"Allea, kamu Allea, 'kan? Kamu Allea, istriku." Aku menggenggam tangannya dan kupaksa dia untuk mendekat. Namun, dia menolak. "Siapa Allea? Saya bukan Allea, maaf," katanya. "Aku tahu kamu Allea. Buka maskermu, Sayang! Aku dapat mengenalimu dari mata dan caramu menatap. Ayo pulang, Sayang! Anak-anak rindu," ujarku. "Tolong lepaskan saya! Saya bukan Allea. Saya tidak mengenal Anda." "Lepaskan dia!" Seorang laki-laki menarik tangan Allea dan menjauhkannya dariku. "Anda ...." Laki-laki itu menatapku dengan lekat. Aku pun sama karena seperti mengenalnya. "Pak Arga?" Ya, aku baru ingat. Dia adalah Arga, rekan bisnis Mas Bram. "Pak Reno, ya? Kenapa Pak Reno menarik tangan dia? Dia calon istri saya, Pak." Pernyataan Arga membuatku terkejut. "Calon istri?" gumamku bertanya-tanya.Aku kembali melirik wanita yang bersembunyi di belakang Arga. Wanita itu enggan menunjukkan dirinya lagi. Mungkin dia ketakutan karena kutarik-tarik tadi. Entah kenapa aku merasa bahwa dia adalah Allea. "Pak
Read more