Home / Pernikahan / ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of ISTRIKU LUPA AKU SUAMINYA: Chapter 11 - Chapter 20

30 Chapters

SEBELAS

Kelam.Ada banyak hal yang Kelam benci di dunia ini, jika bisa diurutkan mungkin hanya beberapa yang termasuk membenci sesuatu karena alasan pribadi seperti membenci seseorang bernama Gandaria.Dia membenci Gandaria karena sikapnya pada Sarala ketika mereka bersama. Awalnya ketika Sarala jujur pada Kelam mengapa pernikahannya berakhir dia hanya mengatakan “Kita sudah gak cocok aja.”Setiap kali Kelam tanyakan jawabannya hanya berakhir disana, seperti sedang menutup kotak pandora Sarala tidak pernah ingin membukanya lagi sampai akhirnya dia bertemu dengan Gandaria. Pria itu tinggi, berwajah tampan dan juga arogan. Kelam mengenalnya karena urusan bisnis, saat itu Gandaria memegang dua bisnisnya untuk pengurusan pajak.“Pak Kelam sudah menikah?” Adalah pertanyaan yang pertama kali pria itu lontarkan kepada Kelam ketika mereka sedang makan siang bersama.“Belum, tapi sedang mempersiapkan.” Jawab Kelam kala itu.“Saya sudah pernah menikah tapi beberapa tahun lalu bercerai.” Ujar Gandaria,
Read more

DUABELAS

Sarala“Gandaria akan pulang dua minggu lagi.”Kata-kata itu terus terngiang di benak Sarala, dia mulai tidak sabar. Dia benar-benar ingin bertemu dengan Gandaria, dia ingin bertanya mengapa pria itu tidak meluangkan waktunya untuk sekedar menghubunginya padahal pria itu tahu dia mengalami kecelakaan yang membuatnya hampir lumpuh.Dia mulai bertanya pada bi Miah mengenai pakaian-pakaiannya yang dulu, melihat pakaian yang ada di lemari, dia tahu itu seleranya tapi bukan selera Gandaria. Selama ini dia memakai baju yang menjadi selera Ganda bukan dirinya.Dia sudah meninggalkan apa yang dia sukai sejak lama.“Ini semua baju-baju ibu, ibu yang beli dan pilih sendiri.” Jawab bi Miah.Ada jeda sebelum Sarala kemudian mengerenyitkan dahinya. Dia tidak pernah memilih dan membelinya bajunya sendiri, semua yang di lemarinya dibelikan oleh Gandaria, pria itu yang memilih dan membelinya tanpa bertanya apakah Sarala menyukai modelnya, warnanya, atau hal-hal lainnya.“Saya gak pernah beli baju sen
Read more

TIGABELAS

“Soga alergi blueberry.”Kata-kata yang sampai hari ini terngiang di benak Kelam. Sarala tanpa sadar mengatakannya, dalam bawah sadar wanita itu dia masih mengingat mereka sebagai suami dan anaknya.Dia mengacak rambut, berada di dalam rumah kini jauh lebih menyesakkan. Tiap kali dia tanpa sengaja saling bertemu pandang dengan Sarala, wanita itu akan selalu memalingkan wajahnya. Wanita itu sangat menghindari berduaan dengan Kelam meskipun hanya mengobrol hal-hal tidak penting. Ketika meminum teh bersama juga dia meminta bi Miah maupun bi Isah berada disana meskipun agak jauh dari tempat keduanya.Sarala terlihat tidak nyaman berada di dekatnya.Dia menghela napas, mengecek ponselnya, sampai saat ini belum ada kabar dari Gandaria apakah pria itu mau melakukan
Read more

EMPATBELAS

Kepala Sarala terasa berat, matanya berkunang-kunang, rasanya semua informasi yang dia terima tidak sesuai dengan apa yang ingat terakhir kali sebelum dia mengalami kecelakaan. Apa yang Kelam katakan kepadanya, apa yang Soga bicarakan dia tidak mengerti semuanya.Sejak kapan Gandaria memperbolehkannya membeli makan-makanan manis?Sejak kapan Gandaria memperbolehkannya membeli baju-baju dengan model dan warna kesukaannya?Yang Sarala tahu semuanya menjadi gelap dan tiba-tiba dia bangun dengan kepala yang sudah terasa agak ringan. Dia tengah berada di dalam kamar, berusaha untuk bangun sendiri dan duduk tapi kakinya tidak bisa dia gerakkan sama sekali. Dia menghela napas.Kehamilan dan kakinya yang masih lemah untuk menopang tubuhnya menyusahkan dirinya sendiri. Orang-orang yang bekerja di rumah ini jadi membantunya juga, terlebih lagi ketika dia tidur. Mereka akan membantunya untuk berbalik badan ke kanan dan ke kiri.Dia merasa tidak berguna.Dia ingin bertemu dengan Gandaria, secepat
Read more

LIMABELAS

Gandaria memutus telepon.Dia terdiam sambil memikirkan obrolan yang baru saja selesai dengan Kelam, suami dari mantan istrinya yang juga klien serta atasannya. Lucu memang, dia juga tidak pernah berpikir kalau dunia sesempit ini. Indonesia yang begitu besar masih mampu mempertemukannya dengan mantan istrinya.Menyakitkan tentu saja.Setelah bercerai dengan Sarala dan menjalin hubungan lebih serius dengan perempuan lain, dia baru sadar kalau semua perempuan akan sama saja ketika mereka benar-benar mencintai dan peduli pada pasangannya. Mereka jadi terlihat ‘menyebalkan’.Dalam pandangan Gandaria, mantan istrinya adalah orang yang menyebalkan.Sarala selalu ‘mengatur’ untuk menabung, mengatur dia berpakaian, mengatur dia untuk melakukan hal ini dan itu. Sarala selalu minta mengobrol sebelum tidur padahal setelah mandi dan makan malam dia hanya ingin menghabiskan waktunya sendirian, bermain permainan di ponsel atau langsung tidur, tapi wanita itu terus berceloteh bagaimana hari yang dia
Read more

ENAMBELAS

Kelam menghela napasnya, dia baru saja membaca pesan yang masuk ke ponselnya.Dari Gandaria.Pria itu akhirnya mengiyakan permintaannya untuk bertemu dengan Sarala. Kelam seharusnya senang, tapi tidak ada perasaan senang yang timbul karena hal itu. Sebenarnya, dia tidak ingin melakukan hal itu, dia tidak ingin Sarala bertemu lagi dengan Gandaria. Hatinya terasa teriris jika harus melihat istrinya bertemu lagi dengan mantan suaminya. Apa yang akan dia lakukan jika Sarala mendadak memeluk atau mencium Gandaria?Dia menelan ludah dengan imajinasinya sendiri.Menjijikan.Dia mengalihkan pandangannya kearah Soga, tersenyum kecil, mengelus puncak kepala anak itu. Dia ingin segalanya segera kembali normal, Kelam tidak ingin melihat bocah itu tersiksa karena tidak bisa dengan mudahnya memanggil Sarala dengan sebutan ‘bunda’ dan tidak lagi tidur dalam dekapan Sarala seperti biasanya.“Pak Kelam…” Panggilan di daun pintu mengalihkan pandangan Kelam, Bi Isah berada disana, tersenyum dengan lemb
Read more

TUJUHBELAS

Sarala pergi dari rumah seperti biasa menuju Rumah Sakit, kehamilannya yang sudah memasuki akhir minggu kelima ini membuatnya bersemangat. Sebentar lagi bayinya akan memasuki bulan keenam. Sebelumnya, dokter bilang dibulan keenam atau ketujuh ibu bisa melihat bayinya dengan menggunakan USG 4D.Seru!Dia ingin melihat bayinya, apakah mungkin nanti bayinya lebih mirip Gandaria ketimbang dirinya sendiri?Sarala tersenyum, mengelus perutnya. Sejak pagi, bayinya benar-benar terasa lincah di dalam perut. Sesekali Sarala merasa nyeri di beberapa bagian tubuhnya karena si bayi ‘menendang’, ketika Soga berpamitan padanya untuk pergi ke taman kanak-kanak, bayi di perutnya semakin tidak mau diam.“Adek lagi apa sih nak di dalam? Kok semangat banget?” Gumamnya sambil mengelus perutnya lembut.Hari ini, bi Miah menyiapkan sarapan sederhana. Roti isi selai kacang coklat dan juga jus buah naga. Selai kacang ini dibuat sendiri oleh bi Miah,
Read more

DELAPANBELAS

Gandaria masih mematung di tempatnya berdiri ketika Sarala kemudian memeluknya, dia sedikit terkejut dengan apa yang wanita itu lakukan terlebih lagi di belakangnya tepat berdiri suami wanita itu. Kelam.“Sialan…” Gumamnya perlahan.“Ganda! Akhirnya kamu pulang juga! Aku udah nungguin!” Sarala memekik.Ketika wanita itu melepaskan pelukannya, Gandaria baru bisa melihat wajahnya. Lelaki itu sedikit terkejut ketika melihat wajah wanita yang sudah tidak ditemuinya hampir sepuluh tahun itu.Dia terdiam, menahan napasnya.Cantik.“Sejak kapan Sarala sebegini cantiknya?” Di dalam ingatannya ketika mereka terakhir kali bertemu untuk perceraian, penampilan Sarala begitu tidak enak dipandang mata. Dia sudah terlalu sering melihat perempuan-perempuan cantik namun baginya kala itu Sarala terlihat begitu tidak menyenangkan.Ketika pernikahan Sarala dan Kelam di gelar, dia tidak ingin masuk, dia
Read more

SEMBILANBELAS

Gandaria pergi dari rumah itu setelah berbicara dengan Sarala selama hampir tiga jam. Kelam membiarkan keduanya berbicara meskipun hatinya berkecamuk, tidak bisa dipungkiri kalau dia cemburu. Dia berusaha sebisa mungkin untuk menahan semua rasa yang bergejolak di hatinya, rasa cemburu juga khawatir. Tidak ada yang berani mendekati, bahkan seluruh pekerja di rumahnya menghormati apa yang Sarala serta Gandaria bicarakan. Kelam gelisah, ada banyak kemungkinan terburuk mampir di kepalanya, skenario-skenario yang mungkin terjadi. “Ganda sudah pergi..” Adalah kalimat pertama yang Sarala ucapkan ketika dia akhirnya masuk kembali ke dalam rumah. Di ruang tamu, Kelam menunggunya sampai hampir larut malam. Sarala di dorong bi Miah diatas kursi roda. Wajahnya terlihat sembab dan lesu. Hati Kelam bergetar. “Bagaimana…?” Dia bertanya dengan perasaan takut. Apakah Sarala sudah tahu kalau dia adalah suaminya? Apakah tangisan itu karena dia sudah menginga
Read more

DUAPULUH

 Sarala menatap langit-langit kamarnya, jam sudah menunjukkan waktu tengah malam lebih. Namun dia masih terjaga, isi kepalanya melanglang buana ke berbagai arah. Malam tadi, akhirnya orang yang dia tunggu-tunggu, pulang. Gandaria, suaminya. Wajah pria itu terlihat berbeda. Cukup berbeda dari apa yang dia ingat, pria yang dulu berkulit putih, berbibir merah muda dengan wajah yang cukup tampan dan tubuh yang agak kurus kini jauh berbeda. Tujuh bulan. Dalam ingatannya, pernikahannya baru saja menginjak tujuh bulan. Jika benar, kenapa Gandaria terlihat sangat berbeda dari apa yang dia ingat? Kalau dipikir-pikir lagi juga ada banyak perubahan dalam diri Sarala, ketika dia melihat ke kaca, ada banyak perubahan dalam tubuh dan wajahnya. Tapi dia berpikir itu mungkin hormon kehamilan. Untuk Gandaria, apa benar dia dan Gandaria sudah tidak bertemu selama beberapa bulan saja? Pria itu menangis tadi, menangis tersedu-sedu seperti menyesali sesuatu.
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status