Setelah bertemu dengan Yanti dan menghabiskan waktu hingga makan siang, aku pun sampai di rumah jam tiga sore. Baru saja menaruh sepatu pada rak, aku terkaget dengan kehadiran Bapak yang tersenyum tipis. Sudah cukup lama aku tidak melihat kehadirannya. Seingatku bulan lalu adalah terakhir kali bertemu dengan Bapak. Selain karena sifat tegasnya, aku mulai menjauh karena merasa kalau kami tidak pernah akur setiap kali berkumpul dengan anggota keluarga lainnya. “Sore, Pak.. Kok tumben sudah di rumah?” tanyaku berjalan masuk menuju ruang tamu. Bapak duduk di salah satu sofa kecil berwarna krem. Di tangannya memegang sebuah tas kanvas berwarna hitam.“Ya, kerjaan sudah selesai.. Citra tidak suka Bapak di rumah ya?” “Eh, bukan gitu, Pak.. Cuma agak heran kerjaan Bapak cepat selesai,” jawabku sedikit merasa canggung. Selama berada di rumah, aku jarang mengobrol berdua dengan Bapak. Meskipun waktu aku masih kecil sering duduk di pangkuan Bapak, sambil disuapi camilan kesukaanku. Setiap
Read more