Semua Bab Terjebak Skandal CEO Dingin: Bab 111 - Bab 120

124 Bab

Antar-Jemput Zena

Sendirian di meja makan membuat Riehla nampak seperti akan menangis. Padahal ia sudah membuatkan sandwich untuk Ellio tetapi Ellio pergi seperti itu saja ke Kantor. Riehla semakin merasa bahwa sepertinya ia punya salah.Ini kali pertama mereka seperti ini lagi setelah kembali bersama. Muncul Zena yang sudah berpakaian rapi siap ke Sekolah. Riehla tarik kursi untuk Zena, Zena mendudukkan diri."Mama kenapa? Aku perhatikan melamun. Sudah gitu terlihat sedih." Sembari menatap Riehla dari samping."Mama gakpapa." Lalu, tersenyum."Mama sama Papa lagi bertengkar ya? Kalian saling diam gak seperti biasanya."Walau tak sepenuhnya mengerti tentang keadaan, namun Zena terlalu peka jika ada yang beda antara Mama dan Papa-nya. Tentu Zena sebagai seorang anak tidak menginginkan perselisihan antara kedua orang tua-nya."Nggak kok. Mama sama Papa baik-baik saja. Sebaiknya Zena segera makan."Zena tahu bahwa Mama-nya sedang berbohong. Zena makan sandwich itu dengan sesekali menoleh ke arah Riehla ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-07
Baca selengkapnya

Maunya apa?

Tidak seperti biasanya di mana Riehla terlihat di Ruang Tamu atau tidak ada bau masakan dari arah Dapur, malam ini Rumah itu sunyi. Layaknya Rumah kosong. Ellio langsung melangkah menuju Kamar dan ia lihat sang istri yang sudah tidur dengan posisi miring.Ellio taruh jas di atas nakas, menoleh ke arah Riehla dengan sorot mata sedih. Sudah berapa hari ini tidak ada percakapan menyenangkan antara keduanya. Tentu keadaan seperti itu tidak baik.Belum berganti pakaian Ellio keluar Kamar. Saat di depan meja makan, lelaki itu mematung. Ellio tahu Riehla pasti sedih dan kecewa dengan sikap Ellio belakangan ini, tetapi Riehla masih peduli pada Ellio dengan menyiapkan makan malam.Mendudukkan diri, menyentuh mangkuk berisi sup ayam yang sudah tidak hangat. Tiba-tiba Ellio meneteskan air mata. Hatinya semakin hancur dengan keadaan yang ia sendiri tidak tahu harus seperti apa. Ingin melupakan tetapi melihat wajah Riehla mengingatkan pada sebuah 'pengkhianatan'.Air mata itu terus menetes. Dapat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-08
Baca selengkapnya

Menenangkan Diri atau Melarikan Diri?

"Zena kenapa?" tanya si Bibi yang berjalan di samping Zena."Apa karena aku ya Mama sama Papa bertengkar? Aku takut kalau nanti gak punya Papa lagi." Sembari menatap lurus ke depan dengan wajah sendu."Bibi yakin kalau Mama sama Papa pasti baikan. Mereka kan saling cinta."Zena menoleh ke arah si Bibi. "Benar kan, Bi? Mama sama Papa gak perlu pisah?""Iya." Seraya tersenyum.Rasa sedih dan frustasi yang sudah memuncak membuat Riehla memilih melarikan diri sejenak. Riehla memang pergi dengan pakaian seperti akan bekerja, namun perempuan itu sedang mengendarai mobil ke daerah Pantai.Riehla merasa perlu menenangkan diri. Sudah memarkirkan mobil, Riehla berjalan ke arah Pantai. Pantai pun mengingatkannya pada Ellio. Riehla bisa saja hanya fokus pada anak-anak, tetapi ia tidak bisa tinggal dengan suami yang sikapnya seolah Riehla tidak ada.Apa mungkin keputusan Riehla menikah dengan Ellio itu salah? Riehla pikir jika ia menolak ajakan menikah itu semua tidak akan seperti ini. Tidak perlu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-08
Baca selengkapnya

Serpihan Hati

Riehla tidak melarikan diri, ia kembali pada keluarga-nya. Namun, ada yang beda dengan perempuan itu. Bukannya memilih diam karena tidak mengerti dengan sikap Ellio yang tidak juga memberi alasan mengenai sikapnya yang berubah. Riehla terlihat benar-benar mengabaikan Ellio.Seperti saat ini di mana mereka berkumpul di Ruang Tamu, Ellio yang duduk di sofa single, terus memperhatikan anak dan istrinya yang bermain, dan menyadari jika Riehla sejak pulang tidak menaruh perhatian sama sekali padanya.Tidak ada yang Riehla katakan bahkan sekali pun tidak menatap Ellio. Riehla hanya sibuk dengan Zena dan Eden.Ellio merasa bahwa mungkin sikapnya telah merubah Riehla menjadi tidak peduli. Melihat hal itu pun Ellio semakin takut jika Rumah Tangga-nya benar hancur. Ellio tidak ingin hal itu terjadi. Apa pun yang terjadi ia akan mempertahankannya.Beberapa saat kemudian...Riehla masuk ke dalam Kamar untuk meletakkan Eden di tempat tidurnya yang sudah tidur. Ellio yang terduduk di kasur dengan b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-10
Baca selengkapnya

Keputusan Akhir Riehla

Betapa terlihat menyedihkannya lelaki satu itu yang duduk sendirian di meja makan. Menikmati sandwich sebagai menu breakfast yang sejak beberapa saat lalu hanya digigitnya sedikit. Ia rindu hari-hari bersama istri dan anak-anaknya. Kini, ia sendiri dan itu semua karena kesalahannya.Rasa sesal pun memenuhi diri Ellio yang merasa jika semua telah berakhir. Mungkin sebelumnya Ellio bisa menggenggam kembali tangan Riehla, tetapi kali ini rasanya terlalu tidak mungkin untuk Riehla kembali padanya."Kamu benar, Rie. Gimana mungkin aku gak percaya sama kamu. Gimana bisa aku langsung percaya saja," gumam Ellio dengan wajah sendu.Sementara di kediaman Ani, mereka sedang menikmati sarapan nasi uduk di meja makan. Riehla yang sembari menggendong Eden, memperhatikan Zena berbicara dengan Ani.Zena masih terlihat seperti biasanya walau Riehla yakin Zena tidak mungkin sepenuhnya baik-baik saja. Hanya saja Zena tidak mengungkapkan apa yang ada di hati dan kepala-nya. Riehla tahu pasti ada kesediha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-12
Baca selengkapnya

Pulang (END)

"Tiba-tiba mengalami henti jantung dan sekarang sedang Dokter sedang melakukan yang terbaik." Lalu, melangkah pergi dari sana dengan langkah cepat.Ellio termenung. Kakinya mulai terasa lemas dengan perasaan takut kian nyata. Bukan saat-saat manis yang mereka lewati bersama yang mulai bermunculan memenuhi kepala Ellio, melainkan momen ketika Ellio mengabaikan Riehla karena rasa tidak percayanya.Bagaimana jika semua ini terjadi karenanya? Ellio rasa ia telah benar-benar gagal menjadi suami. Bukannya seratus persen membahagiakan Riehla justru Ellio menyakitinya.Digenggamnya kedua tangan untuk menghilangkan rasa gugup yang sedikit pun tidak hilang. Melihat Dokter laki-laki keluar dari dalam sana, rasa dingin yang sedang ia rasakan karena cemas pun semakin menjadi.Tatapan Dokter itu Ellio tidak ingin melihatnya. Ellio tidak ingin Dokter itu mengatakan hal yang tidak bisa Ellio terima."Kami sudah melakukan yang terbaik tapi Tuhan berkata lain. Saudari Riehla telah tiada."DegKalimat sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-14
Baca selengkapnya

Zena si Gadis SMA (season 2)

12 tahun kemudian...Nampak seorang gadis berseragam putih abu-abu yang terduduk di salah satu kursi makan. Menatap nasi goreng dengan telor mata sapi di hadapannya tanpa menyentuhnya sedikit pun. Gadis itu terlihat sudah tergiur oleh nasi goreng di hadapannya. Seperti ingin segera mencicipi, tetapi..."Mari kita makan," kata pria berusia 40'an yang sudah ada beberapa rambut putih yang tumbuh.Dengan cepat gadis itu membaca doa dan menyantap nasi goreng yang terlihat dari wajah gadis itu bahwa ia menyukai nasi goreng tersebut."Gak menghormati yang masak! Masa aku ditinggal makan," protes pemuda berseragam putih-merah. Duduk di samping gadis yang tak lain adalah Kakak-nya."Papa kan belum makan, Eden."Eden tersenyum pada Papa-nya yang bernama Ellio itu. "Selamat makan, Pa.""Selamat makan juga, sayang.""Selamat makan," timpal Zena sembari sedikit mengunyah."Makan tuh gak boleh ngomong." Sembari menatap Zena yang asik dengan nasi goreng-nya. Pemuda berusia 12 tahun itu pun hanya m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-14
Baca selengkapnya

Masih sama

"Zena?"Sontak Zura menoleh ke sumber suara di mana seorang lelaki yang ia kenal berjalan ke arahnya. Lelaki yang hari itu terus menatapnya seolah tertarik dengan Zen."Kak Kenzo," ucap Zena sembari duduk.Kenzo mendudukkan diri di samping Zena. "Sendiri?""Lagi nunggu teman.""Saya kira sendiri. Hampir saja saya mengajak kamu makan sama saya."Zena yang mendengar itu dibuat sedikit tak percaya. Kenzo sedang menggodanya atau apa?"Kalau aku sendiri Kak Kenzo mau ajak aku makan?""Iya. Kenapa? Kamu gak mau?""Mau kok asalkan Kak Kenzo yang bayar makanannya.""Tentu saja."Asal ada suara yang terdengar memanggil Zena, bukan hanya Zena yang menoleh Kenzo juga ikut menoleh. Nampak Rasti dan Adit."Loh, kok kamu ikut? Bukannya ada latihan?" tanya Zena yang sudah berdiri. Sembari menatap Adit."Latihannya diganti sore.""Ini siapa, Zen?" tanya Rasti sembari menatap Kenzo yang juga sudah berdiri."Seseorang yang aku kenal.""Maksudnya?" Rasti nampak bingung."Sebaiknya kita segera pergi nant
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-01
Baca selengkapnya

Kenzo atau Adit?

"Kamu suka Zena?" tanya Ellio tiba-tiba dan itu berhasil membuat Zena sedikit tersedak makanan hingga batuk-batuk."Papa apa-apaan sih!" ucap Zena tegas setelah meminum seteguk air bening."Saya gak suka kalau ada yang mau main-main sama putri saya!" Dengan nada tegas dan wajah serius.Zena semakin dibuat tak percaya oleh pria paruh baya itu. Menoleh ke arah Kenzo dengan raut wajah tidak enak. Bagaimana bisa Ellio menanyakan hal seperti itu pada lelaki yang baru 3 kali Zena temui. Itu pun hanya pertemuan singkat."Kalau suka sama Kak Zena gerak cepat deh soalnya yang suka sama Kak Zena bukan cuma Kakak," ujar Eden yang akhirnya ikut bicara. Lalu, memasukkan sesendok makanan ke dalam mulut."Kalian kenapa sih?!" ucap Zena dengan wajah mulai frustasi dengan kelakuan Papa dan Adik-nya itu."Zena cantik dan kelihatan baik. Siapa yang gak suka sama dia," ucap Kenzo setelah lama terdiam."Kak Kenzo gak perlu merespon perkataan gak jelas Papa sama Eden." Sembari menatap Kenzo."Apa yang saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-02
Baca selengkapnya

Pesona Pria Matang

Setelah mengantri membeli tiket Kenzo mengajak Zena membeli popcorn. Memberikan popcorn lumayan banyak itu pada Zena. Berjalan ke arah studio tempat film yang akan mereka tonton.Mereka langsung masuk lantaran orang-orang yang menonton di jam sebelumnya telah meninggalkan ruangan. Kenzo yang memegang potongan tiket memimpin jalan mencari tempat duduk mereka.Duduk di bagian bangku yang ada 4 buah. Zena kebetulan berada di dekat dinding. Menaruh cup popcorn di tempat yang tersedia untuk menaruh popcorn atau botol.Sebelum film diputar, handphone yang berada di tas selempang kecil bergetar. Zena segera mengambilnya dan terdapat panggilan video dari Eden."Bisa-bisanya Kak Zena pergi tanpa aku!" keluh Eden. Bibir anak kecil itu pun nampak maju."Lain kali.""Kapan?""Sudah ya, Den. Filmnya mau mulai."Sebelum Eden membuka mulut dengan cepat Zena mengakhiri panggilan video itu. Memasukkan kembali handphone ke dalam tas tak lupa memasang mode diam."Minggu besok kita bisa nonton film lagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status