Home / Fantasi / Penyihir Terhebat di Dunia Lain / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Penyihir Terhebat di Dunia Lain: Chapter 11 - Chapter 20

76 Chapters

Bab 11. Sebuah Hukuman

Seketika suasana hening. Sinar jingga menyusup masuk dan membiaskan tubuh Azura dan Elzenath.“Yah, kalau begitu, aku akan memanggil Elenio,” ujar Elzenath.Azura hanya menganggukkan kepalanya perlahan.“Aias, tolong bawa Elenio masuk!” teriak Elzenath.Brak.Elenio dengan cepat masuk ke dalam ruangan.“Hei Aias, berhenti memegangku!” seru Elenio.“Maaf Pangeran Zenath, saya telah membawa Pangeran Elenio,” ucap Aias.Elzenath menganggukkan kepalanya, lalu mengangkat kedua alisnya dan menunjuk pintu ruangan tanpa berkata apa pun.“Baik Pangeran.” Aias seolah mengerti isyarat yang diberikan oleh Elzenath. Pria berambut pirang itu pun keluar dari ruangan.“Duduk!” seru Elzenath.“Seenaknya sekali kau memerintahku.” Umpat Elenio sambil hendak duduk di sebelah Elzenath.Duk!Elzenath tiba-tiba menendang bokong Elenio.“Heh?” Azura tercengang melihat kelakuan kakak beradik di depannya.“Zenath bodoh! Apa yang kau lakukan? Mengapa kau menendangk-.”Elzenath dengan santainya langsung memotong
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

Bab 12. Menara Sihir

“Tinggi sekali.” Gumam Azura sambil mengadahkan kepalanya menatap sebuah menara runcing yang menjulang tinggi dari kejauhan. “Maaf membuatmu menunggu,” ucap Elzenath yang berada di sebelah kanan Azura. “Tidak apa-apa,” lirih Azura. “Mari kita ke sana!” seru Elzenath. Azura hanya menganggukkan kepalanya sambil mengikuti langkah kaki pangeran kedua di depannya. Terlihat lalu-lalang manusia dengan jubah hitam yang dilengkapi beberapa garis warna yang berbeda-beda setiap orang. “Selamat pagi, Pangeran Elzenath.” Sapa seorang wanita muda yang telah berdiri di depan pintu masuk. “Selamat pagi, Elizabeth.” Kata Elzenath sambil tersenyum tipis. “Anu…, Pangeran….” “Ah maaf aku sampai lupa ha ha. Perkenalkan, ini Azura,” ujar Elzenath. “Azura Amalthea.” Ucap Azura sambil mengulurkan tangan. “Saya Elizabeth, senang bertemu denganmu.” Seloroh Elizabeth sambil membalas uluran tangan Azura. “Sesuai janji temu yang aku buat kemarin, apakah Guru bersedia? Soalnya sampai saat ini, pengawal u
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 13. Murid La Gramarye

“Guru, sepertinya kau menakuti Azura he he,” kata Elzenath.La Gramarye mengalihkan tatapannya dari Azura, lalu ia bersandar di kursi kayu.“Lalu, apakah Pangeran mengajak Nona itu untuk menemui saya, hanya untuk bercerita mengenai pertemuannya dengan pangeran ketiga?” tanya La Gramarye. Prok!Elzenath bertepuk tangan dan tersenyum lebar. “Kau memang sangat pandai, Guru.”“Berhentilah basa-basi!” seru La Gramarye.“He he, maaf. Sabarlah, bukankah di usiamu yang sekarang, kau harus mengurangi amarahmu?” goda Elzenath kepada La Gramarye.La Gramarye hanya terdiam sambil menaikkan kedua alisnya.“Aku mengajak Azura kesini, selain memperkenalkannya kepadamu. Aku ingin merekomendasikan dia untuk menjadi muridmu.” Ucap Elzenath sambil tersenyum manis.“Saya menolak!” seru La Gramarye dengan tegas.“Wah Guru sangat bla
last updateLast Updated : 2023-07-07
Read more

Bab 14. Level Penyihir

“Hah.” Azura menghela napas beratnya seraya membangkitkan tubuh dari dipan minimalis yang berada di sudut ruangan. Azura menoleh ke sisi kirinya dan menatap sinar jingga yang mendominasi langit. “Sudah sore saja, cepat sekali,” gumam Azura. Rasa bosan meliputi hati Azura saat ia berada di menara sihir. Sesuai kesepakatan, Azura bersedia untuk menaklukan labirin sihir yang akan dilakukan esok hari. “Kalau saja di dunia ini ada ponsel. Mungkin aku bisa bermain game online,” lirih Azura. Azura beranjak berdiri dan membuka jendela. Semilir angin tanpa permisi langsung mengibaskan rambut tanggungnya. “Hm, lumayan sejuk. Akan tetapi, aku bingung mau apa di sini. Mungkin aku berjalan-jalan saja deh.” Kata Azura sambil berjalan keluar dari kamar. Lorong panjang menyambut Azura dengan penuh kemistisan. “Seram juga,” gumam Azura. Ketika di tengah lorong, tiba-tiba Azura berpapasan dengan Elizabeth. “Hai Elizabeth!” sapa Azura dengan ceria. Elizabeth menghentikan langkahnya, lalu menat
last updateLast Updated : 2023-07-09
Read more

Bab 15. Labirin Sihir

Azura tercengang menatap serangkaian tumbuhan yang menjulang tinggi."Bagaimana, apakah kau ketakutan?" Cibir La Gramarye sambil menghisap lintingan tembakau yang ia pegang.Azura pun bertolak pinggang dan tersenyum tipis. "Tidak Guru, aku tidak mungkin takut."'Labirin seperti ini mah seperti wahana di tempat wisata,' decak Azura di dalam hati."Hoo saya apresiasi keberanianmu, Nona. Tapi, jangan panggil saya Guru, karena Anda belum resmi menjadi murid saya," sahut La Gramarye."Hm, baiklah. Yosh, jadi kapan aku mulai?" Tanya Azura sambil meregangkan kedua tangannya."Jangan terburu-buru, Nona Muda," ujar La Gramarye.Azura hanya terdiam menatap pria baya berkumis putih.'Lama banget sih,' umpat Azura di dalam hati. La Gramarye menoleh Elizabeth sambil memainkan alisnya sebagai isyarat. Elizabeth pun hanya menganggukkan kepalanya."Izinkan saya menjelaskan mekanismenya, Nona Azura," ucap Elizabeth."Ya.""Jadi, tujuan Anda melewati labirin sihir hanya satu Nona," tutur Elizabeth."S
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

Bab 16. Hadiah Istimewa

“Sebenarnya kita mau kemana?” Tanya Azura sambil berjalan beriringan bersama Elizabeth.“Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda, Nona Azura,” jawab Elizabeth dengan kaku.“Iya aku tahu, tetapi siapa? Apakah Guru La Gramarye?” Azura mendesak jawaban yang gamblang dari Elizabeth.“Nanti juga Anda tahu,” sahut Elizabeth.‘Hm, ada apa sih? Memang serahasia itu?’ Tanya Azura di dalam hati sambil menoleh menatap halaman menara sihir.“Kita telah sampai. Silahkan masuk, Nona!” Seru Elizabeth sambil membukakan pintu suatu ruangan.‘Oh, ini bukan ruangan Guru La Gramarye,’ kata Azura di dalam hati.Azura menganggukkan kepalanya sambil memasuki ruangan.“Hai!” sebuah sapaan menyambut Azura dengan ceria.Azura hanya terpaku menatap kedua pria yang terduduk di sofa cokelat di sudut ruangan. Kedua pria itu terlihat mirip, tetapi memiliki sifat yang berbanding terbalik.“Hei Azura! Apakah kau mendengarku?” Teriak Elzenath sambil melambaikan tangan.Azura pun menggelengkan kepalanya dengan cep
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

Bab 17. Pelatihan Perdana

“Ternyata kau memang sungguh hebat, Nona.” Puji Guru La Gramarye sambil memperhatikan air danau yang tenang. “Terima kasih, Guru,” sahut Azura. “Sebagai manusia yang bertanggung jawab, maka sesuai perkataan, saya akan menjadi guru kau, Nona.” “Sekali lagi terima kasih.” Kata Azura sambil menganggukkan kepalanya perlahan. Suasana pun terasa sunyi. Di sekeliling hanya terlihat danau yang berwarna kehijauan dan banyak pohon pinus di sisinya. “Guru, sebenarnya apa yang akan kita lakukan di sini?” tanya Azura sebagai pembuka pembicaraan. La Gramarye mengangkat kumis putihnya. “Ini adalah pelajaran pertama untukmu.” Azura terdiam sambil memperhatikan La Gramarye. “Aku menamakan latihan pertama ini sebagai sihir penguat stamina,” jelas La Gramarye. “Sihir penguat stamina…,” lirih Azura. La Gramarye berjalan mendekati danau, lalu ia menyentuh air danau. Ting! Gema sentuhan tangan dari pria paruh baya itu mengalir ke seluruh kawasan air danau. ‘Wah, hebat,’ puji Azura di dalam hati
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

Bab 18. Bertemu Kembali

"Sedang apa kau?!" Suara parau nan menyeramkan berhasil membuat Azura tertegun.Glek!"A-.""Kita sudahi saja latihan hari ini. Saya ada acara lain sebentar lagi." Kata La Gramarye sambil pergi meninggalkan Azura."Ta-tapi guru?!" Azura berusaha mencegah langkah La Gramarye."Saya ada acara lain. Kau latihan saja sendiri!" Sahut La Gramarye sambil terus berjalan sampai menghilang dari pandangan Azura."Apa yang salah dariku?" Gumam Azura mematung."Azuraaaa!" Panggilan ceria berhasil membuyarkan lamunannya. Dia pun mengadahkan kepala, dan terlihat dua pasang sayap putih yang terbang menghampirinya."Camari dan burung gendut!" Sapa Azura sambil tersenyum lebar."Oi, mengapa aku malah dipanggil burung gendut!" Camaro bergerutu sambil berloncat-loncat penuh emosi."Hi hi hi." Camari hanya tertawa kecil sambil menutupi paruh dengan sayap putihnya."Kalian apa kabar?" tanya Azura dengan penuh antusias."Kami baik, iya kan Camaro?" sahut Camari."Ya ya, tentu saja," ucap Camaro."Ah syukurla
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more

Bab 19. Mine Pengganggu

"Aku senang dengan perkembanganmu, tetapi jangan merasa puas dulu," ucap Camaro."Ya ya, aku tahu," sahut Azura."Yeay! Gimana kalau sekarang kita makan-makan saja?" ajak Camari."Tidak!" tolak Camaro dengan sangat tegas.Azura dan Camari lantas menekuk wajah."Ada hal lain yang perlu kau tahu dari sihir penguat stamina, Azura," ujar Camaro."Hah, apa itu? Apa tidak bisa nanti saja?" tanya Azura.Camaro menggelengkan kepalanya dengan cepat."Sihir penguat stamina, memiliki konsep memperkuat salah satu organ, bukan?" tanya balik Camaro dengan wajah yang serius."Ya.""Kau bisa mengembangkan sihir itu menjadi sihir pemindah organ," ucap Camaro."Sihir pemindah organ?!"Camaro menganggukkan kepalanya dengan seksama."Bagaimana ceritanya? Apakah kaki dan tanganku bisa berpindah?" Tanya Azura sambil membulatkan matanya dengan sempurna.Plak!Sekian kalinya Camaro tanpa ragu menendang kepala Azura."Bukan itu maksudku!" Teriak Camaro sambil berloncat-loncat penuh emosi."Aduh, lalu apa?" Azu
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Bab 20. Kenakalan Elenio

Hari ini cahaya berkilau memantulkan gambar langit di permukaan danau. Azura menghalangi pandangan dengan lengannya ketika melihat langit."Kalau dunia ini berisi sihir apa matahari itu juga sihir?" ujarnya terduduk di atas rumput menghadap danau.Wush!Angin berhembus menerpa wajah Azura, sebisa mungkin ia berusaha memegang rambutnya agar tidak acak-acakan.Azura memicingkan mata ketika serasa pandangannya menggelap. "Apa yang kau lakukan di sini?"Sebuah suara memaksanya membuka mata, sejenak ia terkejut dan merasa familiar dengan nada orang itu."Seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan?" Azura bisa melihat wajah Elenio sangat dekat di depannya. Namun, ia tidak bereaksi sama sekali."He he he, bukankah belajar sihir menyenangkan? Hei cepat buat penghalang!" Elenio mundur satu langkah sambil berseru kepada orang yang berpakaian penyihir di belakangnya. "Baik, Pengeran." Penyihir itu merapalkan mantra dan dengan cepat lapisan penghalang menyebar dari mereka sebagai pusatnya
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status