkat ke sekolah dengan perasaan gelisah yang bercampur dengan penasaran. Sejak semalam dirinya tidak bisa menepis pikiran jika Langit teman sekelasnya, adalah Langit teman masa kecilnya. Saat baru saja turun dari mobil, Bintang melihat Langit yang juga baru saja memasuki halaman sekolah dengan menaiki motornya seperti biasa. Kedua kaki Bintang berhenti melangkah, bergeming di tempatnya dengan tatapan terus tertuju ke Langit. “Masa gue nyapa dia dulu, lalu tanya apakah dia Langit itu?” Bintang menekuk bibir, bingung harus bagaimana. Dulu dia sangat berharap bisa bertemu lagi dengan Langit teman masa kecilnya, tapi sekarang dia malah bingung harus bagaimana setelah mengetahui teman masa kecilnya ada di sekitarnya. “Tidak bisa! Gue harus memastikan atau akan mati penasaran!” Bintang memberanikan diri melangkah untuk menghampiri Langit. Dia ingin bertanya langsung apakah benar jika pemuda itu memang mengenalnya sejak kecil. Di saat baru saja melangkahk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

Langit Vs Altair

Altair berjalan bersama Clarisa di belakang gedung tapi arah berbeda dari tempat Bintang dan Langit berada. Clarisa sengaja mengajak Altair ke sana karena cowok itu tidak sedang bersama Bintang. “Mau apa ke sini?” tanya Altair, mengamati sekitar dan tidak melihat siapapun di sana. Clarisa mendorong sedikit tubuh Altair hingga merapat ke dinding, hingga gadis itu berdiri sedikit merapat ke tubuh Altair. “Gue bosan kalau di sekolah harus lihat lu sama Bintang, mumpung ga ada Bintang, kenapa kita ga manfaatin saja waktu yang ada,” ucap Clarisa terus merapatkan tubuh ke Altair. Altair menaikkan satu sudut alis, hingga mengerti maksud gadis itu. “Lu agresif juga,” ucap Altair sambil mengapit dagu Clarisa. Clarisa tersenyum, menganggap ucapan Altair adalah sebuah pujian. Dia mendekatkan wajah, hendak menyentuhkan bibir mereka. Altair tidak keberatan berciuman dengan gadis itu, bukanlah Clarisa sendiri yang mau dan menawarkan diri, bukan dirinya yang meminta atau memaksa. Saat bibir
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

Jangan-jangan Kalian ....

“Bintang!”Suara panggilan itu membuat Altair berhenti dan tidak jadi mencium Bintang. Altair mengepalkan satu tangan karena ada yang mengganggunya saat hendak memanfaatkan kecempatan untuk mencium Bintang."Sialan," gerutu Altair dalam hati.Bintang sendiri merasa lega karena mendengar suara Anta, bersyukur karena kakak sepupunya itu memanggil.Altair dan Bintang menoleh ke arah Anta yang sedang berjalan ke arah mereka. Cowok itu menghampiri dengan cepat keduanya.Sesaat sebelumnya. Langit memilih pergi ke arah lain setelah Bintang pergi, ingin rasanya mengikuti Bintang dan Altair, tapi takut jika gadis itu marah karena dirinya mengabaikan isyarat Bintang. Hingga Langit tidak sengaja bertemu dengan Anta yang memang sedang mencarinya.“Dari mana saja, lu! Gue cariin juga!” Anta berjalan mendekat ke Langit, hingga sadar jika temannya itu terluka seperti baru saja ditonjok.“Kenapa bibir, lu?” tanya Anta sambil memperhatikan ujung bibir Langit.Langit menatap Anta, hingga pikirannya mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

Kalian Backstreet?

Bintang mengajak Langit ke kelas. Di sana dirinya membantu membersihkan luka di ujung bibir pemuda itu. Entah kenapa tidak ada rasa canggung, mungkin karena dulu mereka sudah bersama dan menghabiskan waktu bersama pula.“Maaf kalau Al kasar kepadamu,” ucap Bintang dengan tatapan penuh perhatian mengobati luka Langit.Anta bersedekap dada, menatap penuh curiga ke Bintang dan Langit, apalagi tadi pertanyaannya belum dijawab oleh keduanya.“Kalian sudah kenal lama? Bukankah kemarin masih seperti orang asing?” tanya Anta yang tidak bisa membendung rasa penasaran yang membuncah di dada.Langit dan Bintang menoleh bersamaan, lantas tersenyum lebar bersamaan juga.Anta berjingkat melihat sikap keduanya, kenapa bulu kuduknya merinding melihat tatapan mereka.“Jangan bilang kalian benar-benar pacaran tapi backstreet!” Anta menduga-duga karena baik Langit atau Bintang tidak ada yang buka suara. Jika itu benar, bukankah adik sepupunya itu berselingkuh dari Altair.Langit ingin membuka mulut untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

Apa Arti Langit tanpa Bintang

“Kak Bin!” Orion yang baru saja naik ke lantai dua, lantas melongok ke kamar sang kakak dan melihat sedang memilih sesuatu di meja belajar.“Apa?” Bintang menanggapi panggilan Orion tanpa menoleh ke arah adiknya itu.“Kak Langit, jangan buru-buru diminta pergi, ya! Aku mau ngobrol sama dia.”Bintang langsung berhenti mencari buku-bukunya, hingga kemudian terlihat terkejut lantas menoleh Orion.“Ka-kamu ketemu Langit?” tanya Bintang tergagap.Bintang cemas karena Langit tidak tahu Orion adalah adiknya. Jika Langit tahu, itu artinya Langit juga tahu kalau yang melempar kotak susu waktu itu adalah dirinya. Dia malu, mau ditaruh mana mukanya.Bintang berjalan cepat menghampiri Orion yang berada di ambang pintu, sedangkan Orion sedikit keheranan karena tingkah kakaknya.“Dia lihat kamu?” tanya Bintang dan langsung mendapatkan sebuah anggukan dari Orion.“Bahkan aku ajak Kak Langit masuk,” jawab Orion sambil menunjuk ke arah luar. “Kak Bintang juga kejam, masa temannya diminya nunggu di lua
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

Sebatas Teman

Bintang sedang makan malam bersama keluarga, sesekali Annetha melirik putrinya yang makan dengan santai.“Pi, kamu tahu nggak tadi aku ketemu siapa,” ucap Annetha bicara dengan Arlan, tapi tatapan terus tertuju ke Bintang.Bintang masih terlihat santai menikmati makan malamnya, tidak terlalu menanggapi ucapan sang mami.“Ketemu siapa?” tanya Arlan sambil memandang Annetha, mulutnya mengunyah makanan yang baru masuk.“Papi ingat sama anak laki-laki yang dulu bikin Bintang nangis sampai minta pindah sekolah?” Annetha bicara dengan begitu antusias untuk menggoda putrinya.Seketika Bintang tersedak, bahkan batuk-batuk dan lupa di mana menaruh gelas air putihnya, sampai Orion yang menyodorkan gelas sang kakak, sebelum kemudian Bintang langsung menenggak isinya hingga tandas.Arlan menatap Bintang dengan rasa heran, sebelum kemudian beralih menatap istrinya.“Memangnya kenapa?” tanya Arlan yang ingat betul bagaimana saat itu Bintang merajuk sampai tidak mau makan, minta pindah sekolah, bahk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

Minta Putus

Laras berjalan sambil membawa kotak makan menuju ruang kelas Langit dan Bintang. Sesampainya di sana melihat Langit yang duduk sendiri dengan buku-buku terbuka di meja.“Langit,” sapa Laras saat baru saja menginjakkan kaki di kelas itu.Langit sedang membaca buku pelajaran, hingga memandang ke arah suara Laras berasal.Laras tersenyum melihat Langit yang memandang dirinya, lantas mendekat dan duduk di kursi Bintang. Dia meletakkan kotak makan yang dibawanya.“Tadi mamaku bikin kue kering banyak, jadi aku membawa beberapa untukmu,” ucap Laras kemudian mendorong kotak makan itu ke arah Langit.Langit memperhatikan kotak makan itu, kemudian menatap Laras yang terus mengulas senyum.“Kenapa kamu memberiku ini?” tanya Langit yang tidak langsung membuka kotak makan itu.Laras menyelipkan rambut yang jatuh di wajah ke belakang telinga, sebelum kemudian menjawab, “Ini hanya sebagai tanda terima kasih karena kamu sudah meminjamiku jaket waktu itu. Aku belum sempat berterima kasih, jadi mungkin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status