"Kemungkinan lusa, Pak, saya sudah menyiapkan beberapa barang," jelas Tari.Kedua tangannya terlipat di dada, tatapan matanya tampak menerawang jauh, membayangkan hari yang sudah dia bayangkan sebelumnya.Om Herman mengangguk pelan, tangannya meraih gagang telepon, dia menempelkan benda itu ke telinga, kemudian menekan beberapa buah angka, "Halo, kamu sudah sampai ke restoran, 'kan?" tanya Om Herman melalui sambungan telepon."Sudah, Pak, ada keperluan apa, ya?" Orang yang ada di ujung sambungan telepon, segera merespon pertanyaan Om Herman."Bagus! Tolong segera antarkan minuman untuk tiga orang." "Baik, Pak."Karyawan yang tidak di ketahui namanya itu, segera mematikan sambungan telepon.Begitupun dengan Om Herman yang segera menyimpan gagang telepon ke tempatnya semula, kemudian menatap Nita dan Tari secara bergantian."Bagaimana kalau pergi sebelum azan subuh saja, biasanya orang-orang sedang pulasnya tertidur dan itu akan memudahkan langkah, Ibu Tari, juga.""Itu ada benarnya
Terakhir Diperbarui : 2023-09-05 Baca selengkapnya