Home / Romansa / Bittersweet Love / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bittersweet Love: Chapter 21 - Chapter 30

37 Chapters

21

Audrey menatap bangunan rumah yang pernah didatanginya saat liburan atau weekend, tapi pada saat itu datang karena diajak dan dijemput. Berbeda dengan sekarang dimana Audrey datang dengan tiba-tiba, tidak tahu pemilik rumah ada didalam atau tidak, tapi satu yang pasti sekarang bukan waktu sibuk audit.Menekan bel dengan harapan sang pemilik rumah yang membukanya, pagar terlalu tinggi membuat Audrey tidak bisa melihat mobil sang pemilik rumah. Hembusan nafas dikeluarkannya beberapa kali sebelum menekan bel rumah, menunggu beberapa saat tidak terbuka sama sekali, mencoba sekali lagi dengan menekan bel dan lagi-lagi tidak ada perubahan. Audrey menatap ragu, mencoba sekali lagi untuk ketiga kali atau terakhir kalinya dengan menekan bel, menunggu lagi dan hembusan nafas panjang dikeluarkannya ketika tidak ada pergerakan sama sekali, tampaknya sang pemilik tidak ada di rumah.Audrey menatap ponselnya dengan nomer lamanya, sedikit ragu menghubunginya tapi terlalu lama
Read more

22

Persiapan mereka menikah sangat cepat, Wisnu dan keluarganya sudah menyiapkan semuanya tanpa memerlukan Audrey. Beberapa jam yang lalu mereka resmi menikah, Galih menemani Wisnu sepanjang acara, mereka menikah dengan sangat sederhana karena memang keinginan Audrey dan terpaksa Wisnu memenuhinya.Audrey tidak mau diajak bulan madu, padahal Wisnu menginginkan bulan madu. Berbagai macam pertimbangan mereka melakukan bulan madu di kota sebelah tidak sampai Bali atau Lombok atau luar negeri. Mereka akan melaksanakan bulan madu nanti setelah pekerjaan di kantor selesai, awal dan akhir bulan adalah waktu sibuk-sibuknya dimana mereka harus melakukan audit dari satu perusahaan ke perusahaan lain.Wisnu sudah memutuskan membawa Galih bersama dengan mereka, Audrey tidak masalah. Mereka sudah bertemu dan sejauh ini Galih anak yang baik, anak yang tidak macam-macam dan mudah diatur. Audrey beberapa kali interaksi dengan Galih, bahkan sebelum pernikahan mereka menghabiskan w
Read more

23

“Tante, papa memang kerjaannya banyak?” tanya Galih yang membuat Audrey mengerutkan keningnya. “Memang kenapa?” “Aku cuman ketemu papa lagi aja, anter sekolah selanjutnya sama supir.” Galih mengatakan dengan wajah sedihnya. “Mau ke kantor papa?” “Memang boleh tante?” Audrey mengangguk pelan “MAU! Tapi papa bakal marah nggak?” “Tante tanya teman papa disana, kamu siap-siap.” Audrey mengambil ponselnya bertanya pada Fifi dengan langsung menghubunginya, cukup lama panggilan tidak diangkat sampai akhirnya beberapa kali panggilan baru diangkat dengan suara berisik. Audrey langsung bertanya tentang tujuannya yaitu keberadaan Wisnu dan mengatakan akan memberi kejutan. “Wah...sudah tampan...tunggu disini tante ganti pakaian dulu.” Audrey melakukannya dengan cepat, mendapati Galih yang bermain di tempatnya. Pergi dengan supir yang Wisnu pekerjakan khusus untuk mereka berdua, lebih tepatnya Galih. Mereka m
Read more

24

“Aku nggak mau ke rumah mama.” Galih berkata sambil lalu.Audrey menatap Wisnu dengan tatapan tanda tanya, Wisnu sendiri hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu apa-apa. Audrey tidak mungkin membahas atau bertanya hal ini pada mantan istri Wisnu, mendatangi Galih yang tampak tidak terjadi apapun, mencoba memberikan pengertian agar mau ke rumah mamanya bersama dengan keluarga kecilnya.“Kamu besok waktunya di rumah mama, memang nggak kangen sama mama?” tanya Audrey sambil membelai rambut Galih.“Nggak!”Audrey menatap tidak percaya dengan jawaban yang diberikan Galih “Nggak boleh begitu, mama melahirkan kamu taruhannya nyawa masa kamu mau balas dengan begini? Lagian mama juga harus membagi konsentrasi, kamu sebagai yang paling tua harus bisa paham dengan kondisi mama.” Audrey membelai rambut Galih perlahan. “Mama nggak pernah ada waktu buatku.” Galih mengatakan dengan nada sedihnya.Audrey menatap Wisnu yang masih diam
Read more

25

KEJUTANSemua yang dilihatnya adalah kejutan, meninggalkan kantor tanpa menghiraukan panggilan Galih dan kejaran Wisnu, ponselnya berbunyi tanpa henti membuat Audrey langsung mematikan ponselnya dan meletakkan di kursi samping. Audrey ingin menangis tapi air matanya sama sekali tidak bisa keluar, pemandangan tadi menjelaskan semuanya dan harusnya Audrey tidak percaya begitu saja dan menerima lamarannya.“Audrey.” Eza menatap tidak percaya, hampir saja mereka tabrakan satu sama lain jika saja Eza tidak memiliki kemampuan menyetir yang ahli. Audrey menatap Eza dengan mata bengkaknya, menundukkan wajahnya saat Eza memberikan tatapan penuh selidik. “Kamu nggak papa?” Eza langsung khawatir melihat keadaan Audrey.Audrey langsung menggelengkan kepalanya “Kelilipan tadi, maaf kalau buat mobil kamu kenapa-kenapa nanti aku ganti.”“Keluar.” Eza mengatakan dengan suara tegasnya membuat Audrey menatap bingung “Pindah ke sampin
Read more

26

HUKUMIsi kepala Audrey sudah penuh dengan cara menghukum Wisnu, tapi hatinya tidak sejalan dengan pikirannya. Pertemuan dengan Eza tidak memberikan dampak apapun, atau mungkin belum memberikan dampak. Tidak tahu kemana Audrey memutuskan ke coffee shop yang pernah ingin didatanginya tapi belum sempat, mengarahkan kendaraannya kesana dengan kecepatan normal.Kemampuannya dalam menyetir memang tidak bisa dianggap professional, Audrey tahu kalau Wisnu pastinya sangat cemas dengan dirinya karena membawa mobil. Audrey sebenarnya bisa menyetir, tapi penyakitnya membuat orang tua Audrey melarangnya dan langsung diberikan supir. Wisnu sebenarnya sudah memberikan supir, tapi tadi tidak ingin menggunakannya dan mengendarai mobilnya sendiri.Menatap mobil yang parkir dengan sempurna membuat Audrey tersenyum lebar, masuk kedalam coffee shop dan menatap sekitar. Audrey langsung pesan minum dan makan, perutnya sudah ingin diisi. Emosi yang menghampirinya tadi memb
Read more

27

Tamparan keras untuk mereka berdua saat mendengar kata-kata Galih, Audrey mengatakan jika bukan karena Wisnu. Mendengar Audrey membelanya membuat Wisnu semakin bersalah, tidak bisa melakukan apapun saat Galih mengambil alih Audrey untuk melakukan sesuatu. Sikap Galih membuat Audrey bersyukur, satu hal yaitu tidak dekat dengan Wisnu dan membicarakan apa yang terjadi di kantor. “Papa, aku nggak ke mama ya?” suara Galih membuat Audrey hanya diam. “Kamu memang nggak kangen sama mama atau adik-adikmu?” Wisnu mendekati Galih. Audrey memilih sedikit menjauh, mengambil sesuatu didalam kulkas. Tidak mau terlibat didalam masalah Wisnu dan masa lalunya, Galih sudah meminta padanya tapi Audrey jelas menolak, pertengkaran mereka dimulai dari situ dan sekarang memilih diam. “Sayang, aku hubungi Vania buat kasih tahu Galih nggak kesana.” Audrey hanya menganggukkan kepala ketika mendengar Wisnu meminta ijin menghubungi Vania, merasakan Wisnu me
Read more

28

“WISNU...NU...”Audrey mengerutkan keningnya mendengar suara seseorang di depan, ditambah tidak ada suara bel yang berbunyi, menghentikan kegiatan memasaknya menuju ke tempat suara. Langkahnya terhenti saat melihat siapa yang datang, tenang dengan menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan sebelum melangkah untuk membuka pintu.“Wisnu ada didalam? Kalau lihat kendaraannya ada.” Retno langsung mengeluarkan kata-kata yang membuat Audrey harus bersabar.Tidak mau mengeluarkan suaranya, membuka pintu dan melalui bahasa tubuh mempersilakan masuk. Kenyataannya Retno langsung masuk tepat ketika pintu pagar terbuka, Audrey menggelengkan kepalanya dan langsung menutup pagar. Masuk kedalam rumah tidak menemukan Retno, mengernyitkan dahinya dan langsung menatap keatas yang membuat tubuhnya membeku.“NGAPAIN KAMU KE KAMARKU?”Suara teriakan Wisnu membuat Audrey terkejut, hampir menjauhkan alat masak yang dipegangnya. Mematikan kompor dan b
Read more

29

Dua hari sudah, hubungan mereka berdua tidak ada perkembangan. Wisnu yang tidak menjawab pertanyaan Audrey, membuat Audrey langsung menarik diri dari Wisnu dengan sedikit menjauh. Wisnu sendiri tidak tahu harus menjawab apa, waktu mengajak Audrey menikah memang mencintai dan tidak ingin kehilangan. Audrey, membuat dirinya kembali merasakan rumah, selama ini tidak tahu harus pulang kemana tapi Audrey membuatnya ingin pulang.Tanpa adanya Galih membuat Audrey bisa tidur di kamar lain, pisah kamar adalah solusi yang diambilnya walaupun berat. Audrey tahu jika tidak boleh melakukan ini, berpisah kamar dengan suami dan seharusnya mencari solusi bukan menjaga jarak. Kegiatannya masih sama seperti sebelumnya, membuatkan sarapan dan makan untuk mereka berdua walaupun sesekali membersihkan rumah.“Aku berangkat.” Wisnu berkata sambil menarik kursinya.Audrey menghentikan gerakan tangannya, mengikuti Wisnu berdiri dengan mengantarkannya ke depan, mencium pungg
Read more

30

“Mas Der, gimana kejadiannya?” “Duduk dulu, Drey.” Tidak mau membantah Audrey memilih mengikuti kata-kata Derry, duduk di kursi yang tidak jauh dari pintu dengan Derry duduk disampingnya. Meminum air yang Derry berikan, menetralkan detak jantungnya sambil menunggu Derry berbicara. “Aku nggak tahu gimana ceritanya, kita tadi meeting masalah audit perusahaan di Gresik. Mas Wisnu baik-baik saja tapi tiba-tiba saja jatuh, kita cek ternyata pingsan dan langsung bawa kesini.” “Sebelumnya ada makan atau minum yang...” Audrey menggelengkan kepalanya langsung. Wisnu setiap pagi pastinya sudah makan, kalaupun di kantor akan lebih memilih minum kopi. Kebiasaan minum kopi selama bekerja, hal yang sudah menjadi kebiasaan Wisnu dari dulu. Memilih diam, menunggu dokter yang memeriksa Wisnu dalam keadaan cemas, berdoa semoga tidak terjadi sesuatu nantinya. “Saudara Bapak Wisnu.” Audrey dan Derry langsung berdiri mendatangi
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status