“Elia, terima kasih untuk bantuanmu. Sisa fee-mu sudah kutransfer.” Pak Hanan memperlihatkan layar ponselnya ke depan wajah Elia. Elia langsung memeluk lelaki berkulit putih yang berdiri di sebelahku itu. Kini, kami bertiga tengah berbincang di halaman parkir, tepatnya di depan sedan BMW putih milik mantan bosku, Pak Hanan. “Aku yang terima kasih, Bos. Kalau ada apa-apa lagi, tolong hubungi aku segera, Bos. Sebenarnya, upah yang Bos kasih terlalu besar untuk pekerjaan sesepele tadi,” sahut Elia seraya menepuk-nepuk pundak Pak Hanan. Aku tak mau ikut campur urusan mereka. Hanya diam mematung saja. Sesekali kucuri pandang ke arah keduanya yang memang sejak tiba di sini, sibuk membicarakan masalah ‘pekerjaan’. Pekerjaan apalagi kalau bukan yang tadi. Jadi, Elia diupah oleh Pak Hanan hanya untuk menakut-nakuti Mas Rian sekeluarga. Sebenarnya, tanpa membawa Elia pun, mereka sudah keder duluan sebab melihat kemurkaan pemilik JNR cabang
Terakhir Diperbarui : 2023-01-02 Baca selengkapnya