[Adisty, save nomor saya. Rico]Kutatap lagi pesan dari Pak Rico di ponsel.Balas nggak, balas nggak?Kalau dibalas, rasanya aku masih malas menanggapinya. Tapi kalau tidak dibalas, kasihan juga. Ditambah lagi nggak enak sama Mas Kenzi.[Baik, Pak][Rico saja. Bisa saya telpon?]Tuh kan! Sekalinya dibalas, malah mau telepon![Maaf, saya nggak enak, sudah malam. Ada Bude di samping saya] balasku berbohong. Aku masih kurang nyaman untuk berbicara dengan Pak Rico, lelaki bertubuh atletis yang tingginya lebih tinggi sekitar lima centi dari Mas Kenzi itu.Kalau majikanku berkulit putih seperti salju, Pak Rico lebih mirip Adi, hitam tapi nggak manis, lebih manis Adi. Kalau Pak Rico, terlihat lebih 'cowok', dengan janggut dan jambang tipisnya."Bagaimana, Rico sudah hubungin kamu?" tanya Mas Kenzi saat aku sedang menemaninya sarapan. Aku mengangguk sambil terus memerhatikan penampilan Mas Kenzi pagi ini. Melihatnya memakai kemeja, membuatku terpesona setengah mati. Sayang, lelaki di depank
Last Updated : 2022-12-21 Read more