Tak lama berselang datanglah putraku, Ervan. Dia datang membawa buku untuk diajari pelajaran sekolahnya. Dengan senang hati Mas Adnan mengajarinya. Duh, aku sungguh senang Mas Adnan mau memperlakukan Ervan dengan baik. Walaupun bukan anak kandung. Dia peduli dengan pendidikan dan kasih sayang Ervan. Berbeda dengan Mas Raka yang dulu hanya sibuk dengan dunianya sendiri. "Makasih, Pa," kata Ervan setelah Mas Adnan membantunya mengerjakan PR. "Sama-sama," jawab Mas Adnan sambil mengacak rambut bocah enam tahunku. Saat kami bercengkrama bersama. Pembantu rumah tangga datang memberitahu kalau ada tamu yang mau bertemu. "Tamu?" Aku sungguh heran. Siapa malam-malam datang ke rumah. Kulirik jam sudah pukul setengah sembilan malam. "Siapa, Bik?" tanya suamiku. "Anu, Pak. Yang tadi itu, tetangga datang sama seorang lelaki," jawab Bik Narti sopan. "Siska, Mas," gerutuku kesal. "Bik, kamu gak kasih mereka masuk, 'kan?" tanyaku. "Enggaklah, Bu. Sesuai dengan perintah Ibu mereka tunggu di
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 13. Kasih ❤️ dan komentarnya yang membangun ya teman-teman. Happy reading**PoV Author "Kamu gak ada hak, Mas. Kamu sama sekali gak ada hak untuk Ervan!" kata Nara marah. Wanita itu menggebrak meja. Emosinya tersulut begitu saja saat Raka dan Siska menyampaikan maksud kedatangan mereka. Semua terkejut dengan aura wajah Nara yang berubah. Suaminya, Adnan mengelus lembut pundaknya agar Nara lebih sabar dan tenang. "Eh, kenapa Mas Raka gak ada hak? Bukankah itu anaknya. Kamu gak bisa memisahkan ayah dari anaknya!" Kali ini Siska yang berkata. Ucapan Siska membuat Nara muak. Nara tertawa sinis. "Terus yang bisa memisahkan mereka kamu? Kamu kan yang blok aku. Saat anakku nangis waktu umurnya empat tahun mau ketemu Bapaknya. Kamu bilang aku udah gak punya hak dan gak tau malu soalnya Mas Raka bukan lagi suamiku!" kata Nara enteng. Ucapan Nara membuat Siska kesal, apalagi Raka yang gak tahu apapun. "Maksud kamu apa, Nar? Siska sendiri bilang sama aku kalau
"Aku gak ngikutin dia. Aku cuma tanya dan silaturahmi aja. Kami punya masalah anak jadi wajar kami tetap berkomunikasi. Makanya kamu jangan nikahi wanita punya anak kalau gak mau di ganggu!" sergah Raka mendengkus. Dia tetap gak mau ngalah. Tanpa bersalah lelaki itu mengambil pematik dan menghidupkan rokoknya. Asapnya langsung membahana di sekitar mereka. Nara langsung menutup hidung soalnya dia gak suka asap rokok. Sudah dua tahun lepas dari Raka, Nara sudah terbiasa hidup tanpa asap rokok di rumahnya karena Adnan gak merokok. "Uhuk …" Nara terbatuk. "Pak, Raka. Hormati istriku. Dia gak tahan asap anda. Matikan rokok anda!" perintah Adnan. Raka setengah hati mematikan rokok yang baru di hisapnya. Dia lihat Nara cemberut. "Eh, maaf, Nara. Ya udah. Kalau begitu Mas minta maaf. Jadi kapan aku bertemu Ervan?" tanya Raka ke Nara. Sikapnya berubah manis karena ada maunya. "Penuhi dulu permintaanku. Nafkahi anak kamu seperti yang aku mau baru datang lagi ke sini! Kalau bisa berhentil
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 14. Jangan lupa ❤️ dan komentar membangun nya. Baca juga cerita saya yang lainnya kakak pembaca baik hati semua 🙏**PoV Author Siska mengambil gawai Raka, suaminya. Dia melihat Ibunya Raka menghubungi. Wanita itu mendesah. Kenapa wanita paruh baya yang jadi mertuanya harus menghubungi segala. Mau apa sih?Siska membiarkan gawai itu begitu saja. Biar saja mati sendiri panggilan nya. Begitulah pikirannya. Dia lalu menghempaskan tubuhnya ringan di kasur. Gawai Raka tadi selesai bergetar. Siska gak peduli. Malas mengangkat panggilan dari mertuanya. Hubungannya dengan mertuanya kurang bagus. Siska kesal, wanita renta itu selalu saja membela Nara. Katanya Raka gak akan dapat istri sebaik Nara lagi kalau mereka bercerai. Raka dan Nara itu berjodoh akibat Bapak Raka yang menjodohkan dan direstui pula oleh Ibu Raka yang sekarang mertua Siska. Siska pernah bilang kalau dia akan lebih baik dari Nara istri Raka yang dulu. Namun, mertuanya itu malah mencibirnya. "
Tak lama Raka pun keluar. Dia melihat ibunya sudah ada di depannya lalu dengan segera dia menyalami ibunya serta Mira menyalami Raka dengan penuh takzim. Siska sama sekali tidak melakukannya, dia risih. Bu Dyah sudah biasa seperti itu. Siska dan Nara sangat berbeda dalam menghormati orang tua. "Duduk, Bu," kata Raka. Bu Dyah dan Mira duduk. Siska masih berdiri berkacak pinggang menatap mereka dengan kesal. Pagi-pagi mood-nya sudah ambyar dengan kedatangan ibu mertua serta adik iparnya."Siska, kamu buatin minum buat Ibu. Ibu datang dari jauh dan sangat lelah," perintah Raka. "Eh, Nggak apa-apa kok Raka ibu bawa minuman sendiri," kata Bu Dyah. Tak mau Siska yang membutakan minumannya. Takut, soalnya menantunya itu sedikit sinting. Apalagi tadi malam mereka beradu pendapat. Bisa aja di taruh racun atau lebih ringan obat sakit perut. Bu Dyah takut. "Bagus deh. Ibu nggak perlu ngerepotin aku kalau kayak gitu!" "Siska. Kamu nggak boleh kayak gitu. Kamu harus hormat sama orang tua. Kam
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 15.Kasih komentar dan ❤️ ya teman-teman jangan lupa mampir ke cerita saya yang lain.**PoV Author"Antarkan Ibu ke rumah Nara, Raka. Di mana rumahnya?" tanya Bu Dyah begitu senang. "Tapi aku nggak tahu apakah dia mau menerima ibu atau enggak. Dia menerima aku saja dengan berbagai syarat apalagi ibu." "Kalau dia menerima kamu dengan berbagai syarat itu wajar, selama 2 tahun kamu menghilang dan nggak kasih nafkah anaknya. Dia selama itu kesusahan mengurus Ervan. Sedangkan Ibu yakin kalau hubungan Ibu baik apalagi Ervan cucu Ibu!" kata Bu Dyah yakin. "Ya udahlah, Mas. Antarkan aja Ibu ke rumah Mbak Nara. Soalnya Ibu kepikiran terus cucunya. Udah rindu dan beberapa hari sakit. Tapi nggak bilang sama Mas Raka. Takut Mas Raka jadi ikutan kepikiran. Mas aja sekarang pusing menghadapi masalah keluarga sama Mbak Siska. Apalagi menghadapi masalah Sakit Ibu. Jadi mungkin sekarang ibu senang, Mas Raka bilang Mbak Nara ada di sekitar sini bersama juga Ervan. Aku juga
Merasa heran terhadap pemikiran Siska yang udah menjadi mantan istri kenapa minta bagian lagi terhadap apa yang dia dapatkan bersama Adnan, suaminya sekarang. Mereka pun menunggu di luar dengan berbagai perasaan dalam hati mereka. **"Sis, Kenapa sih kayaknya kamu dari tadi stress banget. Emangnya kamu lagi mikirin apa?" tanya Moly temannya Siska nongkrong. Siska biasa menghabiskan waktunya bersama teman-temannya. Kadang mereka pergi karaoke, belanja dan liburan-liburan lainnya yang tidak melibatkan Raka. Dulu sebelum Raka bangkrut. Siska berapa kali mengajak Raka liburan. Tetapi setelah Raka bangkrut. Seakan-akan Siska merasa malu mengajaknya sama seperti dulu dia malu punya suami seperti Adnan yang hanya seorang kuli bangunan.Sekarang bahkan Siska merasa sama aja. Dulu Adnan kuli bangunan sekarang Raka tukang air keliling. Bukankah itu suatu hal yang sama. Punya suami tapi malu-maluin dan Siska males mengajak laki-laki yang membuat dia malu. "Ya aku lagi punya masalah keluarg
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 16. **Nara tersentak saat Bik Narti mengatakan kalau mantan mertuanya ada di luar. Seketika Nara teringat masa lalu saat dia masih berumah tangga dengan Raka. Bu Dyah itu mertua yang baik. Dia bahkan marah ke Raka saat ketahuan selingkuh. Selama Nara menikah dengan Raka. Ibu mertuanya jarang mencampuri urusan keluarganya. Dia akan membiarkan Raka dan Nara menjalankan pernikahan mereka dan apabila ada kendala maka dia yang akan bertanya lebih lanjut kenapa mereka bertengkar dan memberikan nasehat pernikahan kepada keduanya. Namun, Raka yang memang tidak tahu diri, tiba-tiba setelah reuni sekolah putih abu-abunya, sang suami terjebak cinta masa lalu hingga lupa daratan. Melakukan hubungan secara sembunyi-sembunyi dan juga terang-terangan. Ketika terang-terangan sudah diketahui dan berita itu sampai ke Bu Dyah dan suaminya. Tentu saja Bu Dyah marah ke Raka. Dia gak terima Raka menceraikan Nara. Tetapi, yang namanya sudah takdir. Nara hanya bisa ikhlas saat
"Raka ..."Adnan terkejut melihat Raka sudah berada di depan pintunya. Lelaki itu sepertinya hendak pergi jauh. Sudah membawa tas besar. Dahi Adnan berkerut. Raka sudah mengambil keputusan besar. Kayaknya dia sedang bertengkar dengan Siska dan mengambil keputusan untuk pergi dari mantan istrinya."Maafkan kedatanganku yang tiba-tiba. Kedatanganku kemari untuk bertemu dengan Nara dan juga anakku. Ada hal penting yang ini ku sampaikan kepada mereka. Bagaimanapun Nara adalah mantan istriku dan Ervan anak kandungku. Semoga kamu tidak keberatan aku bertemu dengan dia, ini adalah keputusan yang tersulit yang harus ku jalani!"Adnan membuka pintu rumahnya secara lebar. Dia mengizinkan Raka masuk. Tak lama berselang Adnan memanggil Ervan dan juga Nara untuk keluar melihat. Sementara bagi mereka sedang tertidur pulas Di box bayi. Bik Narti menjaga anak mereka sebentar."Maaf kalau aku mengganggu kalian. Kedatanganku kemari untuk mengatakan ke Nara dan juga Ervan, bagaimanapun Nara adalah manta
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 60.**Siska terkejut. Raka begitu saja melemparkan kertas hasil tes DNA ke Siska. Mata Siska membola melihat apa yang dilakukan Raka dengan Adnan. Dia sama sekali nggak menyangka kalau mereka diam-diam melakukan ini untuk menjatuhkannya."Apa yang kamu lakukan kepadaku, Mas? Ini sama sekali nggak benar!"Siska masih mencoba membela diri. Hal itu membuat Raka tersenyum getir, sudah salah tetapi tetap saja mempertahankan kesalahannya. Apa salahnya kalau dia mengakui kalau perbuatannya itu salah."Bukti valid sudah kamu lihat tetapi tetap saja kamu merasa berada di pihak yang benar. Kamu sebagai istri nggak pernah bersyukur dengan apa yang kudapatkan. Apa yang telah kuberikan kepadamu dan kamu selalu merasa kurang. Jadi ini balasan kamu terhadapku? Kamu main serong dengan laki-laki lain! Selamat, Siska kamu sudah berhasil memperdayaku. Tapi selamanya, aku nggak mau menjadi lelaki bodoh yang mudah sekali kamu tipu! Aku minta bawa anak kamu keluar dari rumahku ka
"Mau ke mana kamu, Siska? Kamu sudah rapi, sudah pakai make up. Apakah kamu mau mencari lelaki yang bisa membayarmu untuk kau tiduri dan kamu mendapatkan uang?!" kata Raka sengit. Wajah Raka memerah, marah Ini sudah ditahan Raka dan kali ini Raka akan mengeluarkannya tidak akan dipendamnya lagi."Apa-apaan kamu, Mas. Kamu baru pulang dan udah ngomong yang tidak-tidak. Ucapanmu ini sangat berbahaya.""Seharusnya kamu yang berbahaya. Kamu adalah wanita ular yang sudah aku pelihara di rumahku. Namun kamu mematuk ku begitu saja. Ternyata kamu adalah pelacur yang sesungguhnya. Aku tidak tahu kalau istriku seorang pelacur!" kata Raka tajam."Brengsek kamu, Mas! Kenapa kamu ngomong kayak gitu sama aku. Jaga ucapan kamu dan tutup mulut kamu ya!" kata Siska gak terima."Raka apa-apaan Ini? Kenapa kamu datang-datang marah-marah sama Siska dan tuduh dia pelacur?! Siska itu istri kamu dan ini anak kamu! Selama ini ibu selalu menasehati Siska tapi Ibu nggak suka dengan ucapan kamu yang menjelekkan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 59**Raka menunggu kurang lebih sebulan untuk mengetahui hasil dari tes DNA itu. Dalam kurun waktu tersebut, Raka harap-harap cemas. Kondisi Siska sudah kondusif. Dia sudah cukup sehat, wanita itu sekarang sudah bisa leluasa bergerak.Siska tidak bisa pergi ke mana-mana karena ibunya di rumah memantau begitu pula dengan Raka. Tapi yang namanya siska tetap saja tidak bisa diberitahu. Ketika Raka menyuruhnya untuk stay di rumah menjaga anak mereka. Beberapa kali Siska keluyuran dan tidak mendengarkan perkataan ibunya.Hari ini Raka berada di rumah sakit. Setelah dia mendapatkan hasil tes DNA. Adnan juga ada di sampingnya. Adnan menepuk bahu Raka, ada rasa perih tak terkira yang dirasakan Raka."Sabar, Raka. Aku sudah tahu begini jadinya. Ternyata Siska tidak mengandung anak kamu. Aku turut prihatin," kata Adnan lega.Ternyata keputusannya tepat untuk melakukan tes DNA. Walaupun hasilnya pasti negatif. Namun Adnan akan menunjukkan ke Raka dan juga istrinya kala
Kejadian sangat luar biasa adalah ketika Adnan telah memiliki anak. Dulu dengan pernikahan Sebelumnya dia tidak mendapatkannya. Siska tidak mau memiliki anak secara cepat karena berkilah mereka belum mapan dan belum memiliki penghasilan tetap. Sekarang, Alhamdulillah, kebahagiaan yang sangat besar sudah dirasakan Adnan menjadi seorang ayah dari wanita yang sangat dicintainya."Bukankah kamu juga akan segera mendapatkan anak dari Siska. Kamu benar-benar keren, Raka. Karena Siska sudah mau melahirkan anak untukmu," ucap Adnan. Raka hanya diam saja di telepon. Jadi Adnan yang menyambung pembicaraan."Aku tidak bahagia sepertimu. Ingat kita punya janji yang harus ditunaikan!" kata Raka mematikan panggilan telepon...Kondisi kesehatan Nara semakin membaik. Dia sudah pulang dari Rumah Sakit dan membawa putri kecil mereka. Rumah Adnan dan Nara di penuhi dengan suara tangisan bayi."Terima kasih, Sayang, kamu sudah mau menjadi Ibu untuk anakku. Aku sangat menyayangimu. Wajahnya sangat mirip
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 58.**Siska diam dengan ucapan Raka. Sepertinya Siska harus mengalah kali ini. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya karena Irman juga sudah masuk penjara. Siska tidak mendapatkan uang. Semuanya hancur.Untuk sementara lebih bagus calm down dulu. Siska tidak bisa menggugurkan kandungan kalau dia juga tidak mendapat dukungan dari banyak orang. Hubungannya dengan Moly semakin merenggang akibat uang yang dijanjikan Siska belum bisa Siska bayarkan sepenuhnya.Hubungan Siska juga tidak baik dengan Raka, tapi, Raka masih mau menerima dia, Raka mesin menganggap anak yang dilahirkannya itu adalah anaknya. Beberapa bulan berlalu. Raka tidak menganggapnya ada. Siska juga semakin pusing dan stres akibat kehamilan yang semakin membesar dan kurangnya perhatian dari Raka, untuk mengganggu Nara dan untuk memfitnah Nara dia tidak bisa melakukannya karena Raka akan mengusirnya dari rumah kalau Siska melakukannya.Siska selalu menatap kesal dan iri dengan perlakuan Adnan
"Mas, Kenapa kamu bisa masuk penjara? Kenapa kamu bisa sebodoh ini? Terus bagaimana dengan anak yang ada dalam kandunganku dan uang yang kamu janjikan?!" kata Siska ketika berkunjung ke Penjara."Kamu datang kemari masih saja membahas itu. Kamu nggak lihat aku sekarang ada di sini. Ini semua juga gara-gara kamu aku ketahuan menggelapkan dana sehingga aku bisa masuk ke penjara gara-gara dilaporkan istriku!""Kamu masih bisa menyalahkan ku, istrimu mengatakan kamu mengencani banyak wanita dan banyak juga yang datang mengaku kalau mereka itu hamil anak kamu. Di mana sih pikiran kamu? Kenapa kamu tega banget sama aku? Kamu dulu janji sama aku mau menikahiku tapi kenyataannya seperti ini. Kalau kamu nggak selingkuh dari aku dan andai kamu fokus dengan tujuan kita, tidak tergoda dengan wanita lain. Mungkin kita udah menikah dan bahagia.""Pergi, Siska! Aku gak bisa memberikan uang ke kamu dan aku berharap uang dulu saja yang kamu gunakan untuk menggugurkan kandungan kamu!" Irman muak dengan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 57.**Mata Siska melebar mendengar ucapan wanita paruh baya di depannya."Maksud Mbak apa? Saya kemari mencari Irman? Sebenarnya ada hal penting yang ingin saya katakan kepada, Mbak.""Kayaknya kamu udah tahu siapa saya. Buktinya kamu repot-repot datang kemari karena kamu udah kehilangan jejak dia, 'kan?" Sang istri berkata santai."Ya, dia mengatakan akan memberikan uang ke saya tapi sampai sekarang dia tidak juga memberikannya. Saya mau tahu di mana keberadaan dia sekarang?""Udah kukatakan kalau dia gak ada lagi. Dia ku penjarakan karena kasus penggelapan uang," katanya lagi santai."Penggelapan uang bagaimana maksud kamu, Mbak? Dia janji sama saya memberikan uang ke saya. Saya datang kemari menagih janji itu.""Dasar jalang gak tau malu! Kamu harus sadar diri. Saya ini istri sah bisa aja mengadukan kamu ke Polisi karena kasus perzinahan. Ingat itu!"Siska terdiam mendengar ucapan istri sah Irman. Aja datang kemari tapi tidak dengan perhitungan tepat. Nya
Mereka pulang dengan perasaan was-was terutama Nara. Dia takut rumah tangganya hancur lagi. Bagaimana kalau Adnan melihat photo yang dikirim kan Siska dan gak percaya kalau anak yang ada dalam kandungannya adalah anak Adnan? Bagaimana kalau Adnan percaya Nara selingkuh dengan Raka? Sebuah fitnah yang di lontarkan Siska.Sampailah mereka di rumah. Nara memeluk anaknya sebelum masuk kamar. Dia menjelaskan kalau hubungan dirinya dan Siska baik-baik saja. Ervan gak perlu khawatir.Sekarang Nara dan Adnan berada di kamar mereka. Nara bingung apa yang harus di sampaikan ke suaminya."Kenapa, Sayang. Kayaknya kamu bingung gitu setelah bertemu Siska. Apa yang di katakannya?" tanya Adnan mendekati Nara."Mas, kamu tahu perihal photo itu? Photo aku sama Mas Raka?""Siska bicara apa tentang photo itu?" Adnan balik bertanya."Kamu udah tahu, 'kan, Mas?" tanya Nara mengguncang tangan Adnan."Ya, sudah.""Terus. Kenapa kamu nggak bilang sama aku dan kenapa kamu nggak mempertanyakannya? Apakah kamu