Semua Bab Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood : Bab 41 - Bab 50

54 Bab

Gadis Berkerudung Merah

Degup jantung semakin tak beraturan membuat keringat dingin mengucur deras membasahi wajah seorang Danu Herlambang. Pemuda itu memarkirkan mobilnya tepat dihalaman rumah simbahnya Zahra. "Alhamdulillah, sampai juga," ucap Pak Rojali. "Alhamdulillah," akhirnya kita pulang ya, Mbah," ucap Ani sumringah. Wajah ibu Maemunah tak kalah senang, ia hanya berbisik mengucap syukur. Setelah mobil berhenti, semua orang keluar dari mobil, kecuali Danu. Ia malah termenung sambil mengatur nafasnya yang kian memburu. Beruntung ia tak punya penyakit asma, jika punya bisa-bisa kambuh mendadak. Dada putra Herlambang itu semakin bergemuruh kala melihat Zahra bidadarinya keluar berjalan perlahan menuju mobilnya, bak adegan film yang di perlambat, Zahra berjalan pelan anggun sekali, dibalut rok hitam panjang, baju batik panjang dan berkerudung merah. "Cantiknya, bidadariku," ucap Danu lirih. Ia terbius suasana sore ini, sampai-sampai tak mendengar kala Ani mengedor kaca mobilnya. "Mas, Mas Danu. Mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-04
Baca selengkapnya

Obat Mujarab

Zahra menghilang dibalik pintu kearah ruang tengah, kamar mandi rumah Simbah digabung dengan ruangan dapur. Danu menyapu semua yang ada di depan matanya. "Hmm, seperti ini rumah didesa, mau mandi saja harus bergantian. Tapi seru juga ya, melatih kesabaran, dan bisa dulu-duluan siapa cepat dia dapat," gumam Danu dalam hati. Danu masuk kamar mandi. Ia kikuk memandang sebuah bak mandi besar dengan satu gayung. "Gimana cara mandinya? Nggak ada shower, hanya keran saja," Danu kikuk berhadapan dengan kamar mandi didepannya ini. Maklum, dari kecil ia terbiasa mandi menggunakan shower, baru kali ini dia mandi di tempat lain, selain kamar mandinya. Danu menyiduk air menggunakan gayung, sudah ia duga airnya dingin. "Yah, apa boleh buat, menggigil kedinginan jadilah," ucapnya lirih. Selesai mandi Danu segera mengganti pakaiannya, beruntung semua sudah ia siapkan didalam tas, tak lupa ia memakai deodorant plus parfum. "Mas, cepetan gantian kamar mandinya. Wudhu diluar aja." Suara teriakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-06
Baca selengkapnya

Obrolan dengan calon istri

"Apa itu selambu?" tanya Danu heran, ia menghampiri Diki. "Ya ini, lho, Om. Biar nggak digigit nyamuk," terang bocah itu menyerahkan gulungan kain berwarna pink kepada Danu. "Ini diapain?" Danu tak mengerti cara menggunakan kain itu. "Ya di pasang disini Om, nanti kita tidur di dalam selambu. Aku tidur sama Om boleh 'kan?" ungkap Diki sambil membuka gulungan kain itu. "Ya tentu," ucap Danu sambil mengulas senyum. "Asyik!" Diki kegirangan. Danu memasang kelambu tidur berbentuk kotak segi empat bersama Diki. Ini pertama kali dalam hidupnya memasang kelambu. "Ini kaya tenda perkemahan, ya," ucap Danu setelah memasang kelambu tidur. "Iya, Om. Kalo tidur di dalam sini, nggak akan di gigit nyamuk," terang Diki. "Wah, sudah selesai masang kelambunya," puji Bulik Rita. Ia membawa bantal dan selimut untuk Danu. "Ma, aku mau bobo sama Om Danu boleh 'kan?" tanya bocah laki-laki itu. Rita-ibunya hanya mengulas senyum, pertanda mengizinkan. Kilat dan Guntur saling bersahutan, membuat su
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-27
Baca selengkapnya

Istikharah Cinta

Pertanyaan terakhir Danu, sukses membuat Zahra lumayan bingung menjawabnya. "Bagaimana ini, harus ku jawab apa pertanyaan yang satu ini?" Zahra larut dalam pencarian jawaban pertanyaan calon suaminya dari balik tirai itu. Ia berpikir sembari mendekap sahabat setianya yakni Al-Qur'an yang selama ini ia hafalkan. "Ya Robb, harus kujawab apa pertanyaan ini? Aku masih bimbang." Zahra menarik nafas dalam-dalam. "Zahra, mengapa diam?" lirih Danu. Ingin sekali ia buka tirai pembatas itu, melampiaskan keinginannya untuk sekedar memandangi wajah bidadarinya. "Hem. Nggak papa, Mas," jawab Zahra singkat. "Pertanyaan ku belum di jawab," ucap Danu. "Seperti kataku tadi, Mas. Manusia boleh berkehendak, namun Allah yang menentukan," balas Zahra. "Mungkin untuk ini, sudah saatnya aku sholat istikharah," kata hati Zahra. Danu serasa tersengat listrik, saat mendengar jawaban dari Zahra yang menurutnya belum pasti. Namun, ia ingat ucapan Zahra bahwa manusia hanya bisa berkehendak saja. "Hmm, sep
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-01
Baca selengkapnya

laki-laki dermawan A

Sujud demi sujud dilakukan dengan khusyuk oleh Zahra, sementara Danu berusaha terlelap menuju alam mimpi. Kebiasaan yang bertolak belakang antara Zahra dan Danu membuat mereka seperti bumi dan langit. Zahra sangat taat beragama sedang Danu ya, bersyahadat saja baru kurang lebih satu bulan. Namun, Danu memiliki rasa cinta yang begitu kuat terhadap Zahra hingga membuatnya rela merubah arah hidupnya. Sedang Zahra, entah ... ia masih belum bisa memutuskan apakah ia mencintai Danu. Rasa cinta itu nyatanya belum hadir dalam hatinya. Apalagi Danu bukan tipe Zahra. Kini Zahra hanya berusaha meminta petunjuk kepada Allah lewat shalat istikharah. Sedang Danu hanya berdo'a sesuai yang ia bisa. Perlahan mata Danu terlelap menuju alam mimpi. Di sisi lain Zahra kini bermunajat meminta jodoh terbaik untuk dirinya dan hidupnya. "Ya, Allah yang Maha menguasai seluruh isi dunia, dimana hati manusia dalam genggaman Mu. Ku bersimpuh hina disini, memohon keridhaan jodoh terbaik untuk diriku dan hidu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-05
Baca selengkapnya

laki-laki dermawan B

"Ah, benar dia Zahra," batin Danu. Ia berjalan mendekat. "Ehem, boleh aku bantu?" sapa Danu dari jarak 2 meter. Zahra terperanjat, lalu menoleh sumber suara. "Eh, Mas Danu. Nggak usah, Mas. Ini sudah mau selesai," tolak Zahra halus, ia menundukkan pandangannya."Ini, sayuran apa namanya?" Danu mencoba mengajak Zahra ngobrol sambil sesekali mencuri pandang ke wajah ayu bidadarinya. "Ini, namanya daun singkong, Mas," jawab Zahra seperlunya. Danu manggut-manggut sok paham, padahal ia sama sekali tak mengetahui sayuran itu. Yang ia tahu hanya sayuran yang sering dimasak oleh asisten rumah tangganya dirumah. "Permisi, Mas. Ini sudah cukup, Zahra masuk duluan, mau masak sayur ini," pamit Zahra berlalu sambil menundukkan pandangannya berjalan membelakangi Danu menuju kedapur. Tangan Danu berusaha menahan agar Zahra tak pergi. Namun, yah hanya sebatas gerakan tak menyentuh sedikitpun tubuh Zahra, bahkan bayangannya juga. Danu menurunkan perlahan tangannya yang hendak meraih Zahra. "Hh
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-05
Baca selengkapnya

Titik terang A

Perjalanan pulang hari ini sungguh membawa oleh-oleh rasa gembira tiada tara dihati seorang Danu Herlambang, wajahnya nampak berbinar apalagi setelah berpamitan dengan Simbah Danu memperoleh do'a terbaik dari kakeknya Zahra. Ditambah pula dengan iringan senyuman manis Bidadari hatinya membuat Danu semakin melambung ke angkasa cinta. "Hati-hati dijalan, Mas. Kalo sudah sampai segera kabari, ya," ucap si Bidadari berjilbab coklat susu. "Insyaallah, Zahra akan segera ku kabari," ucap Danu sambil masuk ke mobil yang sudah ia keluarkan dari garasi milik Simbah Zahra sebelumnya. Lambaian tangan keluarga Zahra mengiringi kepergian Danu. Laki-laki itu dimabuk asmara lagi, asanya mengembara jauh di pulau bunga cinta. Benih asmara dihatinya makin hari makin tumbuh subur meskipun nyatanya cinta yang ia miliki belum berbalas. Ia hanya yakin bila Zahra itu benar-benar jodohnya Allah pasti akan mempermudah untuk menuju halal. ***** Danu sampai di istana Keluarga Herlambang, tepat ba'da Dzuhur.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-05
Baca selengkapnya

Titik terang B

Danu berpikir sejenak, "Wah, sepertinya ini jawaban atas do'aku, secepat ini ku mendapat jalan keluar, sungguh Allah Maha tahu apa yang aku butuhkan." Danu mengulas senyum menanggapi sang Papa. "Danu si, mau-mau aja, Pa. Yang penting bisa segera menanam padi. Waktunya makin sempit. Mumpung mama lagi liburan juga, jadi Danu bisa aman dari mama." Danu antusias dan sumringah. "Nah, maka dari itu, mumpung mamamu masih liburan, sebaiknya kita segera menuju desa tempat tinggal pakdenya Pak Kasno, biar kamu bisa segera menjalankan misimu," usul Pak Herlambang. "Wah, Papa briliant banget. Danu setuju, Pa. Kapan kita berangkat? Kalo bisa secepatnya, ya" Danu memohon kepada sang Papa. Pak Herlambang tertawa melihat putranya begitu semangat. "Ya sudah, kapan maumu berangkat kesana?" tanya Pak Herlambang sambil menepuk pundak putranya. Danu berpikir sejenak sambil menghitung hari yang tersisa. "Kalo bisa hari ini, Pa. Waktuku tekor terus kalo diundur-undur," Danu menoleh papanya. Pak Herl
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-05
Baca selengkapnya

Misi Cinta A

Danu menghentikan suapan makan siangnya lalu meraih gelas berisi air mineral. "Masa harus ganti hape segala, Pak?" Danu setengah protes. Pak Kasno menghela nafas lalu menjelaskan alasannya. "Begini, Den, di desa tempat tinggal pakde saya itu, rata-rata pemuda-pemudi nya dari kalangan menengah kebawah. Nah, kalo mereka lihat pemuda seperti Aden, wah bisa jadi Aden nggak bakalan jadi nanem padi, Aden jadi selebriti dadakan di kampung." Pak Kasno memberi penjelasan. "Kenapa bisa begitu, Pak?" Danu penasaran tentang keterangan Pak Kasno. "Mungkin yang pak Kasno maksud itu sebaiknya kamu menyamar menjadi umumnya seperti muda-mudi di kampung itu," Pak Herlambang ikut menjelaskan sambil mengupas jeruk untuk cuci mulut. Danu hening, berpikir sejenak. "Hem, jungkir balik beneran ini mah. Tapi mau gimana lagi, demi Zahra," batin Danu. "Okelah kalo begitu. Nanti kita sambil berangkat ke desa pakdenya Pak Kasno sambil beli ponsel baru saja, sekalian ganti nomor juga, biar aku tenang. Soal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-05
Baca selengkapnya

Misi Cinta B

Sementara itu, Pak Herlambang dan Danu masing-masing menyiapkan diri. Danu bersiap dengan apa-apa yang ia perlukan. Sementara itu, papanya menyiapkan sejumlah uang yang akan diserahkan kepada pakdenya Pak Kasno. Danu menghampiri Bi Surti yang sedang menyiapkan baju-baju nya dikamar."Bi, banyakin celana pendek, sama kaos, ya," pinta Danu. "Iya, Den. Tapi kenapa harus bawa baju jelek si, Den? Emang mau nggarap proyek apa selama 3 bulan?" Bi Surti yang penasaran akhirnya bertanya. "Nggarap proyek cinta, Bi." Danu terkekeh sendiri. "Proyek Cinta? Apa ada?" Bi Surti bermain dengan pikirannya sendiri. Danu membawa serta gitar kesayangannya, tak lupa ia membawa perlengkapan yang ia butuhkan. Setelah semua baju dan perlengkapan terkemas rapi, Danu segera menggiring kopernya turun kelantai bawah, Bi Surti mengekor dibelakang Danu. "Bi, jangan bilang-bilang sama mama, ya ... kalo saya pergi selama tiga bulan," ucap Danu berpesan kepada ART-nya. "Beres, Den. Aman pokonya. Yang penting Ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status