Home / CEO / Suamiku Mantan Casanova / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Suamiku Mantan Casanova: Chapter 11 - Chapter 20

31 Chapters

Bab 11

"Kita bertemu lagi, Nona manis!" ucap Sean seraya menatap penuh kagum pada wanita dingin yang tengah duduk di hadapannya. "Melihatmu yang cantik ini serasa menemukan harta karun yang luar biasa banyak. Sungguh!"Alih-alih menjawab, Anneth malah melayangkan tatapan membunuh ke arah Sofia. Giginya saling menggeretak, jengkel karena lagi-lagi bertemu dengan Sean. Dia berani bertaruh kalau Sofia pasti ada hubungannya dengan kemunculan pria mesum tersebut. "Oh, sorry. Aku sama sekali tak ada hubungannya dengan kemunculan Sean di sini, Ann!" ucap Sofia sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. Dia langsung tanggap akan arti tatapan galak sahabatnya. "Kau pikir aku akan percaya begitu saja pada ucapanmu?" "Ayolah, Ann. Kaulah yang mengajakku datang kemari. Jadi mustahil aku dan Sean bersekongkol untuk mengerjaimu. Iya, kan?"Anneth mendengus kasar. Niat hati ingin menyegarkan pikiran, dia malah harus bertemu dengan pria yang sangat luar biasa menjengkelkan. Ingin rasanya dia mengusir Sea
Read more

Bab 12

 Sean duduk melamun sambil memutar-mutarkan wine yang ada di dalam gelas. Posisinya sekarang tengah berada di sebuah klab. Dia memutuskan untuk datang kemari seusai menemui sepupunya, Oliver.  "Perkataan Oliver begitu menggantung. Kira-kira dia sengaja menyembunyikan sesuatu dariku atau memang benar dia tidak tahu ya?" gumam Sean bertanya-tanya sendiri. "Oliver sudah dua tahun menjalin hubungan dengan Sofia. Harusnya sih dia tahu banyak hal yang berhubungan dengan hidup sahabat dari kekasihnya. Terutama tentang penyebab mengapa sikap Anneth bisa menjadi sangat dingin. Tetapi kenapa Oliver tidak?" Flashback "Hanya itu yang aku ketahui tentang Anneth. Sungguh!" ucap Oliver sembari memainkan pena di tangan.  "Masa hanya itu saja yang kau ketahui sih. Kau tidak sedang mempermainkan aku, kan?" cecar Sean tak puas akan jawaban sepupunya.  "Untuk apa aku memp
Read more

Bab 13

Anneth tak henti mend*sah saat orang yang dia tunggu tak kunjung datang. Posisinya sekarang tengah berada di sebuah restoran, tempat di mana dia dan calon suaminya akan bertemu. ["Kau jangan sampai salah mengenali orang, Ann. Pria yang akan kau temui memiliki paras yang sangat tampan dan tubuh yang tinggi menjulang. Kepribadiannya juga sopan dan rapi. Pokoknya Ibu jamin kau akan langsung jatuh hati begitu bertemu dengannya. Oke?"]"Jatuh hati?" Anneth tersenyum getir. "Aku bahkan sudah lupa bagaimana cara untuk jatuh hati pada lawan jenis, Bu. Aku sudah mati rasa. Di mataku tidak ada yang namanya cinta selain mencintai Ibu dan almarhum Ayah."Gumaman tersebut menjadi kata terakhir yang keluar dari mulut Anneth sebelum akhirnya dia diam menundukkan kepala. Jika boleh memilih, ingin rasanya Anneth pergi saja dari sana. Terlalu enggan untuknya bertemu dengan lelaki yang entah seperti apa wataknya. Namun ketika pemikiran ini terbersit di dalam hati, bayangan kesedihan di wajah ibunya lan
Read more

Bab 14

"Apa yang ingin kau ketahui?" "Siapa yang sedang kau tunggu?" ucap Sean menjawab pertanyaan Anneth. Jauh di dalam lubuk hatinya, Sean sangat berharap kalau Anneth bukan sedang menantikan seorang pria. "Kau di sini seorang diri. Tidak mungkin adalah suatu kesengajaan biasa. Apa benar?" "Haruskah aku menjawab?" Bebal sekali. Sebegitu tidak tahu malunya pria ini memaksa untuk mengetahui urusannya. Ingin marah, tapi tubuhnya seakan menolak untuk beranjak. Alhasil Anneth hanya bisa bersabar menghadapi cecaran Sean.  "Ya. Aku bahkan tidak keberatan kalau kau bersedia bicara jujur." Terdengar decakan pelan dari mulut Anneth saat mendengar jawaban Sean yang sarat akan paksaan, tapi dilakukan dengan cara lembut. Aneh saja. Dia merasa pria ini tengah bersikap posesif kepadanya. Padahal kan mereka hanya orang asing yang baru beberapa kali bertemu, tapi entah mengapa Sean bisa sebegini memaksanya untuk menj
Read more

Bab 15

"Kita sudah sampai, tuan putri. Silahkan keluar!" ucap Sofia seraya membungkukkan badan setelah membukakan pintu mobil. Gerak tubuhnya sangat luwes. Mirip sekali dengan gaya seorang pelayan yang tengah melayani ratunya.  "Jangan sok perhatian. Aku tahu kau sedang menginginkan sesuatu," cibir Anneth langsung paham akan maksud tujuan sahabatnya yang tiba-tiba bersikap manis. Dia keluar dari dalam mobil kemudian menatapnya datar. "Kali ini tentang apa?" Sofia meringis lebar. Sahabatnya memang yang paling tahu tentang dirinya. Terbaik.  "Aku penasaran dengan hasil pertemuanmu semalam. Bagaimana? Apa orangnya baik? Tampan tidak? Emm penampilannya tidak kolot seperti orang-orang yang baru datang dari pedesaan, kan?" cecar Sofia penuh rasa ingin tahu.  "Kau masih bernafas, kan?" "Maksudnya?" "Bicaramu sepanjang kereta api. Aku takut kau henti nafas ka
Read more

Bab 16

"Sean, nanti malam kau jangan pergi ke mana-mana. Usahakan semua pekerjaan selesai lebih awal agar kau bisa pulang cepat ke rumah. Paham?!" ucap Safina sambil menatap lekat ke arah putranya yang tengah menikmati makan siang. B*jingan satu ini baru saja bangun setelah pulang dari klab pukul setengah lima dini hari tadi.  "Come on, Bu. Aku bahkan baru membuka mata dan Ibu sudah mengatur hidupku. Apa tidak bosan terus merecoki hidup putramu, hm?" protes Sean jengah mendengar petuah sang ibu yang terkesan memaksa. Bukan terkesan sih, tapi memang benar-benar dipaksa. Hmm.  "Sudah bosan hidup ya? Mau kau merasakan garpu terbang?" Edgar pura-pura tak mendengar saat istri dan anaknya kembali terlibat perdebatan. Biar sajalah. Lebih baik dia tak ikut campur dulu dalam masalah ini. Takut menjadi korban dari garpu terbang. Hihihi.  "Dengar perkataan Ibu baik-baik. Nanti malam teman Ibu dan anakny
Read more

Bab 17

"Arsean, apa kau sungguh-sungguh ingin mengejarnya?" tanya Oliver memastikan. Resah, itu yang dia rasakan sekarang.  Tanpa ragu Sean menganggukkan kepala. Dia kini tengah berada di kantor sepupunya setelah berhasil menyelamatkan diri dari ibunya "Hanya dia satu-satunya wanita yang mampu mencuri perhatianku sejak kembali ke negara ini. Jadi apa pun caranya dan bagaimana pun dinginnya dia, aku akan berusaha keras untuk mendapatkan Anneth." Oliver mend*esah pelan. Ini kabar yang kurang baik. Bukan tak mendukung keinginan sepupunya, dia hanya merasa kalau Sean tak benar-benar ingin mendapatkan Anneth. Kalau yang menjadi mangsa Casanova ini bukan sahabat karib dari kekasihnya, mungkin Oliver akan masa bodo. Tetapi di sini yang menjadi masalah adalah bagaimana jika Sean hanya berniat mempermainkan Anneth kemudian hal tersebut diketahui oleh Sofia, maka tamatlah hubungan mereka. Sepak terjang sepupunya soal dunia wanita cukup mengerikan. Olive
Read more

Bab 18

"Sudah siap?" Anneth menganggukkan kepala. Dia lalu berjalan menuruni anak tangga menuju sang ibu yang tengah memperhatikannya sambil tersenyum. Cantik sekali. Dan demi kecantikan wanita ini, Anneth rela melakukan segalanya. Termasuk merendahkan diri dengan datang ke rumah laki-laki yang akan dijodohkan dengannya.  "Sayang, kau cantik sekali dengan gaun ini. Ibu sampai pangling tadi," ucap Merlyn memuji kecantikan putrinya. Saat ini Anneth mengenakan gaun setengah paha dengan warna merah maroon. Model gaun ini cukup seksi dengan menampilkan bagian bahu dan juga punggung.  "Terima kasih banyak atas pujiannya. Malam ini Ibu juga terlihat begitu cantik dan juga anggun. Sayang sekali Ayah sudah tidak ada. Kalau Ayah masih ada, aku jamin Ayah pasti akan meneteskan air liur melihat penampilan Ibu sekarang," seloroh Anneth balas memuji sang ibu. Setelah itu Anneth memeluknya penuh sayang. "Tolong doakan agar semuanya
Read more

Bab 19

Sean tak henti-hentinya menghela nafas saat mematut diri di depan cermin. Dia sedang kesal. Kesal sekali. Mengapa demikian? Berniat menampilkan diri sebagai sosok pria jorok yang tidak tahu cara berpakaian dengan benar, malah membuatnya terlihat semakin tampan dengan hanya mengenakan kaos biasa beserta celana pendek. Terlalu jauh dari prediksi yang dia bayangkan.  "Heran. Di bagian mana Tuhan meletakkan kekuranganku ya? Kukira dengan memakai stelan seperti ini akan membuatku terlihat seperti gembel. Kenapa ketampananku malah bertambah semakin bersinar saja?" ujar Sean terheran-heran sendiri. Tangannya kemudian bergerak mengusap deretan roti sobek di perutnya. "Perfect!" Tok tok tok Pintu kamar diketuk dari luar. Hal itu membuat Sean berdecak kuat. Wanita itu pasti sudah datang. Menyebalkan.  "Sean, Ibu tahu kau ada di dalam. Cepat keluar. Tamunya sudah datang!" teriak Safina dari luar pintu
Read more

Bab 20

Pandangan Anneth dan Sean saling beradu. Mereka sama-sama tak percaya dengan apa yang terjadi sekarang. Terlalu mengejutkan.  "Ann, apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya Sean sambil menatap seksama ke arah wanita seksi yang juga tengah menatapnya. Seketika tenggorokan terasa kering. Bukan karena kaget, melainkan karena gairah melihat punggung Anneth yang terekspos dengan begitu nyata.  "Kau itu yang kenapa bisa ada di sini!" sahut Anneth sembari berdiri dari duduknya. Meski berjarak, posisinya sekarang tengah berhadap-hadapan dengan Sean.  "Ini rumahku." "A-APA??!" (B-bagaimana bisa? Pria mesum ini ... jangan bilang dia adalah pria yang akan dijodohkan denganku. Ya Tuhan, garis takdir macam apa yang telah kau buat? Kenapa harus dia?)  "Anneth, Sean. Kalian saling kenal?" tanya Safina bingung melihat reaksi kedua orang di hadapannya.
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status