All Chapters of sew masitoh: Chapter 1 - Chapter 6

6 Chapters

1.

"Sayang, badan kamu panas sekali, Nak." Lira meneteskan air matanya."Gino pusing, Ma," ucap Gino, bocah berumur 4 tahun itu."Sabar ya, Mama telepon Papa dulu, agar cepat pulang." Lira panik."Baik, Ma," jawab Gino dengan suara menggigil.Lira keluar dari kamar Gino, dia mencari ponselnya. "Akhirnya ketemu juga," gumam Lira. Ternyata sang suami sudah pulang dengan keadaan mabuk."Mas!" teriak Lira panik melihat keadaan suaminya yang mabuk berat.Lira dengan telaten membawanya masuk ke dalam kamar mereka berdua. Lira merebahkan tubuh Randi ke ranjang. Lira mencium alkohol yang sangat menyengat di hidungnya."Astaga Mas. Kapan kamu bisa berubah, sih?" tanya Lira pada Randi yang sudah tidak sadarkan diri.Lira kembali ke kamar Gino, lalu menggendongnya. Lira berinisiatif untuk membawa Gino ke rumah sakit. Karena suhu tubuhnya tidak turun-turun."Mama kita mau ke mana?" tanya Gino yang berada di gendongan Lira."Kita ke rumah sakit ya, Sayang. Mama khawatir denganmu! Jika terjadi sesuatu
Read more

2.

"Kabari aku, segera. Aku akan pergi ke rumah sakit, untuk menjenguk Mama." Luis berdiri lalu pergi."Apa kamu!" Rosa pergi meninggalkan Leo yang sendirian di ruangan Luis."Sensitif banget, jadi perempuan. Apa lagi PMS." Leo masih setia duduk di sofa.Setelah menggerutu Leo mengambil ponselnya di dalam saku celana. Leo lalu menelepon Riko terlebih dahulu untuk membantunya untuk menyelidiki kasus penyerangan Rosa. Berkali-kali menelepon Riko tidak diangkat membuat Leo sedikit kesal."Halo!" Leo sedikit meninggi."Kenapa, Le." Riko dengan santai."Ke mana aja, sih? Di telepon dari tadi nggak diangkat.""Sorry, aku lagi tugas penyelidikan. Soalnya habis ada pembunuhan.""Tuan Luis, meminta kamu menyelidiki sesuatu.""Di mana?" tanya Riko mulai antusias."Di rumah sakit Ahmad Yani, di bagian dokter tulang. Aku tidak mau tahu, kamu harus selidiki itu, nama pasien yang berobat, adalah Resa dan Bella."Tut! Tut!Telepon yang dimatikan oleh Leo begitu saja membuat Riko kesal, menurutnya tidak
Read more

3.

"Kabari aku, segera. Aku akan pergi ke rumah sakit, untuk menjenguk Mama." Luis berdiri lalu pergi."Apa kamu!" Rosa pergi meninggalkan Leo yang sendirian di ruangan Luis."Sensitif banget, jadi perempuan. Apa lagi PMS." Leo masih setia duduk di sofa.Setelah menggerutu Leo mengambil ponselnya di dalam saku celana. Leo lalu menelepon Riko terlebih dahulu untuk membantunya untuk menyelidiki kasus penyerangan Rosa. Berkali-kali menelepon Riko tidak diangkat membuat Leo sedikit kesal."Halo!" Leo sedikit meninggi."Kenapa, Le." Riko dengan santai."Ke mana aja, sih? Di telepon dari tadi nggak diangkat.""Sorry, aku lagi tugas penyelidikan. Soalnya habis ada pembunuhan.""Tuan Luis, meminta kamu menyelidiki sesuatu.""Di mana?" tanya Riko mulai antusias."Di rumah sakit Ahmad Yani, di bagian dokter tulang. Aku tidak mau tahu, kamu harus selidiki itu, nama pasien yang berobat, adalah Resa dan Bella."Tut! Tut!Telepon yang dimatikan oleh Leo begitu saja membuat Riko kesal, menurutnya tidak
Read more

4.

"Kabari aku, segera. Aku akan pergi ke rumah sakit, untuk menjenguk Mama." Luis berdiri lalu pergi."Apa kamu!" Rosa pergi meninggalkan Leo yang sendirian di ruangan Luis."Sensitif banget, jadi perempuan. Apa lagi PMS." Leo masih setia duduk di sofa.Setelah menggerutu Leo mengambil ponselnya di dalam saku celana. Leo lalu menelepon Riko terlebih dahulu untuk membantunya untuk menyelidiki kasus penyerangan Rosa. Berkali-kali menelepon Riko tidak diangkat membuat Leo sedikit kesal."Halo!" Leo sedikit meninggi."Kenapa, Le." Riko dengan santai."Ke mana aja, sih? Di telepon dari tadi nggak diangkat.""Sorry, aku lagi tugas penyelidikan. Soalnya habis ada pembunuhan.""Tuan Luis, meminta kamu menyelidiki sesuatu.""Di mana?" tanya Riko mulai antusias."Di rumah sakit Ahmad Yani, di bagian dokter tulang. Aku tidak mau tahu, kamu harus selidiki itu, nama pasien yang berobat, adalah Resa dan Bella."Tut! Tut!Telepon yang dimatikan oleh Leo begitu saja membuat Riko kesal, menurutnya tidak
Read more

5.

"Kabari aku, segera. Aku akan pergi ke rumah sakit, untuk menjenguk Mama." Luis berdiri lalu pergi."Apa kamu!" Rosa pergi meninggalkan Leo yang sendirian di ruangan Luis."Sensitif banget, jadi perempuan. Apa lagi PMS." Leo masih setia duduk di sofa.Setelah menggerutu Leo mengambil ponselnya di dalam saku celana. Leo lalu menelepon Riko terlebih dahulu untuk membantunya untuk menyelidiki kasus penyerangan Rosa. Berkali-kali menelepon Riko tidak diangkat membuat Leo sedikit kesal."Halo!" Leo sedikit meninggi."Kenapa, Le." Riko dengan santai."Ke mana aja, sih? Di telepon dari tadi nggak diangkat.""Sorry, aku lagi tugas penyelidikan. Soalnya habis ada pembunuhan.""Tuan Luis, meminta kamu menyelidiki sesuatu.""Di mana?" tanya Riko mulai antusias."Di rumah sakit Ahmad Yani, di bagian dokter tulang. Aku tidak mau tahu, kamu harus selidiki itu, nama pasien yang berobat, adalah Resa dan Bella."Tut! Tut!Telepon yang dimatikan oleh Leo begitu saja membuat Riko kesal, menurutnya tidak
Read more

6.

"Kabari aku, segera. Aku akan pergi ke rumah sakit, untuk menjenguk Mama." Luis berdiri lalu pergi."Apa kamu!" Rosa pergi meninggalkan Leo yang sendirian di ruangan Luis."Sensitif banget, jadi perempuan. Apa lagi PMS." Leo masih setia duduk di sofa.Setelah menggerutu Leo mengambil ponselnya di dalam saku celana. Leo lalu menelepon Riko terlebih dahulu untuk membantunya untuk menyelidiki kasus penyerangan Rosa. Berkali-kali menelepon Riko tidak diangkat membuat Leo sedikit kesal."Halo!" Leo sedikit meninggi."Kenapa, Le." Riko dengan santai."Ke mana aja, sih? Di telepon dari tadi nggak diangkat.""Sorry, aku lagi tugas penyelidikan. Soalnya habis ada pembunuhan.""Tuan Luis, meminta kamu menyelidiki sesuatu.""Di mana?" tanya Riko mulai antusias."Di rumah sakit Ahmad Yani, di bagian dokter tulang. Aku tidak mau tahu, kamu harus selidiki itu, nama pasien yang berobat, adalah Resa dan Bella."Tut! Tut!Telepon yang dimatikan oleh Leo begitu saja membuat Riko kesal, menurutnya tidak
Read more
DMCA.com Protection Status