All Chapters of Keputusan Hera: Chapter 11 - Chapter 15

15 Chapters

Kunjungan Singkat

Kedua mata Hecate bertatapan dengan mata Hera dan Eggy. Sekilas, sebuah pendapat muncul dalam pikiran sang dewi misteri. Hera yang berwujud manusia perempuan cantik tak hanya tampak serasi tapi juga bahagia berdampingan dengan Eggy yang berwujud manusia lelaki tampan, tinggi dan atletis itu.Tapi Hecate segera mengenyahkan pikiran tersebut. Ia tahu siapa Eggy sebenarnya. Kala terlepas dari jasad manusianya setelah bersentuhan dengan Eggy, ia ditarik oleh kekuatan yang sangat besar menembus dinding kamar Hera sesaat setelah lelaki itu meninggalkan sang ratu sendirian. Eggy memperlihatkan wujudnya yang asli pada Hecate. Dan hal tersebut membuat sang dewi Dunia Bawah merasa sangat ketakutan."Kenapa kau malah melamun, Hecate?" Pertanyaan Hera membuyarkan pikiran sang dewi."Ah, tidak," kilah Hecate yang takut dengan tatapan Eggy. "Aku hanya teringat pada Argyre setelah melihat wujud kalian berdua.""Kita memang berada di wilayah Salakanagara yang kau
Read more

Wai Gym

Hera terkejut hingga matanya yang indah terbelalak. Namun belum sempat ia berkata apapun, terdengar bunyi pintu belakang digedor. Perempuan itu hanya bisa menatap punggung Eggy yang bergegas meninggalkan kedai. Setelah menghela napas untuk menenangkan diri, Hera pun mengikutinya ke pintu tempat ia pertama bertemu lelaki yang membuatnya jatuh cinta itu.Di ambang pintu belakang, Hera melihat sesosok pria tinggi besar berbicara serius dengan Eggy. Hera yang sebelumnya merasa agak kecewa oleh penolakan Eggy menjadi tegang melihat lelaki itu tampak gusar. Ia baru pertama kali melihat lelaki yang biasanya tersenyum itu berwajah seakan sedang marah. Bahkan saat bertarung pun, ia selalu tersenyum. Tapi pembicaraan mereka yang pelan membuat Hera tak bisa sedikit mencuri dengar."Oh! Hai, Hera! Kukira kau sudah tidur," pria tinggi besar berambut cepak itu berkata."Aku sedang berada di kedai, Angga. Dimana Caca?""Dia di rumah. Kami bukan kembar siam yang
Read more

Dewi Dari Dimensi Lain

Hera masih belum mau mendekat ke arah dua dewa-dewi kembar di hadapannya. Ia belum bisa memutuskan untuk mempercayai mereka atau tidak. Keduanya bisa saja utusan Zeus. Siapa tahu?"Kami datang dari dunia yang lebih tua dari duniamu, Hera," Caca memulai penjelasannya. "Olympus mungkin belum mengalami apa yang kami alami. Tapi kekuatan serta keabadian yang dimiliki dewa dan dewi sangat bergantung pada manusia yang memujanya. Untuk itulah dewa-dewi menciptakan keajaiban yang baik ataupun buruk. Semua itu agar manusia tunduk dan menyembah kami baik karena didasari rasa kagum maupun rasa takut.""Ketika manusia di dunia kami mengetahui hal itu, mereka meninggalkan kuil-kuil dan melupakan kami," sambung Angga. "Dari sepuluh dewa-dewi terkuat di Mesopotamia, hanya kami berdua yang tersisa. Yang lainnya musnah tanpa jejak seperti debu tertiup angin.""Kami sebetulnya tak tahu kalau kau adalah Hera, ratu Olympus yang ada dalam mitologi dunia ini. Eggy yang memiliki
Read more

Typhon

Hera merasakan kembali apa yang ia rasakan saat berpindah dimensi. Sang ratu berada dalam kegelapan yang luar biasa dan seakan melayang tanpa ada sesuatu apapun untuk berpegangan. Namun kali ini berbeda dari sebelumnya. Ia merasa sangat tak sabar ingin tiba dan mengetahui nasib lelaki yang dicintainya. Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam lengannya!"Ini aku, Caca!"Nama tersebut membuat Hera berhenti meronta."Kau terdengar berbeda—tunggu! Aku juga terdengar berbeda!"Caca tertawa mendengar Hera yang terkejut."Kita semua kembali ke wujud asli di sini, Hera. Kau bisa memanggilku Ishtar.""Ishtar?""Itu namaku. Para pemuja dari wilayah lain ada yang memanggilku Inana. Tapi aku lebih suka dipanggil Ishtar.""Aku tak bisa melihatmu.""Tak ada yang perlu dilihat. Semuanya hitam di lorong antar dimensi ini. Nanti juga kau bisa melihat wujudku setelah kita sampai.""Kau terdengar sangat berwibawa."
Read more

Yang Tertua

Gjorrak melemparkan tubuh dan kepala Typhon ke arah hutan seolah makhluk raksasa itu hanya seberat ranting pohon. Mendadak langit cerah tak berawan di atas padang rumput itu berubah menjadi hitam dengan sangat cepat. Semburat kemerahan menyerupai urat-urat lahar muncul dan di antara awan-awan hitam dan bergerak serempak memutar ke satu arah. Secepat kemunculannya, awan hitam dan merah itu membentuk sebuah pusaran raksasa seperti mata badai. Dari tengah-tengahnya, tentakel hitam raksasa meliuk-liuk menjijikkan. Tiba-tiba dan tanpa disangka-sangka pusaran awan itu jatuh dengan sangat cepat ke arah Gjorrak dan menarik Hera, Shamash dan Ishtar dengan kuat.Semuanya berlangsung terlalu cepat bagi sang ratu hingga ia tak sempat bereaksi selain hanya memejamkan mata. Lambat laun, seluruh indera Hera berhasil mencerna keadaan di sekitarnya. Hening. Namun ada samar-samar suara kehidupan. Begitu membuka mata, Hera menemukan dirinya berada dalam sebuah ruangan yang berantaka
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status