"Dario, kalau kau bisa menyembuhkan ayah, kenapa tidak dari tadi saja?"Fiona memandang Dario heran."Lho, kalian tidak bertanya," ucap Dario dengan entengnya. "Lagi pula paman Haris kelihatan capek. Makanya aku biarkan dulu sekalian istirahat. Iya kan, paman?""Kau ini," Fiona hanya tersenyum sambil memukul bahu Dario pelan. Haris ikut tersenyum.Anak muda di depannya ini baru saja dikenalnya, tapi sudah membuatnya kagum berkali-kali.Orang tua itu memandangi keakraban Dario dan Fiona. Ah, andai saja."Guru, selain mengajar kan aku memasak, apakah kau bisa mengajarkan yang tadi juga?" Ian memandang penuh harap."Aku juga, kak. Aku juga ingin belajar dua-duanya," Fino ikut menimpali."Itu gampang. Tapi aku guru yang galak, lho. Apa kalian siap menerima siksaan seperti di neraka?" kata Dario dengan tampang serius menatap Ian dan Fino.Keduanya saling pandang dan meneguk Saliva mereka.Dario kembali terkekeh. "Aku hanya bercanda. Kenapa kalian seserius itu?""Sialan. Kami sudah percaya sa
Last Updated : 2022-12-20 Read more