“Pi. Pokoknya aku mau Papi harus balikin kartu kredit milikku,” sembul Nindy tanpa aba-aba ke dalam ruangan disusul Puri. Sekretaris Mas Azzam itu menunduk dengan raut wajah yang tak enak.“Maaf Bos. Nona Nindy maksa menerobos masuk begitu saja,” pungkasnya seperti ketakutan.Apalagi, Nindy berbalik dengan mata mendelik.“Memangnya kenapa hah? Kau lupa aku ini siapa? Berani-beraninya mencegahku untuk masuk ke dalam ruangan Papi,” bentak Nindy terlihat kalap.“Bu-bukan begitu, Nona. Sa-saya hanya melakukan perintah Bos saja,” gumam Puri dengan wajah yang kembali menunduk.Apa Nindy belum sadar aku sedang ada di sini? Satu ruangan yang sama dengan Papinya? Sepertinya iya, wanita ini belum sadar aku tengah duduk di sofa. Memang tak heran, jika dia tak begitu melihatku, ruangan ini begitu luas, antara meja kerja Mas Azzam dan sofa yang kutempati memang agak berjauhan. Orang yang baru saja masuk, akan langsung fokus ke meja di mana calon suamiku menyelesaikan pekerjaannya.“Sudah-sudah. P
Last Updated : 2023-09-19 Read more