Seketika Kemala terhenyak, ia terbangun dari mimpi buruk yang memaksa jiwanya tinggal. Padahal ia baru saja menatap lukisan itu, entah kapan ia memejamkan kedua matanya. Kalimat yang dikatakan seseorang di dekat ruang dengarnya begitu jelas. Sosok itu samar, seorang pria dengan masker hitam, menutup sebagian wajahnya. Namun tatapan tajam sepasang mata elangnya seolah masih mengikuti Kemala. “Yah, sepasang mata itu–aku tidak asing dengan tatapannya,” gumam Kemala, kedua tangannya menepuk-nepuk pipinya sendiri. “Ada apa, Kak?” Vita yang baru saja memasuki ruang produksi heran dengan sikap Kemala. “Tidak apa,” jawabnya singkat, “Vita, apakah ada pesanan baru hari ini?” Kemala berpura-pura sibuk merapikan peralatan untuk mengecoh perhatian Vita. “Belum ada, Kak. Tapi, akan ada seseorang yang datang malam nanti. Sepertinya pelanggan terakhir kita hari ini.” Vita tersenyum lalu kembali ke tempatnya. Tidak ingin repot-repot berpikir, Kemala kembali membersihkan meja kerjanya. Sejak
Last Updated : 2023-05-24 Read more