Dengan sedikit rengekan, wanita berusia empat puluh lima tahun itu mau juga menuruti permintaanku untuk masuk ke area supermarket. Sengaja kubuat ia kelelahan dengan berputar-putar dari satu tenant ke tenant lain."Mama tunggu saja di depan, aku masih harus nyari beberapa barang lagi!"Sudah kuduga, ia menyerah. Meski rautnya terlihat jengkel, mama tak berani marah di tempat umum. Takut jatuh wibawa mungkin.Setelah kupastikan mama tak melihat, aku langsung menyelinap di antara susunan rak dan etalase. Sukses! Saat dia sadar, tentu saja aku sudah pergi jauh.Tak kurang dari lima menit aku sudah sampai di koridor lantai dua. Gerbang tempat ini adalah pintu utama yang langsung menghadap jalan raya. Dari sana bisa langsung naik taksi. Semua sudah kurencanakan dengan matang saat ganti pakaian di rumah. "Aaw!"Karena tak fokus, tubuhku menabrak seseorang yang badannya serupa dinding tebal. Ah, pantas saja keras, badan lelaki itu tinggi besar. Namun, saat sadar siapa pria itu aku kontan be
Read more