Home / Pernikahan / Suamiku Pengangguran Akut / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Suamiku Pengangguran Akut : Chapter 101 - Chapter 110

113 Chapters

Ada Apa Dengan Tasya

Adam saat itu langsung bergegas menghampiri Nadia dan berbisik padanya."Sudah, Ma, tahan emosi Mama. Farida datang ke sini untuk Tasya, jadi tolong Mama jangan seperti ini pada Farida.""Tapi, Dam...." Nadia tak bisa menyembunyikan rasa bencinya pada Farida."Aku mohon, Ma. Ini semua demi Tasya," ucap Adam lagi semnati berbisik."Baiklah kalau begitu. Aku akan melakukan apa yang kamu katakan tapi ini semua semata-mata karena Tasya," ucap Nadia.Adam pun langsung menganggukkan kepalanya begitu mendengar apa yang dikatakan oleh Nadia.Setidaknya Nadia tak melukai hati Farida dan membuat hubungan keduanya semakin renggang, begitulah Adam.Adam lalu menoleh ke arah Farida yang saat itu berada di belakangnya."Kamu tunggu di sini sebentar, ya. Aku akan masuk ke dalam dulu dan memberitahu Tasya kalau kamu datang," ucap Adam."Kenapa aku tidak langsung ikut saja, Mas." Farida yang sudah sangat rindu pada Tasya merasa tak tahan lagi untuk tak segera bertemu dengannya."Kamu itu nggak tau
Read more

Upaya dalam Luka

Farida berjalan keluar dari kamar Tasya sembari menggenggam erat kedua tangannya.Tampak di pelupuk matanya, Adam yang tengah duduk di sofa ruang tamu sembari menyilangkan kakinya dan memainkan ponsel di tangannya.Saat itu tak ada Nadia yang mendampingi Adam. Dengan bergegas Farida berjalan menghampiri Adam dengan amarahnya yang sudah tak dapat dibendung lagi.Plak.Sebuah tamparan keras berhasil mendarat di pipi kiri Adam hingga membuatnya memalingkan wajahnya. Adam yang saat itu tak bisa menghindari tamparan satu telapak tangan Farida, hanya bisa membiarkan sebelah pipinya menjadi memar.Adam pun langsung bangkit dari duduknya dan menatap nanar kepada Farida."Kamu ini apa-apaan sih! Datang-datang langsung nampar aku begini," ucap Adam dengan amarahnya yang ikut terpancing."Apa yang sudah kamu lakukan pada anakku, Hah! Apa kamu sudah memukulinya," tuduh Farida pada Adam.Adam yang tak mengerti maksud Farida hanya bisa mengernyitkan dahinya hingga menampakkan tiga garis vertikal t
Read more

Ujian yang Datang Tiba-tiba

Pagi-pagi sekali Adam sudah rapi dan melangkah keluar dari dalam kamarnya.Nadia yang melihat kedatangan Adam langsung mempersilahkannya duduk dan menyiapkan sarapan untuknya."Ma, hari ini aku nggak berangkat ke perkebunan, ya," ucap Adam."Loh kenapa kok kamu nggak ke perkebunan? Lalu kamu mau kemana pagi-pagi begini sudah rapi?" tanya Nadia."Aku mau ke rumah Gladis untuk meminta pernikahan kita yang akan dilakukan 3 hari lagi untuk dipercepat. Aku ingin besok bisa menikah dengannya."Wajah semringah Nadia langsung terlihat begitu jelas. Bibirnya tersenyum sangat lebar dan ia langsung berjalan menghampiri Adam yang tengah duduk di sebelahnya.Nadia mengambil posisi di samping Adam. Tangannya diletakkan di pundak Adam."Wah kalau ini Mama setuju sekali, Dam. Nggak apa-apa kamu nggak perlu ke perkebunan. Mama nggak marah kamu nggak ke perkebunan," ucap Nadia."Mau Mama temani kamu ke rumah Gladis?" tawar Nadia lagi."Oh nggak perlu, Ma. Aku bisa ke sana sendiri," jawab Adam sembari m
Read more

Rencana yang Berhasil

Dengan sedikit berlari, Feri menghampiri Farida dan Ratna yang tengah berdiri di ruangan Nani."Bagaimana keadaan bu Nani, Farida?" tanya Feri pada Farida.Namun, Farida yang tak menyangka akan kedatangan Feri hanya bisa tercengang menatapnya cukup dalam."K-kamu kok bisa tahu aku di sini, Mas?" tanya Farida yang tak tahu jika Ratna telah memberitahu Feri."Iya tadi ibu telepon aku dan ngasih tau kalau bu Nani masuk rumah sakit makanya aku langsung ke sini," ucap Feri."Aku juga masih belum tahu keadaan ibu bagaimana, Mas. Tadi kata dokter perlu dilakukan rontgen untuk memastikan sakitnya ibu," ucap Farida.***"Apa, Mas! Kamu minta besok kita menikah?" Gladis membulatkan kedua matanya mendengar apa yang dikatakan oleh Adam.Bukan hanya Gladis yang terkejut dengan ucapan Adam yang tiba-tiba tapi kedua orang tua Gladis yang tengah duduk bersama mereka di ruang tamu pun ikut terkejut.Namun, tak lama mereka menanggapi ucapan Adam dengan senyum semringah di wajah mereka."Wah itu bagus s
Read more

Gagal Malam Pertama

"Sah."Kalimat dari penghulu yang menikahkan Adam dan Gladis saat itu dapat didengar oleh semua saksi dan tamu undangan yang ada di dalam ruangan tempat akad Adam dan Gladis dilaksanakan."Sah," jawab para saksi dan para tamu yang hadir hampir bersamaan.Setelah seminggu berkenalan dengan Gladis, akhirnya Adam sudah sah menikahinya."Alhamdulillah," ucap Adam sembari mengusap kedua telapak tangannya ke wajahnya.Sama dengan apa yang Adam lakukan, Gladis pun melakukan hal yang sama. Tak lama Gladis menoleh ke arah Adam sembari tersenyum dan ia mengalami tangan Adam yang kini telah berstatus sebagai suaminya.Semua orang pun menyalami Adam dan Gladis untuk memberinya selamat. Tak terkecuali Nadia dan kedua orang tua Gladis yang ikut menyalami keduanya.Hari itu adalah hari yang paling membahagiakan untuk Adam dan juga Gladis karena keduanya telah sah menjadi suami istri.Sampai sore hari akhirnya acara pernikahan Adam dan Gladis telah selesai dan para tamu pun telah pulang."Dam, Gladis
Read more

Ini Adalah Ujian Terberat Untukku

"Alhamdulilah ya, Mas. Akhirnya ibu sudah boleh pulang hari ini," ucap Farida menoleh ke arah Feri yang masih berjalan bersamanya."Iya, Farida," jawab Feri sembari tersenyum.Keduanya pun lalu masuk ke dalam sebuah ruangan. Dari kejauhan Adam masih mengamati keduanya."Oh ternyata mereka tidak ke ruangan Tasya. Tapi itu ruangan siapa, ya. Siapa yang sakit," ucap Adam lirih pada dirinya sendiri."Ah sudahlah, ngapain juga aku mikirin siapa yang ada di ruangan itu. Lebih baik sekarang aku fokus pada kesembuhan Tasya saja," ucap Adam lagi. Ia pun lalu pergi meninggalkan tempatnya dan kembali ke ruangan Tasya.***Pagi harinya Farida sudah bangun dan sudah menyiapkan sarapan di atas meja.Feri yang baru saja keluar dari dalam kamarnya, langsung menghampiri Farida."Farida, kamu nggak perlu masak begini. Kamu kan pasti capek dari kemarin ngurusin ibu sampai kurang tidur," ucap Feri."Oh nggak, kok, Mas. Alhamdulilah keadaan ibu sudah lebih baik jadi aku bisa meninggalkan ibu untuk melakuk
Read more

Izin Pindah

Dengan perasaan sedih yang bercampur aduk dengan kebencian pada orang-orang yang telah memisahkannya dengan putri semata wayangnya.Langkah kaki Farida sedikit terhuyung. Matanya yang sembab dan berkaca-kaca membuat pandangannya tanoak sedikit buyar. Ia bahkan harus berhenti sejenak di depan teras rumah sebelum akhirnya ia masuk ke dalam rumah."Farida, kamu kenapa kok lemes gitu?" tanya Ratna yang saat itu baru kembali pulang ke rumah dan langsung melihat Farida yang tampak lemas tak berdaya.Sebelah tangan Farida memegang dinding untuk mempertahankan keseimbangan tubuhnya."B-bu ...." Belum selesai Farida menyelesaikan kalimatnya, air matanya telah lebih dulu jatuh. Ratna pun sontak langsung memeluk erat tubuhnya."Ada apa Farida? Apa yang telah terjadi sampai-sampai kamu seperti ini?" tanya Ratna dengan suara yang mulai parau."Tasya, Bu. Dia dibawa pergi entah kemana oleh mantan suamiku," ucap Farida dengan terbata."A-apa! Tasya dibawa pergi." Ratna ikut syok mendengar apa yang d
Read more

Resah

Hari-hari terus berlalu. Gladis dengan setia menemani Adam menjaga Tasya yang sakitnya semakin parah.Tasya membutuhkan pendonor namun masih belum mereka dapatkan sehingga sakitnya Tasya semakin parah.Gladis dan Adam bahkan belum melakukan malam pertama karena sibuk mengurus Tasya yang kondisinya terus memburuk.Dengan penuh kasih sayang, Gladis menyeka tubuh Tasya dengan air hangat yang ia siapkan sendiri."Terima kasih ya, Gladis. Aku benar-benar tidak menyangka kamu akan sesayang ini sama Tasya," ucap Adam mengusap lembut pundak Gladis lalu mengecupnya sekilas.Gladis pun menghentikan tangannya yang tengah menyapu tubuh Tasya. Ia menoleh ke arah Adam yang berdiri di sampingnya."Iya, Mas, sama-sama. Aku senang bisa melakukan ini semua," jawab Gladis lembut."Maaf ya karena sampai saat ini aku masih belum melakukan kewajiban ku sebagai seorang suami.""Nggak apa-apa, Mas. Aku mengerti kondisi kamu sekarang. Ya sudah katanya kamu mau pergi ke apotek untuk memberi obat. Lebih baik ka
Read more

Ketahuan

Setelah makan malam, Adam dan Gladis masuk ke dalam kamar dan duduk di pinggiran ranjang. Adam tampak ragu-ragu untuk mulai membahas apa yang dikatakan Nadia tadi di telpon."Emmm Gladis, Mas mau bicara sesuatu, " ucap Adam ragu-ragu.Gladis menatap ke arah Adam. "Ada apa, Mas? Mas mau bicara apa? Apa Ada sesuatu?" tanya Gladis.Adam terdiam sejenak memikirkan tentang apa yang akan ia katakan pada Gladis saat itu. Ia menimbang-nimbang dalam hatinya."Mas mau bicara apa? Bicara saja, tidak apa-apa kok," ucap Gladis meyakinkan.Adam yang tersadar mendengar kata-kata Gladis, langsung menoleh ke arahnya."Emmm b-begini, Gladis. Sebenarnya aku ingin menanyakan tentang dana yang akan keluarga kamu berikan untuk membantu perkebunan ku yang sedang memburuk," ucap Adam sedikit terbata.Gladis mengernyitkan keningnya mendengar apa yang dikatakan Adam saat itu."Mas, kamu ini bagaimana, sih. Sekarang kan Tasya sedang sakit tapi kok kamu memikirkan perkebunan! Seharusnya kamu memikirkan kesembuha
Read more

Talak Tiga

Tiba-tiba saja Gladis bersimpuh di kaki Adam membuatnya semakin bingung."Maafkan aku, Mas. Aku minta maaf," ucap Gladis sembari menangis sesenggukan.Adam yang merasa belum puas dengan jawaban dari Gladis, segera meminta penjelasan yang lebih akurat."Hentikan nak Adam! Tespek itu memang milik Gladis," ucap Erna. Akhirnya Erna memberanikan diri angkat bicara mewakili Gladis yang saat itu hanya bisa menangis sesenggukan."Itu memang milik Gladis dan saat ini dia sedang hamil," ucap Erna lagi sembari melangkah kakinya menghampiri Gladis dan membangunkannya.Adam mengernyitkan keningnya tak mengerti. "Apa! H-hamil? Bagaimana bisa Gladis hamil sementara aku sendiri belum menyentuhnya," ucap Adam masih tak mengerti. Namun, dalam hatinya mulai berpikir yang tidak baik mengenai Gladis dan keluarganya.Hendaryo pun akhirnya menjelaskan semuanya pada Adam selagi Erna membawa Gladis kembali ke sisi mereka dan menenangkannya."Apa! Jadi kalian sudah menipu ku!" Adam tampak sangat marah setelah m
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status