Home / Pendekar / Pembalasan Pangeran Mata Iblis / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pembalasan Pangeran Mata Iblis: Chapter 31 - Chapter 40

43 Chapters

Kematian Murid, Guru, dan Tetua Sekte

“Apa?!! Bagaimana bisa? Ini benar-benar sulit dipercaya, kau tahu?!” Senior Xu syok setelah Mo Feng mengatakan siapa namanya dan apa identitasnya.Sedangkan di sampingnya, Senior Yuan yang memiliki ekspresi lebih santai akhirnya menganggukkan kepala beberapa kali, seolah mengerti sesuatu.“Tidak mengherankan, tapi bagus kalau kau adalah orang yang sejak dulu dicari dan ditunggu oleh para tetua sekte. Kuharap kau benar seperti yang dikatakan para tetua, Mo Feng. Jangan membuatku kecewa.”Mo Feng yang paham sedikit banyak dengan maksud mereka, enggan menanggapinya lebih jauh.Dia memilih menolehkan kepalanya ke belakang, di mana bangunan Sekte Gunung Langit 50 persen telah hancur menjadi berkeping-keping.“Aku rasa, kalian seharusnya mencari tahu apa yang tersisa di antara reruntuhan bangunan perguruan kalian.”Xue Lingzhi yang semula masih cukup syok, kini sudah lebih tenang. Dia pun mengangguk, setuju dengan usulan Mo Feng barusan.“Iya. Apalagi sekarang Senior Xu dan Senior Yuan ada
Read more

Dua Senior Berhati Sempit!

“Kau? Dengan kekuatanmu yang tak seberapa itu, kau ingin membantu kami menyadarkan Tetua Xia? Apa kau bercanda?” ejek Senior Yuan dengan tatapan merendahkan.Perbedaan sikap yang begitu mendadak ini mengejutkan Mo Feng dan Xue Lingzhi sekaligus.Sementara Mo Feng memiliki sikap yang lebih tenang, Xue Lingzhi di sisi lain langsung bangkit dan menatap tajam kedua seniornya.“Senior! Apa yang kau bicarakan?! Tidak ada salahnya untuk membiarkan Mo Feng mencoba membangunkan Tetua Xia!” ujar Xue Lingzhi sangat serius.Namun, Senior Yuan dan Senior Xu mendengus dingin hampir bersamaan. “Huh!”“Tidak boleh,” tandas Senior Yuan cukup keras.“Hmph! Aku juga tidak mengizinkannya!” timpal Senior Xu serius.Xue Lingzhi menggertakkan giginya, tidak habis pikir dengan sikap keduanya pada Mo Feng yang mendadak berubah 180 derajat hanya dalam hitungan menit.Dengan perasaan masih campur aduk, Xue Lingzhi lalu menolehkan kepalanya ke arah Mo Feng untuk melihat apakah Mo Feng baik-baik saja atau tidak a
Read more

Mempertaruhkan Nyawa Demi Nyawa Lain

Mo Feng bergeming.Dia tetap melanjutkan tindakannya untuk menyalurkan kekuatan spiritualnya ke dalam jantung serta pembuluh darah Tetua Xia tanpa mempedulikan dua senior itu di belakang sana.Hal ini membuat Senior Xu dan Senior Yuan semakin berang dan marah besar. Wajah keduanya merah padam. Tatapannya pun berubah tajam nyalang.Tak hanya itu, kekuatan mereka berdua mulai meledak secara konstan karena terdorong amarah.“MO FENG!!!”“MENYINGKIR KAU DARI SANA ATAU AKU AKAN MEMBUNUHMU!”Senior Xu yang sejak awal sudah tersulut amarah dan emosinya sampai puncak karena tidak terima Sekte Gunung Langit dibantai oleh monster iblis, kini benar-benar mengamuk pada Mo Feng.Dia mengangkat tangan kanannya dan menghunuskan pedang dari sabuk pinggangnya dengan tegas.‘SHRINK!’“MO FENG! AKU TIDAK MAIN-MAIN KALI INI!”“KALAU SAMPAI TETUA XIA MEREGANG NYAWA DI TANGANMU, MAKA NYAWAMULAH YANG AKAN MEREGANG DI TANGANKU!”Xue Lingzhi syok.Dia tidak mengira Senior Xu yang selalu berkepribadian baik da
Read more

Datangnya Pembelaan Tetua Agung

Xue Lingzhi belum sempat menjawab ketika sebuah cahaya menyilaukan datang melesat dengan kecepatan kilat ke arah mereka.‘SWOOSH!’“Huh! Kenapa ada aura pembunuhan yang sangat kuat di sini?”Suara seorang pria tua datang mengejutkan mereka semua. Di mana suara pria ini sangatlah familiar di telinga Xue Lingzhi, tetapi sangat asing di telinga Mo Feng. Dan dia adalah sosok yang muncul bersamaan dengan mendaratnya cahaya itu.“T-Tetua Agung!” gagap Xue Lingzhi tidak percaya.Mo Feng mengerutkan keningnya cukup dalam setelah mendengar bagaimana Xue Lingzhi memanggil pria tua ini. Karena penasaran, dia pun mencoba untuk mengamatinya secara detail.Dari penglihatan Mo Feng, sosok 'Tetua Agung' ini mungkin seumuran dengan Pak Tua Ao Yu, Gurunya. Gaya mereka berdua hampir mirip secara sekilas. Namun, ada aura tegas yang tak bisa dibantah dari Tetua Agung ini. Aura elegannya lebih menonjol secara keseluruhan. Dan dilihat dari kemampuan serta kekuatannya, dia telah berada di ranah yang sanga
Read more

Niat Membunuh Mulai Mengintai

“Sial! Tetua Agung terlalu memihak Mo Feng! Mulai sekarang, kehadiran Si Pembawa Bencana itu akan benar-benar membuat kita sengsara!” celetuk Senior Xu dengan geram.Senior Yuan menyunggingkan senyuman dingin.“Ya. Dan ini membuat kita semakin perlu dan harus menyingkirkan dia untuk selamanya. Kita tidak boleh membiarkan dia membawa bencana lagi bagi Sekte Gunung Langit ke depannya.”Senior Xu mengangguk. “Benar, itu benar! Bahkan jika dia sempat membantu menyadarkan Tetua Xia, itu tidak sepadan dengan bencana yang dia sebabkan!”Dengan dengkusan ringan, Senior Yuan mengibaskan jubahnya. Dia kemudian duduk dengan ekspresi sedikit angkuh dan jauh.“Lebih dari itu, Tetua Agung bahkan tidak mempermasalahkan kematian semua rekan seperguruan kita. Dia tetap membela Mo Feng tidak peduli apa pun yang terjadi. Bukankah ini terlalu berlebihan dan bias?”Keheningan jatuh setelahnya. Baik Senior Xu ataupun Senior Yuan mulai memikirkan ulang kata-kata mereka. Mereka merasa bahwa semakin mereka be
Read more

Wilayah Terlarang, Guru Dalam Bahaya?

“Ao Yu?” ulang Tetua Agung dengan dahi berkerut. “Sepertinya aku pernah mendengar nama ini di suatu tempat.”Ekspresi Mo Feng berubah. Kedua matanya bersinar dengan cahaya samar yang rumit. Tapi di sana, jelas ada secercah kilas kebahagiaan dan harapan. Dia benar-benar menantikan jawaban ini!“Benarkah, Tetua?! Di mana Anda pernah mendengarnya?” tanya Mo Feng agak tidak sabaran.Tetua Agung berbalik untuk menghadap jendela Ruang Perpustakaan Sekte. Dengan menggenggam kedua tangannya yang terkepal itu di belakang punggungnya, dia kemudian menatap pemandangan luar jendela sambil menghela nafas panjang.“Hmm!”Mo Feng masih tetap diam membisu. Dia menunggu apa pun yang hendak dikatakan oleh Tetua Agung dengan jantung berdegup agak kencang.“Aku sepertinya mendengar nama itu setengah tahun yang lalu saat aku mengunjungi salah satu kerabat seperguruanku dulu di tepi Laut Perbatasan.”Kening Mo Feng berkerut samar. “Tepi Laut Perbatasan? Di mana itu, Tetua Agung?”Walaupun Mo Feng sudah men
Read more

Serangan Panah, Rencana Pembunuhan!

“HYA!”“HYA!”“HYA!”Di halaman utama Sekte Gunung Langit, suara Mo Feng yang tengah melatih ilmu bela dirinya dengan melakukan gerakan berupa pukulan mantap ke udara kosong itu memecah suasana hening dini hari yang panjang ini.Akan tetapi, di balik keheningan dan betapa seriusnya Mo Feng berlatih saat ini, kepalanya benar-benar berisik dengan segala macam ucapan yang sebelumnya diucapkan oleh Tetua Agung.Yang mana 90 persen dari perkataan Tetua Agung tersebut berisi petuah supaya dia berlatih lebih banyak, lebih sering, lebih berat, dan lebih konsisten lagi demi mendapatkan kekuatan yang Mo Feng inginkan.Termasuk kekuatan yang cukup untuk digunakan menemukan Pak Tua Ao Yu, antisipasi melawan monster iblis dan binatang monster di wilayah daerah terlarang dekat Laut Perbatasan.“HUH!”‘BOOMMM!!!’Sebuah pukulan dahsyat akhirnya berhasil Mo Feng layangkan. Pukulan ini mengenai sebuah batu besar yang ada 20 meter di seberangnya. Batu itu pun pecah dan hancur berkeping-keping. Kepulan
Read more

Pengejaran, Detik-detik Kematian!

Tanpa banyak berpikir, Mo Feng melompat lagi ke dahan pohon yang ada di depannya, sebelum akhirnya turun ke tanah dan berlari melewati kegelapan hutan yang begitu pekat.“Huh! Huh! Huh!”Sembari terus mengatur pernafasannya, Mo Feng mengerahkan semua kekuatan dan kemampuannya untuk berlari secepat mungkin, menjauh dari jangkauan dua pemanah yang belum dia ketahui siapa identitasnya tersebut.Sayangnya, meskipun kegelapan hutan itu mampu menyamarkan sosok Mo Feng, tapi kedua pasang mata Senior Xu dan Senior Yuan jauh lebih jeli dari yang dia harapkan.Mereka berdua juga sudah berada di ranah yang jauh lebih tinggi dibanding Mo Feng. Kekuatan mereka secara alami jauh lebih hebat dari Mo Feng. Dengan mempercepat laju dan memperpendek jarak pedang terbang mereka dari tanah, mereka berdua akhirnya berhasil melihat siluet Mo Feng dari kejauhan.“Di sana!” Senior Xu berteriak lebih dulu, yang kemudian disambut anggukan singkat dari Senior Yuan.“Ayo, terbang lebih cepat! Lakukan serangan p
Read more

Menyerang Balik, Berhasil Melukai!

Mo Feng mengernyit. “Benarkah? Tidakkah kalian khawatir kalau ini justru menjadi detik-detik kematian kalian?”“KAU!”Perkataan Mo Feng berhasil menyulut emosi Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua pun tampak sangat berang. Hal itu langsung terlihat dari munculnya cahaya menyala-nyala berwarna biru dan kuning dari tubuh mereka. Kekuatan mereka meledak karena tekanan yang mulai membesar di dalam tubuh mereka.“Hmph! Atas dasar apa kami takut dan khawatir dengan hal itu? Kekuatanmu jauh di bawah kami!” Senior Xu membalas.Di sebelahnya, Senior Yuan juga menganggukkan kepalanya dua kali sebagai tanda setuju.“Keahlian dan kemampuan bela dirimu juga tidaklah seberapa. Menurutku, kau seharusnya khawatir dengan keselamatan nyawamu sendiri. Sebab di sini, kami tidak akan membiarkan kau selamat apa pun yang terjadi!” ujarnya kemudian.Mo Feng menyeringai. “Benarkah?”Balasan Mo Feng itu terdengar sangat arogan dan sombong di telinga Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua menjadi semakin
Read more

Panggilan Dari Tetua Agung

“Mo Feng? Dari mana kau? Apa kau baru saja pergi keluar?” tanya Xue Lingzhi setelah dia melihat sosok Mo Feng berjalan dari arah gerbang.Mo Feng tersenyum simpul. “Ya. Aku hanya berjalan-jalan sebentar.”“Tapi kau sepertinya menghilang sejak semalam? Aku sempat mencarimu ke kamar beberapa kali dan kau tidak ada,” balas Xue Lingzhi lagi.Ekspresi Mo Feng berubah sedikit. Namun, dia menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju teras yang menghubungkan gedung depan dengan aula utama sekte di gedung belakang.Mau tak mau, Xue Lingzhi mengikutinya.“Aku memang tidak ada di kamar sejak semalam. Aku mulai berlatih dari tengah malam sampai dini hari di halaman samping. Setelah itu, aku pergi ke luar untuk berjalan-jalan sebentar.”Penjelasan Mo Feng itu membuat Xue Lingzhi menganggukkan kepalanya beberapa kali. “Oh, begitu. Aku paham.”“Lalu biar aku tebak, alasan kau tiba-tiba melakukan latihan sepanjang malam itu adalah karena Tetua Agung lah yang menyuruhmu?” lanjutnya penasaran.Mo Feng y
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status