Dengan diimani olehnya hatiku merasa damai, tidak seperti bayanganku. Suaranya fasih, makhroj hurufnya benar dan tentunya dia mampu menjadi imam salatku hari ini. Dia memang orang yang sulit untuk diprediksi. Penuh misteri dan tentunya percaya diri. Setelah selesai salat magrib, kusiapkan makan malamnya. Meski sebelumnya kebiasaanku makan malam setelah isya. Namun, aku kasihan melihatnya pulang dalam keadaan lapar. "Makanan sudah siap, abang duluan nanti aku belakangan." "Kok bisa?" tanyanya kembali. "Kebiasaanku makan setelah isya." "Kalau begitu samaan," ucapnya lagi. Tu kan, mana tega aku melihatnya dalam keadaan lapar sampai menunggu selesai salat isya. "Iya, ayo kita samaan." Entah mengapa aku kasihan. ini aku sebagai asisten atau sebagai istri yang begitu peduli dengannya. Kami menuju meja makan khusus untuk kami berdua. Entah sejak kapan dapur ini disulap hanya untuk kami saja. Tuan Reza mem
Last Updated : 2023-05-06 Read more