"Ini kebetulan saja, lho, Mas. Kalau aku masih dendam, untuk apa repot-repot datang kesini?" Kuberikan alasan yang tepat agar Mas Gani tidak curiga.Bersamaan dengan itu, Adel datang dan langsung bergabung bersama kami."Coba sama Adel, Mas!" saranku cepat."Apanya?" tanya dia sinis."Uangnya, lah!""Lho, kata Mas tadi, Mbak Aina sudah menyanggupi? Aku nggak bawa dompet!" kilah Adel."ATM-nya Aina ketelen gara-gara Andra, Del! Lagian kamu juga, bisa-bisanya kesini nggak bawa dompet!" jawab Mas Gani kesal.Adel tak menanggapi. Aina lalu datang dan ikut menyimak perdebatan kami."Kamu, tuh, kalau nggak mau bantu, bilang dari awal, Ndra! Jangan bikin Mas berharap begini. Mana Dani dan Bapak juga nggak bisa dihubungi! Kamu masih kesal, kan? Buktinya sampai keluar dari grup!"Kenapa Mas Gani harus mengatakan semua yang kusembunyikan di depan Aina? Dia jadi melirikku dengan tatapan penuh kebingungan."Lho, Mas, kenapa memang?" tanya Aina panik."ATM-nya ketelen, Yang. Maaf, ya!" ujarku ber
최신 업데이트 : 2022-09-18 더 보기