Home / Horor / Sang Penjelajah Malam / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Sang Penjelajah Malam: Chapter 51 - Chapter 60

80 Chapters

PETUNJUK DARI KAKEK MISTERIUS

Bab 51: Pocong Penunggu Sumur Tua Selama lebih dari dua jam mereka menunggu hampir tidak ada orang lewat."Kalau memang nggak ada yang bisa kita tumpangi mendingan kita teruskan saja jalan kaki.""Atau kita buat kemah saja disini, kita cari apa yang bisa dimakan. Lumayan kalau ada buah atau ayam yang bisa kita tangkap.""Mana ada ayam disini? kita cari buah saja!" kilah Rendy.Mereka memutuskan masuk ke dalam lebatnya pepohonan yang sangat gelap menjauh dari jalanan.Baru beberapa meter mereka masuk, terlihat ada sumur tua disamping gubuk reyot yang beberapa bagiannya sudah lapuk dan hampir roboh."Hey, lihat itu!""Sepertinya ada sumber air buat minum, dan rumah buat bermalam.""Ih, kok kayak yang sering kulihat di film-film horor yah?"Ada kilas pemikiran mereka bahwa lokasi itu pasti angker. Sejenak merekapun kini merasaka aura yang kurang nyaman.Meskipun ngeri, tapi mereka sangat membutuhkan tempat untuk beristirahat semalaman. Mereka tak punya pilihan.Rendy mengeryitkan alisnya
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

DIANTARA PERGANTIAN WAKTU

Bab 52: Didatangi Bayangan AnehJam menunjukkan pukul 02:15, masih setengah perjalanan menuju lokasi pendakian.Mereka semua sudah mulai beranjak, merapikan tempat tidur mereka. Saat yang tepat untuk mengistirahatkan semua panca indra, memulihkan tenaga. Sempat terlihat ada sekelebat bayangan yang melintas cepat. Tapi Putra mengindahkan saja."Hooaahmm."Kriett.Suara pintu terbuka, tapi tidak ada siapa-siapa yang masuk. Hanya ada angin yang berhembus kencang setelahnya. Jelas saja kali ini memantik reaksi dari Putra yang masih terjaga itu.Ia menepuk Ryan disampingnya."Ryan, apa kau lihat tadi?" tanyanya sambil mengedarkan pandangan pada pintu."Lihat apa sih, tidur sana sudah ngantuk ini!" tolak Ryan."Itu tadi aku lihat!""Sudah, besok pagi saja bahasnya."Semakin jelas ada bayangan keluar menuju pintu."Mana ada? sudah tidur saja. Besok kita masih harus lanjutkan perjalanan," semprot Ryan setelah menutup rapat-rapat wajahnya dengan selimut.Betapa mereka tak mengantuk, makan mal
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

ARTI PESAN DARI KAKEK

Bab 53: Terjebak Di Antara Yang MatiKakek melepas kepergian mereka dengan satu pesan, "Kalau kalian bertemu dengan orang asing yang menawarkan sesuatu diluar akal sehat, tolak saja. Dan ingat, nanti kalau ada pocong yang mengejar kalian, jangan lari. Cukup berpencar dan berbelok ke arah lain. Sebab dia tidak bisa mengejar orang yang berbeda jalur dengannya."Saat ini ketika terangnya matahari masih menjadi penolong mereka yang tak akan lebih lama lagi mereka rasakan.Siang yang terik, justru menjadi payung peneduh dari bayangan gelap yang memburu.Tiap jengkal tanah yang mereka lalui, seolah mengukir jauhnya jarak mereka kini dari tempat asalnya.Semakin kuat mereka mencoba melupakan, mereka malah makin jelas teringat kenangan mereka saat masih bersama-sama.Tidak ada hal yang lebih buruk dari perselisihan antar sahabat sendiri yang melenakkan mereka. Menghempas nilai kesetia kawanan yang selalu dirawat sejak masih kecil.Genap satu bulan semenjak kejadian di Gunung Lawu, membuat mer
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

TELUH TUMBAL PESUGIHAN

Bab 54: Kutukan Akibat KesombonganSetidaknya kalau nanti ada sesuatu yang tidak jelas, mereka tidak terlalu bernasib buruk seperti kata Kakek tadi pagi.Berusaha mangkir dari permintaan aneh itu, mereka saling beradu pendapat. "Meskipun kita bisa, apa salahnya kita tolak," bisik Putra pada Rendy.Rendy berkilah, "Mana ada orang yang mau mencelakakan kita kalau jelas-jelas ada di Musholla seperti ini? mustahil kan?""Apa bedanya? toh ini juga bukan Masjid kan?" sahut Putra."Iya, tapi mana mungkin sih isinya sesuatu yang membahayakan. Kecil begitu!" sangkal Rendy."Siapa tahu itu adalah sebuah cincin bertuah," balas Putra."Yang pasti nggak bakal bikin kita kenapa-kenapa."Namun Deny tak mau tinggal diam, diapun mengisyaratkan, "Nurut saja lah, kita tolak saja semua hal yang meragukan." Melihat kejanggalan dari tindak-tanduk laki-laki itu membuatnya menarik kesimpulan yang akhirnya membuat Rendy menjawab, "Ya sudah, kita nggak usah anggap dia saja daripada ribet urusannya."Laki-laki
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

SUARA TANGISAN ARWAH

Bab 55: Potongan Tubuh AnyelirSeketika ada yang menghentikan laju mobil, tapi masih bisa melihat apa yang ada di depan mereka.Sosok perempuan berbaju serba putih dengan wajah menunduk tertutupi rambut yang basah kuyup.Jarak mereka dengan sosok itu hanya beberapa jengkal saja. Tak begitu lama, mereka mendengar ada bisikan yang menyebutnya sebagai Anyelir, dialah korban mutilasi.Anyelir tertunduk dan menangis, berdiri ditengah jalan yang saat ini mereka lintasi. Ada ceceran air berwarna kehitaman yang menggenang di bawah kakinya yang membasahi jalan.Kang Arya dan Pak Parjo yang paling depan merasakan desir angin di telinga mereka. Membuat suara mendenging sekejap lalu hening.Tengkuk mulai meremang, jantungpun berdetak lebih kencang. Suaranya nyaris sama dengan yang mereka dengar tadi.Sosok itu menunjuk ke tepi sungai yang berjarak sekitar beberapa meter di bawah jalan layang. Meskipun tanpa berucap satupun kalimat, mereka paham jika ini adalah permintaan terakhirnya.Tanpa banyak
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more

NYARIS JADI TERSANGKA

Bab 56: Pocong Penuh BelatungSatu cara untuk mengusir pocong, seperti pesan Kakek pada mereka yang kembali diucapkan Rendy, "Kita belok saja, buat dia kehilangan jejak kita!"Putra menanggapi, "Kemana? ini kan jalan lurus sampai bando jalan perbatasan ke Magetan.""Pokoknya kita cari jalur yang bisa berbelok!" Pak Parjo menurutinya, lalu memutar kopling dan mengurangi mengurangi kecepatan.Mereka berbelok menerobos batas hutan di tempat yang sama dengan pocong itu untuk bisa sampai di area tersembunyi."Kita matikan mesin mobilnya!" titah Rendy yang mencoba mengilangkan jejak mereka.Suara mulai teredam, meski tak seketika hilang.Satu menit, mereka menahan nafas yang mulai beradu dengan cepatnya aliran darah di jantung.Nyaris selama lima menit, mereka masih mampu tahan untuk tidak berkata apapun.Tetiba terdengar bunyi daun yang terinjak di belakang mobil.Srakk!! Srakk!!Dua kali mereka mendengarnya, yang ketiga barulah Rendy memberika komando untuk tancap gas."Lekas pergi, kuhit
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more

PENGALAMAN MISTIS DI GUNUNG

Bab 57: Kisah Seram Masa LaluTiba di pendakian Gunung Lawu, yang tingginya mencapai 3.265 mdpl merupakan sebuah rencana yang paling jadi prioritas mereka setelah Pak Parjo sudah bisa sadar.Pak Kades berhalangan datang malam itu, hingga ia memutuskan tiba esok pagi.Rendy meminta maaf dan mencoba menceritakan detail awal, meskipun sedikit tak masuk akal.Pak Kades diminta menanyakannya sendiri pada Pak Parjo.Untung saja Pak Kades tak berpikir bahwa ini semacam trik untuk melakukan percobaan pencurian mobil untuk melarikan diri dari masalah pribadi.Malam ini memang sudah membuat tenaga mereka terkuras habis, sampai harus mengisi perutnya dengan banyak porsi makanan.Penduduk lain yang tadinya mau menolong mereka sebenarnya ingin membantu lebih banyak, tapi merekapun masih ada pekerjaan yang tak mungkin ditunda."Pasien masih belum sadarkan diri, nanti saya coba bawa bantuan lagi dari kampung saya. Beliau pasti butuh baju ganti dan makanan," ujar Bapak itu."Oh, kalau masalah itu beso
last updateLast Updated : 2023-06-09
Read more

MENGAKHIRI HIDUP DI GUNUNG

Bab 58: Rangkaian Kejadian Di Pos 4"Yang saya dan teman-teman lihat, Muji berbicara dengan bahasa Jawa. Arwah itu adalah korban yang hilang karena kena hipotermia. Ada tiga orang yang meninggal bersama arwah itu, mereka semua pendaki."Dua korban lainnya sudah ditemukan, tapi hanya dia yang masih hilang. Dua korban itu adalah sepasang laki-laki dan perempuan. Mereka asalnya dari Solo."Beberapa kali Muji menangis, lalu tersenyum dan tak lama malah tertawa mengerikan. Ternyata ia suka dengan si pria yang sudah menjadi kekasih sahabatnya itu."Istilahnya, mati penasaran karena cintanya tak kesampaian."Keempatnya mulai sedikit merasa geli tapi juga iba secara bersamaan. Mereka tak boleh menertawakan peristiwa tragis itu."Saat Muji siuman, ia langsung bertanya pada kami. Ada apa, kenapa pada berkumpul disini? Yah, kami tidak ada yang jawab."Putrapun merasakan ada kesamaan dengan apa yang dialami Muji. Ketika kala itu ia sempat akan mengalami kerasukan saat melihat perempuan di jurang.
last updateLast Updated : 2023-06-09
Read more

KEJADIAN DI TAHUN 2015

Bab 59: Dibalik Cerita Sebenarnya Pagi menjelang, Pak Karto masih duduk di sisi teras dekat tempat wudhu. Tapi sejak semalam Ryan sengaja memasang minicamnya dibalik jaket tanpa sepengetahuan yang lain, termasuk Pak Karto sendiri.Ryan memasangnya saat ia membereskan bungkus makanan yang berserakan.Rendy dan Deny mandi di kamar mandi Mushola yang jumlahnya ada dua. Satu hanya untuk mandi saja dan semuanya harus membayar infak seikhlasnya di kotak samping pintu.Tinggal Rendy yang masih baru terbangun, ia mengulet. Memang wajar saat ini ia kesusahan bangun, karena paling larut tidur.Ia bertanya pada Pak Karto karena sempat mengobrol semalam, "Bapak tidurnya nyenyak sekali tadi malam, kalau capek istirahat saja."Pak Karto masih diam, duduk sambil menyesap rokoknya yang hampir habis itu. Ia mengeryit, lalu mematikan puntung rokoknya dan menjawab Rendy yang masih malas-malasan. "Tadi pagi waktu kalian sholat Shubuh, aku kan tidur. Kenapa tidak dibangunkan?" tanyanya kebingungan.Henda
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

BERTEMU SUSTER CANTIK

Bab 60: Berdalih Dari KesalahanSeringnya mereka mengalami hal-hal mistis membuat, membuat merek tak terlalu takut. Seperti sudah jadi makanan mereka sehari-hari. Mereka cenderung bersandar pada kepercayaan yang masih kental unsur tradisinya. Mereka yang hidupnya penuh kesederhanaan, tentunya tidak terlalu membuat nyali mereka seperti kebanyakan orang jaman sekarang.Pak Karto enggan berlama-lama di ruangan yang sama dengan Pak Kades. Ia salah tingkah saat beradu pandang dengan orang terpenting di desa itu.Mungkin jika Pak Kades tidak mencurigainya, pasti Pak Karto juga biasa-biasa saja.Terlebih isi rekaman itu sebenarnya tidak mengindikasikan sesuatu. Tak ada yang membuat Pak Kades harus marah padanya, begitu semestinga pola pikir Pak Karto."Saya mau pamit, nanti kita bisa saling berkabar lagi." Singkat ia berpamitan, dan menyalami semuanya yang ada di ruang itu.Meski tampak cukup tergesa, tapi ia merasa wajar saja.Pak Kades berusaha menahannya, "Kok terburu-buru sekali sih. Ki
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status