"Eh?" Nania tertegun. Bukan pertanyaan semacam ini yang dia duga akan keluar dari mulut sang suami. "Cem-cemburu? Tuan, apa hak saya untuk cemburu pada anda?"Brata diam dan mencoba mendekat. Ada satu hal di diri Nania yang membuatnya ingin ada di jarak sedekat itu.Bahkan Nania mulai bisa mencium bau Brata yang seperti air mandi. Pria itu bahkan belum membersihkan dirinya, tapi malah punya harum sememmikat itu.Nania memejamkan mata. Apa pun yang akan dilakukan suaminya, akan dia terima dengan pasrah dan penuh gairah.Seperti ibu jari Brata yang mengusap bibirnya dengan lembut sembari berkata, "bibirmu ada krimnya," lalu menjilat ibu jarinya seakan krim yang dia usap punya rasa yang sangat nikmat.Jika saja kulit Nania lebih putih, pasti warnanya akan semerah tomat. Brata terlalu sempurna untuk menggoda dirinya. Bahkan hal tak penting yang baru saja pria itu lakukan bisa membuat degub jantungnya menggila."Hah ..., Evani, ya?" Brata kembali pada fokus pembicaraan. Jarinya menggaruki
Read more