Semua Bab Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna: Bab 21 - Bab 30

225 Bab

Kedatangan Yasmin

Bab 21) Kedatangan Yasmin Bahkan kini gaji yang diterima oleh Zainab tidak lagi full karena harus dipotong dengan cicilan di bank. Setelah ayah Zaid meninggal, Zainab membeli sebuah rumah kecil dengan uang hasil penjualan emas simpanan terakhirnya, kemudian rumah itu direnovasi sehingga menjadi rumah yang sekarang. Namun akibatnya ia harus berhutang banyak, tak kurang dari 50 juta, dengan jangka cicilan sekitar 10 tahun. Selama itu pula ia harus prihatin. Untung saja Zaid masih sekolah dasar. Dia hanya butuh uang untuk keperluan sehari-hari dan jajan Zaid. Untuk beras, ia tidak perlu khawatir, karena Zainab pun bekerja di sawah, walaupun sawah yang dikerjakannya adalah milik orang lain dengan cara bagi hasil. Cukup lama keduanya berpelukan, mencurahkan kesedihan masing-masing tanpa kata. Kekecewaan yang menumpuk di hati karena hidup tak sesuai dengan ekspektasi, terutama Ismah yang sangat berharap bisa meraih kebahagiaan dan kenyamanan di masa tuanya. Zainab menyeka air matanya yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-28
Baca selengkapnya

Mengembalikan Baju Yasmin

Bab 22) Mengembalikan Baju Yasmin Hanum mengekor langkah sang suami masuk ke dalam rumah. Tiga orang yang tengah duduk di sofa itu memandangi mereka seakan tanpa kedip. Hanum berusaha untuk tetap tenang melihat kehadiran Yasmin diantara ibu mertua dan kakak iparnya. "Hai, Yasmin," sapanya ramah sembari menyodorkan tangannya. "Halo juga, Hanum," sambut Yasmin. Perempuan itu masih tidak bergerak, duduk diantara Ismah dan Zainab. "Jangan banyak basa-basi, Hanum. Yasmin ke sini karena ia ingin mengambil baju yang kemarin dipinjamkan kepadamu. Kamu belum mengembalikannya, kan?" tukas perempuan tua itu. "Oh, iya." Hanum kembali teringat dengan baju Yasmin yang dipinjamnya malam itu. "Maaf ya, aku belum sempat berkunjung ke rumah paman haji Alwi," ujar Hanum lagi. "Itu cuma alasan kamu saja, Hanum. Kamu suka kan, dengan pakaian itu? Ah, siapa juga yang nggak suka dengan barang bermerek? Baju Yasmin itu semua bagus-bagus. Kamu berharap baju itu diberikan saja kepadamu, bukan?" Seperti b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-28
Baca selengkapnya

Jebakan

Bab 23) Jebakan"Tumben berangkatnya sekarang? Ini belum masuk jam belajar di TPA lo, Kak," protes Hanum saat melihat sang suami sudah rapi, mengenakan baju koko berwarna putih dengan bawahan sarung bermotif kotak-kotak. Tak lupa kopiah putih melekat di kepalanya. Keduanya baru saja selesai makan siang dan menunaikan ibadah shalat zuhur. Seharusnya ini adalah waktu istirahat untuk mereka. "Emang sengaja, Sayang, karena mau mampir dulu ke rumah paman haji Alwi. Katanya beliau ada yang ingin dibicarakan. Mungkin menyangkut soal teknis menyambut bulan suci Ramadhan di mushola kita," jawab Fahri. "Oh, gitu. Ya sudah, nggak papa." Hanum menghela nafas. Entah kenapa kali ini ia merasa berat melepaskan kepergian sang suami. Firasatnya tidak enak. Lelaki itu mendekat perlahan, merentangkan tangan, memeluk sang istri yang masih mengenakan mukenanya. "Nanti kamu nyusul ya, Sayang. Berangkat sendiri jalan kaki. Tidak apa-apa, kan?" Hanum menggeleng. "Tidak apa-apa, Kak." Lelaki itu masih m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-29
Baca selengkapnya

Tidak Ada Bukti

Bab 24) Tidak Ada Bukti"Paman!" Masih dengan suaranya yang meraung, Yasmin menubruk lelaki setengah tua itu, memeluknya kuat-kuat. "Dia...." Jari telunjuknya menuding sosok Fahri yang hanya bisa berdiri mematung."Ada apa? Ada apa ini? Kenapa kalian berduaan di rumahku? Apa yang sudah terjadi?" Lelaki itu mengurai pelukan sang keponakan seraya menatap Fahri dengan perasaan bingung.Dia tidak habis pikir, kenapa Fahri bisa sampai berada di rumah ini saat dia dan istrinya sedang tidak ada di rumah.Sehabis makan siang dan shalat zuhur, haji Alwi dan istrinya memang pergi ke kebun kelapa yang letaknya tidak berapa jauh dari rumahnya. Namun ketika sampai di kebun, ia melupakan parang yang seharusnya ia bawa. Akhirnya haji Alwi kembali ke rumah melewati pintu belakang, karena saat ia akan membuka pintu depan rumah, ternyata dalam keadaan terkunci."Katakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Paman, Fahri. Kenapa kamu sampai berada di rumah ini bersama Yasmin, sementara kami tidak ada di
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-29
Baca selengkapnya

Fitnah

Bab 25) FitnahMerasa tidak punya pilihan, akhirnya Fahri pulang ke rumah. Dia hanya mendapati Ismah dan Mila di rumah ini. Sementara Hanum sudah berangkat ke TPA. Fahri boleh merasa lega untuk sesaat. Urusan dengan Hanum bisa di pikirkan nanti."Kenapa kamu pulang lagi, Fahri?" Ismah menyambut dengan tatapan heran melihat wajah putranya yang keruh.Fahri menjatuhkan tubuhnya di lantai, mencium kaki ibunya. "Maafkan aku, Ma!""Hei, kamu kenapa? Apa yang sudah terjadi?" Tubuh tua itu spontan membungkuk, menarik tangan sang putra, mengajaknya berdiri, membimbingnya menuju sofa di ruang tamu."Mama diminta oleh paman haji Alwi untuk datang ke rumahnya sekarang," beritahu Fahri setelah mereka terdiam cukup lama. Dia berusaha keras untuk menetralkan detak jantung yang sejak tadi terus saja berpacu memompa darahnya.Rasanya dunia mau kiamat. Fitnah ini begitu kejam. Dia terjebak, kemudian Yasmin justru memfitnahnya, memutar balikkan fakta.Seandainya Fahri tidak memiliki istri, mungkin dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-30
Baca selengkapnya

Fitnah (2)

Bab 26) Fitnah (2)Fahri kembali bungkam. Kenyataannya ia memang tidak memiliki bukti apalagi saksi. Dia hanya berduaan di rumah itu dengan Yasmin. Tak ada seorangpun yang melihat dan Yasmin justru memberikan pengakuan sebaliknya.Soal yang paling membuat Fahri khawatir adalah Hanum. Apa yang harus ia katakan kepada istrinya? Tergambar di benaknya wajah Hanum yang pasti akan marah besar. Hanum pasti akan berpikiran yang tidak-tidak.Fahri menggeram. Bahkan dengan Hanum pun ia tidak bisa membuktikan, bahwa dirinya tidak pernah melakukan apapun terhadap Yasmin. Apa yang harus ia lakukan, sementara haji Alwi, Rahma dan ibunya malah lebih mempercayai pengakuan Yasmin ketimbang dirinya?Fahri meratapi kebodohannya dalam hati, kenapa juga ia mau percaya begitu saja dengan kata-kata Yasmin tadi siang, saat mencegahnya di jalan saat pulang dari sawah?"Kamu tidak punya bukti, kan?" Kali ini Rahma angkat bicara. Perempuan itu menatap lekat wajah Fahri. Fahri pun mengangkat wajahnya."Bibi, aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-30
Baca selengkapnya

Mendapatkan Secercah Cahaya

Bab 27) Mendapatkan Secercah Cahaya"Poligami?" Bibir Hanum bergetar, tanpa sadar tubuhnya beringsut menjauh dan mengibaskan tangan saat sang suami kembali mencoba meraihnya. "Kakak sadar apa yang Kakak katakan?" Susah payah tangan perempuan itu menelan ludahnya."Sangat sadar, Sayang, Saat ini Kakak tidak punya pilihan," ujarnya lirih. Fahri berdiri dan kembali mendekati sang istri yang terus saja melangkah mundur, sampai akhirnya tubuh Hanum merapat ke dinding.Hanum tidak lagi bisa berontak saat lelaki itu mengungkung dengan tubuh besarnya. Seketika ia merasakan tubuhnya melayang. Fahri menggendongnya, membawanya kembali ke pembaringan, merebahkannya, lalu mereka pun berpelukan. Air matanya menetes membasahi kedua pipinya.Mereka baru beberapa bulan menikah dan kini sang suami malah mengucapkan kata-kata itu."Kakak mau menikah lagi untuk apa? Apakah aku punya salah kepadamu? Apakah aku bukan istri yang baik, tidak bisa melayanimu?" isak Hanum. Dia menenggelamkan wajahnya di dad
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-01
Baca selengkapnya

Pembuktian

Bab 28) Pembuktian"Tunggu!" Hanum berdiri tegak di depan pintu.Semua orang di ruangan itu menoleh, termasuk Fahri dan haji Alwi."Hanum." Lelaki itu berdiri, bergegas mendekati sang istri. Fahri meraih tangan mulus itu, mengajaknya masuk ke dalam rumah."Kenapa kamu menyusulku, Sayang?" tanya Fahri."Karena ada yang ingin aku sampaikan, supaya diketahui oleh semua orang yang hadir di sini, sebelum Kakak resmi melaksanakan akad nikah dengan Yasmin," ujar Hanum tegas. "Maksudmu apa, Hanum?" tanya haji Alwi. Lelaki setengah baya itu berinisiatif untuk membawa Hanum dan Fahri ke ruang tengah, tempat Ismah dan tamu perempuan lainnya sedang duduk berkumpul."Hanum?! Mau apa kamu ke sini?" Sontak perempuan tua itu berdiri dan menyeret Hanum dengan kasar. "Kamu mau mengacaukan acara ini, hah?""Tunggu, Ma," cegah Fahri sembari berusaha melepas cekalan ibunya di tangan istrinya. "Jangan berbuat kasar kepada istriku. Dia sudah cukup sakit hati dengan pernikahan mendadak ini. Jangan ditambah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-01
Baca selengkapnya

Pembatalan Pernikahan

Bab 29) Pembatalan Pernikahan"Aku tidak bisa, Yasmin. Mengertilah. Cinta itu tidak bisa dipaksakan," ujar Fahri sembari menatap Yasmin seperti mata pisau yang melukai wanita muda di depannya ini."Bukan aku tak mengenal belas kasihan. Tapi kamu harus tahu, Yasmin. Tidak semua keinginanmu harus tercapai, terlebih lagi dengan perkara jodoh. Terimalah kenyataan ini, maka itu akan mengurangi sedikit sakit hatimu."Sesaat Fahri menghela nafas, lantas melirik istrinya. Tangannya yang masih menggenggam jemari lentik itu ia angkat perlahan, lalu dikecupnya lembut. Perlakuan Fahri yang membuat Yasmin seketika memalingkan mukanya.Namun Fahri tidak peduli. Kedatangan sang istri yang tak terduga membuat ruang di dadanya menghangat, seperti hangat mentari yang menyinari bumi. Hanum datang dengan sukarela untuk membela dan membersihkan nama baiknya dari semua tuduhan dan fitnah. Bukankah ini luar biasa?Satu hal yang membuatnya sadar, jika seandainya ia menikahi Yasmin, itu sama artinya ia mengak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-02
Baca selengkapnya

Dua Gatris Merah

Bab 30) Dua Garis MerahIsmah menegakkan telinganya, berusaha mencari tahu apakah gerangan yang sedang dibicarakan oleh anak dan menantunya. Namun tak ada yang bisa dia dengar dengan jelas. Hanya suara tawa dan setelah itu bisik-bisik yang tak jelas. Perempuan itu mengusap dadanya. Kesal di hati masih terasa mendera.Kreet....Suara derit pintu yang terbuka dan sosok Fahri yang muncul di hadapannya, membuat perempuan tua itu terkejut. Spontan ia melangkah mundur, lalu menegakkan tubuh dan menatap putranya."Lho, Mama? Mama sudah pulang? Kok aku tidak dengar ya?" sapa Fahri. Dia meraih tangan tua itu dan menciumnya."Tentu saja kamu tidak dengar. Bukankah kamu sedang bercanda ria dengan istrimu, merayakan kemenangan setelah tidak jadi menikah dengan Yasmin?" sahut Ismah berapi-api.Perempuan tua itu bertepuk tangan. "Hebat sekali istrimu itu. Diam tapi menghanyutkan. Mama pikir ia diam saja di rumah meratapi nasib. Tapi ternyata ia malah berhasil menggagalkan pernikahan suaminya!"Fa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
23
DMCA.com Protection Status