“Tolong buka pintunya, Rein! Kamu kenapa? Kenapa sikap kamu aneh sekali? Apa kamu tidak merindukan aku?” Dia mendorong pintu yang sedang kututup rapat.Suara itu, suara yang sudah seminggu tidak aku dengar. Suara yang hanya bisa ku dengar melalui sambungan telepon kini aku dapat mendengarnya secara langsung. Aku sangat rindu, aku merindukan pemilik suara itu. Rasanya aku ingin memeluk dan melampiaskan kerinduanku selama ini.Namun, seketika rasa bersalahku muncul lagi. Aku tidak bisa membiarkan rasa ini tumbuh dengan lebih hebat lagi.Dia adalah Niko, kekasihku sejak SMA. Orang yang telah membuatku sembuh dari rasa trauma. Orang yang telah membuatku bahagia saat bersamanya.Niko terus mendorong pintu dengan sekuat tenaga hingga akhirnya pintu itu terbuka. Niko langsung memelukku. Aku terus menolak, tapi dia juga semakin mengeratkan pelukannya. Ya, aku sangat merindukannya. Tubuhku serasa ingin pelukan itu lebih lama.Saat Niko memeluk ku, aku merasakan kehangatan yang selama ini aku r
Read more