Semua Bab Ditalak Karena Fitnah Ipar & Mertua: Bab 11 - Bab 20

29 Bab

Part 11. Kecewa

Pov YogaSesaat baru saja ingin berangkat bekerja. Terdengar ibu memanggil namaku dari ruang tamu, aku pun segera menghampirinya. Tidak beberapa lama, ibu menyuruh kakakku Henny yang sedari tadi ada bersamanya untuk juga memanggil istriku, Atika. Yang terakhir kali terlihat sedang mencuci gelas dan piring di westafel dapur."Ada apa, Bu?" tanyaku ke ibu, yang malah menyuruhku untuk duduk terlebih dahulu di sofa ruang tamu.Tidak beberapa lama, Henny kembali lagi ke ruang tamu dengan Atika yang mengikuti di belakangnya. Atika--istriku, yang sudah hampir empat tahun ini kunikahi, memilih untuk berdiri di sampingku. Seseorang yang sabar dan penurut juga tidak banyak membantah, menurutku. Tetapi tidak, jika menurut pendapat ibu dan Henny.Setiap hari, ada saja yang dilaporkan kepadaku tentang Atika. Yang malas'lah, sering membantah, bahkan boros. Padahal, setiap bulan, uang belanja kuserahkan pada ibu untuk mengelolanya. Bahkan, uang buat jajan Atika pun kuserahkan juga ke ibu. 300 ribu p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-01
Baca selengkapnya

Part 12. Termakan Fitnah

POV YogaSeharian ini, aku menghabiskan waktu di sebuah cafe pinggir pantai laut Utara Jakarta. Merenung, banyak memikirkan hal-hal yang sudah terlewati sepanjang perjalanan pernikahanku dengan Atika. Rumah tangga kami terlihat tenang-tenang saja. Atika lebih banyak diam dan selalu mengikuti caraku menjadi imam di dalam rumah tangga kami.Pernah sesekali mengajakku untuk hidup mandiri, tidak hidup bercampur dengan ibu dan kakakku Henny. Memintaku untuk mengontrak rumah, kecil pun tidak apa-apa katanya, tetapi aku jelas-jelasan menolak keinginannya. Aku merasa sebagai anak lelaki satu-satunya, putra bungsu, harus melindungi dan menjaga ibuku dengan terus tinggal bersamanya.Aku terus meminta Atika agar bersabar, mau mengerti dan memahami watak ibuku. Atika menuruti keinginanku, hingga hampir berjalan empat tahun usia pernikahan kami.Terkejutkan dengan panggilan telepon yang masuk lewat gawaiku. Aisah, adik kedua Atika ternyata yang menghubungiku."Assalamualaikum, Mas Yoga. Bisa bicar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-01
Baca selengkapnya

Part 13. Gamang

DITALAK KARENA FITNAH IPAR & MERTUABagian 13Kutepiskan tangan Mas Yoga yang hendak menyentuhku. Tidak kuhiraukan permintaan maafnya. Hatiku terlalu sakit, dengan talak yang sudah dia jatuhkan, atas perbuatan yang tidak pernah sama sekali kulakukan.Raut penyesalan terlihat jelas di wajahnya. Yoga duduk di sofa, sembari meremas-remas jembatan, sementara tangan mantan ibu mertuaku, masih terus memegangi tas yang berisi semua pakaian milikku."Jangan pergi Dek, apalagi menjelang malam seperti ini," ucap Mas Yoga pelan."Bukannya tadi, Mas Yoga yang bilang agar ibu membiarkan aku pergi, dan tidak perlu ditahan-tahan, kenapa sekarang jadi berubah?" Mas Yoga terdiam sejenak.“Itu karena Mas tidak tahu, jika perselingkuhan yang kamu lakukan hanyalah rekayasa ibu dan Kak Henny,” sesalnya."Sudah terlambat, Mas. Kata talak pun sudah kau jatuhkan." Mas Yoga terlihat mengirup nafas dalam-dalam, dan kembali memulai pembicaraan."Selain keluargaku, tidak ada yang tahu jika talak sudah kujatuhkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-01
Baca selengkapnya

Part 14. Kejutan Tak Terduga

POV AtikaMalam ini, adalah malam pertamaku tidur terpisah dengan Mas Yoga. Sebenarnya tidak ada bedanya, saat sekasur dengan Mas Yoga pun, tidurku tidak pernah terganggu, seperti pasangan suami istri pada umumnya. Saat tengah malam, ataupun menjelang pagi, salah satu pasangan ada yang membangun untuk pemenuhan kebutuhan hasrat.Dahulu di awal-awal rumah tangga seperti itu, saya atau Mas Yoga yang berinisiatif untuk memulai, tetapi harus berakhir dengan mengecewakan, sampai akhirnya saya jadi terbiasa. Karena saat ini saya pun belum pernah melakukannya. Yang berbeda hanyalah, tidurku tidak lagi sebebas dulu, yang bisa berputar ke sana ke mari, aku harus berbagi tempat tidur dengan suamiku.Selepas Isya, saya sudah menutup pintu kamar, walaupun saat ini sedang tidak salat karena adanya tamu bulanan yang datang berkunjung. Dari sakit tadi hingga sewaktu-waktu sebelum saya masuk ke dalam kamar, perlakuan Mas Yoga, ibunya, dan Henny, benar-benar sangat berbeda. Saya dilayani layaknya seo
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-02
Baca selengkapnya

Part 15. Bertemu Sahabat Lama

Part 15Selepas sarapan lontong sayur pemberian dari mantan ibu mertua. Sebuah pesan masuk melalui aplikasi chat yang penggunanya paling banyak di dunia. Pesan dari Susi, sahabat sepermainan Erika adikku saat di kampung dahulu, dan kebetulan rumah Susi tidak terlalu jauh dari tempatku tinggal, hanya berbeda perumahan saja.[ Mbak Atika, bisa ketemu nggak di Taman Bahagia, sebentar lagi.][Boleh, Sus, kebetulan lagi ada waktu luang. Mbak berangkat sekarang, ya?][Iya, Mbak Atika, tak tunggu. Saya sudah di depan permainan anak, sembari ngawasi Indri.][Iya, Sus, embak langsung jalan, ya.][Ok, Mbak.]Taman Bahagia, letaknya tidak terlalu jauh dari gerbang utama perumahan tempatku tinggal. Tempatnya strategis, dikelilingi banyak perumahan berbagai macam kelas, dan sering dijadikan tempat untuk janjian bertemu, karena mudah untuk ditemukan.Tidak terlalu jauh dari pintu masuk taman, sosok Susi sudah terlihat sedang duduk-duduk di bangku yang tidak jauh dari berbagai macam permainan anak.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-02
Baca selengkapnya

Part 16. Hanya Sandiwara

Part 16Selepas menemani Ida sarapan pagi, kawanku itu langsung menuju ke tempat kerjanya, sedangkan aku memutuskan untuk kembali ke rumah. Sepanjang jalan, apa yang tadi kami bicarakan terus saja menganggu pikiranku. Sebaik apa pun yang sekarang sudah ditunjukkan mantan mertuaku, atau keinginan Mas Yoga untuk tetap tinggal bersamanya. Mengikuti mau mereka tetaplah sebuah kesalahan, walaupun aku tidak tidur "bercampur" dengan mantan suami, tetapi kesembuhan Mas Yoga, tetap harus di waspadai. Aku takut khilaf, karena sejujurnya aku masih peduli terhadapnya.Perubahan drastis yang dilakukan mantan ibu mertua pun menjadi pemikiranku. Dia mungkin sekarang bersikap baik karena kondisi anaknya yang sedang sakit, tetapi bukan tidak mungkin jika mantan ibu mertua tahu, jika Mas Yoga ternyata sudah sembuh, sifatnya akan kembali seperti semula. Aku hanya dikorbankan untuk terus menjaga kelemahan anak kesayangannya. Karena kemungkinan, tidak ada seorang perempuan pun yang mau menjadi pasanganny
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-02
Baca selengkapnya

Part 17. Menguasai Hak Orang Lain

Kedua nenek sihir masih berada di kamarnya, saat aku menemani Ceu Imas berkemas. Kuwanti-wanti untuk mengganti nomor handphone atau pun menon aktifkan nomor hape-nya hingga seminggu ke depan nanti, sampai Ceu Imas benar-benar sudah merasa puas berkumpul dengan keluarganya.Kuberikan gaji sebulan ke depan untuknya, buat pegangan selama di kampung nanti. Saya benar-benar paham, bagaimana rasanya rindu dengan keluarga, walaupun bisa lewat handphone, tapi tetap tidak bisa menggantikan sentuhan kulit.Kuantar dan kupesankan ojek online buat mengantar Ceu Imas ke terminal bus. Mantan bumer dan Henny masih di dalam kurungan, jadi mereka semua tidak tahu tentang pulang kampung pembantunya di rumah ini. Kembali ke dalam rumah, dan langsung menuju dapur untuk mengambil makanan yang sudah disiapkannya Ce Imas, dan keluarkan air dingin ke dalam kamar, kunci pintunya dan langsung tidur setelahnya. Saya harus menikmati masa-masa kebebasan ini.Menjelang sore, suara berisik di luar kamar membangunk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-03
Baca selengkapnya

Part 18 Tidak Pernah Bersikap Adil

"Jangan menekan ibu seperti itu, Atika." Paras wajahnya terlihat memerah, entah marah entah ingin menangis, karena terus kutekan tentang hutang piutang."Aku nggak merasa menekan ibu, hanya ingin memastikan, kapan ibu mau membayar hutang? Harusnya ibu berterima kasih sudah aku ingatkan, jika nanti keburu nggak ada umur masih meninggalkan hutang, berat loh, Buk," sindirku, wajahnya semakin memerah."Ibuku punya hutang apa, Dek.""Deg...." Jantungku terasa berhenti berdetak, mendengar suara Mas Yoga di belakangku, begitupun ibunya sendiri, kami berdua tidak menyangka jika Mas Yoga sudah pulang dari kantor."Nggak, Yoga, Atika bohong, ibu tidak pernah berhutang duit sama Atika," ujarnya cepat. Yoga lalu mendekati ibu, dan mencium tangannya."Yang benar yang mana, Dek. Ibu bilang, tidak pernah berhutang dengan Adek?" sembari duduk di sofa, berhadapan denganku. Aku santai saja menanggapinya."Menurut Mas?" Mas Yoga terlihat sedikit kebingungan, mendapat pertanyaan balik dariku."Kok, balik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-03
Baca selengkapnya

Part 19. Terlihat Sempurna

Part 19 Langkahku sudah melewati pintu pagar halaman. Mobil Mas Yoga ternyata terparkir di pinggir jalan depan rumah, pantas saja tadi tidak terdengar suara kendaraannya. "Deekkk....!" Mas Yoga berlari dari dalam rumah, mengikutiku. Tak kuhiraukan panggilan darinya, gegas kumelangkah lebih cepat. Mas Yoga menahan langkahku, berdiri tepat di hadapanku, menghalang-halangi, agar aku membatalkan niat pergi meninggalkan rumah. "Jangan tinggalkan mas, Dek, Adek tahu, 'kan, jika Mas sangat mencintai Adek," sapanya, memohon. Terlihat kesungguhan di dalam kaca mata. "Minggir, Mas, jangan halangi aku," sentakku, mendorong tubuhnya. "Tolong, Atika, jangan tinggalkan, Mas," pintanya, memohon sekali lagi. Setengah bernyanyi saat berucap."Mas lupa, kalau sudah menjatuhkan talak terhadapku," ucapku, mengingatkan. "Biarkan aku pergi, Mas." "Aku khilaf Dek, aku tidak tahu jika itu semua adalah fitnah," Jawab Mas Yoga. Sembari memegang bahuku, kulepaskan kedua tas dari genggaman, untuk menepis
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-05
Baca selengkapnya

Part 20. Perempuan Bermulut Pedas

Part 20Aku dan Adit menoleh hampir bersamaan ke arah suara yang membentak tersebut."Erna," desis kupelan. Erna dan seorang kawannya semakin mendekat."Kamu kenal, Anita?" tanya Adit pelan, aku hanya mengangguk."Jadi ternyata tuduhan Henny dan ibunya Yoga, benar adanya," sindirnya, dengan senyuman merendahkan. Kudiamkan saja ucapan Erna, Adit yang sepertinya ingin menyanggah, kukasih kode untuk tidak meladeninya. Kusibukan berdua Adit memakan makanan yang sudah dipesan, menganggap tidak ada siapapun di tempat ini, selain aku dan Aditya."Hei, perempuan jalang tidak punya malu!" sentaknya keras. Tidak lagi kubanyak bicara, berdiri cepat lantas melayangkan sebuah tamparan keras, tanpa Adit sempat mencegah."Auuchhh .....!" Perempuan bermulut pedas itu menjerit kesakitan, wajahnya langsung terlihat memerah, matanya sudah berair, mungkin menahan perih pada pipinya. Kawannya yang ingin menyerang kugertak terlebih dahulu."Cepat, maju sini, akan kutampar kau dua kali lebih keras daripada
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status