Sore hari menjelang, Ningsih tetap memaksa Marissa untuk memeriksakan kandungannya, bahkan wanita itu menawarkan diri untuk membawa ke dokter kandungan yang cukup terkenal di kota tersebut.“Tidak perlu, Bu. Saya tidak apa-apa,” tolak Marissa halus.Seperti biasa Marissa membantu Ningsih untuk menyiapkan hidangan snack sore bagi seluruh tamu yang menginap, namun kali ini dia diperlakukan istimewa oleh Ningsih.“Tidak bisa begitu, tetap harus diperiksa, takutnya terjadi sesuatu dengan kandunganmu. Penyesalan selalu datang terlambat.”Panjang lebar Ningsih memberi nasehat pada Marissa, membuat wanita itu bingung bagaimana harus menjelaskan pada Ningsih bawa dia sama sekali tidak hamil. Semua ini gara-gara Barra, umpat Marissa dalam hati.Pucuk dicinta ulam tiba, sosok yang seharusnya bertanggung jawab atas kehebohan yang menimpa Marissa pun keluar dari kamar. Penampilan Barra sudah rapi dan jelas sekali jika dia akan pergi.Matanya beradu pandang dengan Marissa,“Ganti baju, kita a
Read more