Semua Bab Tuan Muda yang Menyembunyikan Identitas: Bab 21 - Bab 30

30 Bab

Mulai Membuka Belang Joe

Joe memasuki sebuah bar yang lumayan private dan tertutup dari khalayak umum. Memang itulah yang menjadi tempat perkumpulan bagi mereka yang berurusan di dunia gelap.Pria itu mengerahkan cukup banyak anak buah untuk menjaga mereka dari gangguan. Terlihat jelas jika beberapa orang mendatangi tempat itu sekarang.“Ada apa memanggilku kemari? Langsung saja,” kata pria itu dengan cepat.“Jangan buru-buru, tenang saja. Duduklah dulu. Tidak akan ada polisi yang datang ke sini,” terang pria itu.“Rahasia kelam 14 tahun yang lalu, masih tersimpan rapi, kan?” tanyanya lagi.Pria itu menatap ke segala arah, memastikan tidak ada alat perekam. Untuk berjaga-jaga sebab ia dan Joe sudah memiliki jalannya masing-masing.Mereka memanglah teman, tapi itu dulu.“Hei, jawab!” titah Joe berbisik namun dengan nada yang penuh dengan penekanan.“Iya, aman. Semua masih aman.”Joe menganggukkan kepalanya. Ia sungguh merasa senang sekarang. namun, segera saja ia melanjutkan menerangkan tujuan sebenarnya menga
Baca selengkapnya

Chattingan Ibu dan Anak

“Pagi semua,” sapa Jord ketika bangun lebih awal dan memang sudah memainkan laptopnya di dekat kolam.“Hm.” Joe membalas dengan santai sambil mengibaskan rambutnya yang sedikit lembab.“Di mana dia?” tanya Jord merujuk pada anak pamannya itu.“Tau tuh, tanyain sendiri sama tantemu.” Joe menjawab dengan nada ogah-ogahan.“Ini makan buah dulu,” kata Devi sembari menyajikan buah yang telah dipotong. “Dia lagi belajar menari di kamarnya. Bakatnya memang disitu.”“Bagus dong.” Jord memuji.“Bagus apanya? Devi, kamu ga usah sok berbangga seperti itu. Hobinya ga sesuai dengan pekerjaan di rumah ini. Asah dong otaknya buat belajar. Mau jadi apa dia besar nanti? Selebgram?” Devi dan Jord saling menatap. Pria itu terlalu cerewet yang tak bisa mereka lawan.“Siapa namanya, Tante?” tanya Jord yang segera dihampiri oleh gadis kecil itu.Nyatanya ia sudah cukup peka terhadap keadaan di rumah itu. Ia yang tak ingin ayahnya marah, pun harus menyelesaikan sesi latihannya.“Sarma Allesia,” ujarnya den
Baca selengkapnya

Penemuan Nama Baru

Jord memang sudah dengan keputusannya, mencari tau secara perlahan pelaku yang dicari-cari. Tiga nama sudah tercatat di tangannya.“Aku akan berikan apapun yang kamu mau kalau bisa ngasih tau siapa dalang dibalik semua ini,” katanya pada Miko—sang pembunuh putranya sendiri.“Tidak semudah itu ferguso.”“Shit!”“Hei, apa kau sedang mengumpatku? Usiamu berapa memang? Tidak pantas sama sekali.”“Apa bedanya dengan perbuatanmu? Membunuh ayahku, dengan tega pula membunuh putramu sendiri.”Setelah mendengar umpatan dan ledekan itu, Miko segera memilih untuk kembali ke selnya. Ia seolah tidak senang setiap membahas pembunuhannya di masa lalu.Ada begitu banyak pertanyaan yang tersirat di otaknya namun tak bisa ia pastikan.Setelahnya, ia bergerak menuju pasar di desa itu. Ia memang hendak membelikan beberapa barang pesanan Alma pagi tadi.“Itu bukannya yang kemaren bareng Om Joe, ya?” gumamnya sambil mengikuti orang itu setelah menggantungkan barang bawaannya di motor.Ia terhenti di sebuah
Baca selengkapnya

Penyerahan Bukti

“Sejak kapan lo suka sama Sarah?” tanya Leo pada putranya yang sedang bermalas-malasan di sofa di ruang TV.Anak muda itu terlihat tidak begitu akur dengan sang ayah, begitulah ia bangkit kemudian berjalan menuju kamarnya.“Lo bisa sopan? Kai, duduk!” titah sang ayah.Walau masih kesal, Kai menurut. Ia menatap sang ayah dengan penuh kebencian.“Di mana Mami?” tanyanya.“Gue nanyain elo, sejak kapan suka sama Sarah?”“Ayolah, ga semua masalah di hidupku jadi urusan Papi.” Kai mengangkat kedua bahunya. Ia benar-benar heran dengan sikap sang ayah.“Gue ga suka dengan gadis itu. Dia ga cocok jadi pasangan lo.”“Papi, sudah ya, urus saja urusan papi sendiri. Aku mau nanya sekarang, kenapa mengundurkan diri dari pekerjaan papi sebagai pejabat? Kalo temen-temenku tau, aku harus bilang apa? Sarah juga pasti nanyain.”“Semua yang terjadi pasti punya alasan masing-masing. Itu sebabnya gue ga suka sama Sarah, dia terlalu kepo. Kalau sampai dia berani mengorek-ngorek tentang gue, kreeek ...” Meng
Baca selengkapnya

Kedatangan Robby

Joe semakin menjadi. Ia bahkan tidak lagi peduli dengan keluarganya sendiri. Devi dan Sarma benar-benar diabaikan. Tidak jarang, pria itu diantar pulang oleh wanita-wanita bayarannya. Dan tak jarang pula, wanita itu terpaksa menginap sebab ditahan.Tak ingin merusak mental Sarma, Devi terpaksa diam. Ia juga sengaja tidur bersama anak kecil itu.Suatu sore, rumahnya kedatangan tamu. Pria itu segera mencari keberadaan Devi yang segera membuatnya curiga dan ingin melimpahkan segala kekesalannya.“Kamu selingkuh ya?” tanyanya ketika sang istri baru saja menyelesaikan urusannya di taman belakang.“Lah kocak. Lo lupa siapa gue? gue Robby. polisi yang pernah bantuin lo dulu. Gimana sih.” Robby menyahut. “Lo ganti baju dulu aja kali, Dev. Basah-basahan gitu.”Joe menaikkan salah satu sudut bibirnya. Ia tidak begitu peduli.Dengan santai, buah-buahan di hadapannya ia santap, bahkan tanpa menawari pada tamunya. Saat itu juga, Robby sadar jika kehadirannya tidak dianggap.“Langsung aja ya, Joe.
Baca selengkapnya

Sebuah Rencana

“Gue mau ngajak lo ke suatu tempat.” Tidak ada hujan, tidak ada angin, Jord berucap demikian yang tentu saja membuat Sarah kaget.Gadis itu terdiam cukup lama. Antara percaya dan tidak percaya. Namun, karena diamnya Jord dan tidak melanjutkan perkataannya, ia segera menganggap hal itu sebagai candaan.Gadis itu membuang pandangannya ke arah kolam ikan yang memang ada di belakang rumah Rein. Perbincangan panjang mereka memang tak akan ada usainya.Hal itulah yang membuat mereka banyak diamnya sebab sudah terlalu banyak bercerita.“Gue serius, Sarah. Kok lo malah diam aja?”“Ya iya, gue juga serius. Tapi jelasin dong, mau ke mana, tujuannya apa, dan berapa lama. Lo tau sendiri kan nyokap gue sendirian sekarang, ga ada yang bisa diandalkan,” jelas gadis itu panjang lebar dan mendetail.“Gue cuma butuh persetujuan dari lo.”Sarah terdiam. Cukup lama ia menatap mata pria itu hingga kembali ke posisinya.“Sejak kapan kita jadi gue lo. Sok gaul banget deh keknya,” decitnya.“Ara, gue lagi bi
Baca selengkapnya

Meresmikan Hubungan

“Jord, aku udah ga bisa menahan ini semua.” Sarah berucap dengan nada lirih.Jord yang tengah sibuk dengan buku-bukunya pun menoleh. Ia mengerutkan kening melihat tingkah gadis di depannya yang cukup aneh.Wajah yang sedikit pucat, tangannya yang terus memelintir bajunya, serta jempol kakinya yang tak kunjung diam.“Kenapa kamu?”“Jord, kita udah deket segini lamanya. Aku pikir kita juga udah saling kenal satu sama lain. Jadi …”“Ssst …” Jord menempelkan telunjuknya di bibir gadis itu.Kedua sejoli itu saling menatap, sungguh dalam. Perlahan, mereka duduk di atas kursi kayu yang sebenarnya sudah cukup reyot.“Aku sepertinya paham maksud pembicaraan kamu ini, Sarah. Apa kamu yang harus memulainya? Ah, aku jadi malu.”Sarah dibuat cukup bingung selama beberapa waktu hingga akhirnya ia tergelak. Senyumannya melebar. Bahu pria itu dipukulnya pelan.“Jord, kalau bukan aku siapa lagi. Kamu hanya kalah gesit bukan kalah beneran.”Menghela napas cukup panjang setelah berupaya meyakinkan diri,
Baca selengkapnya

Menyelesaikan Orang Keempat

Terlalu fokus dengan pekerjaannya, Jord sampai tidak sadar jika jam sudah menunjukkan pukul tujuh. Suara deru motor membuat pria itu mendongakkan kepalanya. Ponselnya yang bergetar sejak tadi tak ia hiraukan.Terlihat kepala Joe menyembul, dengan senyum lebar di bibirnya membuat Jord menatap dengan penuh selidik. ‘Nih orang kenapa tiba-tiba datang?’ batinnya.Tidak perlu waktu lama untuk menjawab pertanyaan Jord. Di belakang Joe, muncul sosok laki-laki bertubuh tinggi tegap, dengan kulit agak gelap karena terbakar panasnya Terik matahari. Rein.“Om, ngapain?”“Kamu ih yang ngapain, Jord. Kamu nekat banget pengen mandiri sampai ngurusin kandang orang. Bau lah,” jawab Joe dengan sedikit meledek, pun merendahkan.“Hm …” Jord menarik napas.“Baguslah dia mandiri. Setengah tahun lagi, dia sudah banyak lahan di mana-mana,” balas Rein dengan cepat, sedikit bercanda namun membela anak muda itu.Entah mengapa, perasaan Jord benar-benar tidak baik-baik saja. Ia merasa sesuatu yang buruk akan te
Baca selengkapnya

Ke Sini Lagi Bukan Nginap Lagi!

“Ngelamun aja!” Jord mencolek pipi Sarah dengan tangannya yang berminyak. Jorok banget!“Ya ampun! Kamu kok nakal banget, sih!” pekik Sarah tidak terima, menatap Jord dengan geram. Lelaki itu malah tertawa dan berjalan ke dapur untuk membuang sampah dan mencuci tangan.“Ngambek nih?” Jord menyenggok Sarah yang duduk di kursi kayu, matanya fokus melihat tayangan di layar ponsel.“Memangnya aku anak kecil? Tukang ngambek.” Sarah mendengus.“Beneran ngambek ternyata.” Sarah terkekeh geli. “Kamu kalau melamun lucu banget. Mulutnya mangap-mangap, kayak orang lagi ngomong, tapi enggak ada suaranya.”Sarah tanpa ragu memukul paha kekasihnya, keras. Biar kapok memang. “Ya namanya melamun kan enggak sadar lagi ngapain.”“Memang ngelamunin apa, sih?” Jord berbaring, menjadikan paha Sarah jadi bantalnya.“Lupa, enggak ingat.” Ia memilih berbohong. Daripada menceritakan hal memalukan yang sempat berkeliaran di pikirannya.‘Andai saja kamu jadi pria di bayanganku, ngelapin bibirku yang ketempelan
Baca selengkapnya

Banyak Wartawan

“Kalau enak buburnya, yang ada kapan-kapan ke sini lagi! Bukan nginap lagi!” gerutu sang ibu.“UPS!”“Kamu itu memang cowok tukang modus sejati, ya?” Ibu bertanya dengan nada tegasnya.“Enggak kok, Ma. Sama anak Mama aja,” balas Jord dengan cepat ketika wanita itu memilih untuk kembali ke kamarnya. “Soalnya kalau kamu baper, aku dengan senang hati akan tanggung jawab,” lanjutnya menggoda Sarah.‘Huft, pagi-pagi sudah sarapan bubur dengan gombalan, kenyang di perut, kenyang pula di hati,’ batin Sarah yang tak ingin mengungkapkannya.“Aku langsung pulang aja, ya, Sar … enggak enak sama Om Leo yang sepertinya udah nungguin aku nyelesaiin urusan peternakan hari ini,” pamit Jord.“Iya, hati-hati, Sayang,” kata Sarah dengan nada ceria dibuat-buat, Jord mencebikkan mulutnya saat mendengar itu.“Lain kali kalau mau panggil sayang, yang ikhlas dong.” Jord menarik dirinya ke pelukannya dan mencium puncak kepala Sarah sebelum merek
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status