Tak lama berselang datanglah putraku, Ervan. Dia datang membawa buku untuk diajari pelajaran sekolahnya. Dengan senang hati Mas Adnan mengajarinya. Duh, aku sungguh senang Mas Adnan mau memperlakukan Ervan dengan baik. Walaupun bukan anak kandung. Dia peduli dengan pendidikan dan kasih sayang Ervan. Berbeda dengan Mas Raka yang dulu hanya sibuk dengan dunianya sendiri. "Makasih, Pa," kata Ervan setelah Mas Adnan membantunya mengerjakan PR. "Sama-sama," jawab Mas Adnan sambil mengacak rambut bocah enam tahunku. Saat kami bercengkrama bersama. Pembantu rumah tangga datang memberitahu kalau ada tamu yang mau bertemu. "Tamu?" Aku sungguh heran. Siapa malam-malam datang ke rumah. Kulirik jam sudah pukul setengah sembilan malam. "Siapa, Bik?" tanya suamiku. "Anu, Pak. Yang tadi itu, tetangga datang sama seorang lelaki," jawab Bik Narti sopan. "Siska, Mas," gerutuku kesal. "Bik, kamu gak kasih mereka masuk, 'kan?" tanyaku. "Enggaklah, Bu. Sesuai dengan perintah Ibu mereka tunggu di
Terakhir Diperbarui : 2023-01-23 Baca selengkapnya