Semua Bab The Cursed Journey Of Zhura: Bab 61 - Bab 70

175 Bab

Tersulut

"Padahal ada banyak hal yang ingin kuberitahu padanya. Tidak kusangka Yang Mulia bisa terkulai lemah seperti itu. Seperti apa hubungan di antara mereka? Kenapa dia rela berkorban tanpa memikirkan nyawanya seperti ini?"Ramia membuat raut permohonan. "Tolong rahasiakan ini dari siapa pun. Jika ada orang lain yang mengetahui perasaan tuan yang sebenarnya, saya takut mereka berdua akan dalam bahaya.""Tenang saja," jawab Pak Dima. "Aku tidak akan mengatakan apapun."Ramia bernapas lega mendengarnya."Karena Yang Mulia sedang sakit, aku akan menyampaikan ini padamu. Pertama, ini adalah informasi rahasia, jadi kau pun harus menjaganya.""Saya mengerti."Pak Dima mengeluarkan berkas-berkas yang ia bawa di kotak kayu. "Ini adalah data anggota Shar yang dikirimkan oleh Tusk. Dia sudah berangkat ke sana kemarin dan sukses menyusup. Kemungkinan ia akan berada di sana dalam beberapa hari untuk mendapatkan lebih banyak informasi.""Informasi apa saja yang ia dapatkan?" tanya Ramia."Lihatlah, ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-19
Baca selengkapnya

Sin

Zhura berusaha memotong gelang Arbutus di tangannya dengan pedang yang pernah diberikan Ibu Suri. Bahan pedangnya yang keras terasa sangat menyakitkan untuk dipegang. Belum lagi bilahnya yang tajam kian menggores kulit lengannya hingga terluka. Ia tahu gelang itu hanya bisa dilepaskan oleh orang yang memasangnya. Namun, gadis itu tetap gigih untuk melepaskan benda pemberian Azhara itu dari sana. Inara yang berniat mengantarkan sarapan terkejut saat melihat temannya bersimpuh tergenang darah. Segera gadis elf itu berlari dan menghalaunya."Apa yang kau lakukan?!" tanya Inara saat melihat sebelah tangan Zhura terluka parah"Kembalikan padaku!" Zhura berusaha mengambil kembali pedangnya."Tidak!" Inara membuangnya menjauh. Melihatnya, Zhura lekas terisak menundukkan kepala. Suara tangisannya lirih tapi bahunya bergetar seakan ia merasakan penderitaan yang luar biasa besar. "Aku takut. Tak peduli seberapa keras aku mengabaikannya, dia terus datang. Dia ada di mana-mana bahkan saat aku ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-19
Baca selengkapnya

Belasut

"Hari ini tidak ada latihan, jadi kita akan gunakan kesempatan ini untuk melakukan kegiatan lain."Arlia dan tiga gadis lain menampilkan raut heran saat Pak Dima mengatakannya. Keheranan mereka pun bertambah setelah guru mereka itu mengeluarkan banyak kertas."Apa yang sebenarnya Anda lakukan?" tanya Ilyza tak bisa menahan rasa penasarannya."Perayaan tahun baru akan segera tiba. Setiap gadis diizinkan menulis surat untuk dikirimkan pada keluarga atau kerabat. Jika ada balasan, istana akan memberitahukannya pada kalian," jelas Pak Dima meletakkan kertas di masing-masing meja muridnya. "Tulis apa saja yang ingin kalian sampaikan, ingat tulisannya akan diperiksa oleh pihak istana jadi tulislah yang baik-baik.""Permisi." Inara memasuki ruangan bersama Zhura. Gadis elf itu menundukkan kepalanya, "Maaf, kami terlambat."Pak Dima menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "Katakan, hal apa yang lebih mendesak hingga kalian berdua menyepelekan waktu dengan datang seterlambat ini?""Kami ..
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-20
Baca selengkapnya

Mendayu

Mata birunya terbuka lebar mengamati berkas-berkas yang baru saja diberikan Ramia. Di sana tersaji berbagai data yang cukup membuat Azhara tercengang. Dia tidak mengira bahwa asal-usul anggota Shar berasal dari satu lingkup lingkaran yang sama. Fakta tentang perekrutan prajurit baru yang dilakukan secara resmi membuatnya semakin heran karena identitas mereka tidak dipublikasikan."Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Azhara beralih membaca lembaran lain. Kali ini ia menemukan gambar seseorang yang ia tidak asing tertera dengan kode nama Sin."Saya pikir dia adalah Ranzak, apakah Anda mengenalinya?" tanya Ramia yang berdiri di samping tuannya.Azhara memejamkan mata mencoba mengingat wajah pemuda itu. Bagaimana bisa Ranzak berada di daftar anggota Shar yang digambarkan Tusk? Bukankah dia adalah prajurit istana?Melihat kening tuannya yang mengerut, Ramia lantas menunjukkan sebuah berkas lain. "Ini adalah daftar informasi mengenai Ranzak yang saya dapatkan dari beberapa sumber. Di sini t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-24
Baca selengkapnya

Sisi Lain

Arlia baru saja memasukkan kudanya ke istal saat ia melihat Zhura melangkah ke dalam istana. Dengan cergas ia bersembunyi di balik dinding, memperhatikan sosok yang mulai menjauh itu dengan penasaran. Sebelumnya Zhura tampak diantar oleh kereta kuda yang Arlia kenali adalah milik Ibu Suri. Kening gadis elf itu pun mengernyit, ia keheranan menerka apa yang Zhura lakukan dengan neneknya. Tak ingin berkubang dengan kecurigaan, Arlia memilih pergi menemui ayahnya."Apa kau yakin?" tanya Tuan Minra saat mendengar penuturan Arlia.Gadis itu itu mengangguk, "Aku melihatnya sendiri! Arlia tak mungkin salah mengenali kereta itu, bahkan kusir dan penjaganya mirip dengan orang-orang Ibu Suri. Mungkinkah dia menemuinya, Ayah? Tapi untuk apa?"Tuan Minra tampak berpikir, kemudian otot-otot keningnya menonjol saat sesuatu merasuki benaknya. "Ini di luar dugaan," ujarnya.Arlia yang mendengar itu lantas berujar, "Apanya?"Sosok tua berjubah kecokelatan itu menggeleng, mata hazelnya mencari arah pand
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-24
Baca selengkapnya

Pergi

Setelah kembali dari kediaman Tuan Minra, Azhara hendak memasuki paviliunnya. Namun, ia melihat ada asap melayang dari halaman belakang. Segera ia bergegas masuk ke dalam dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Di sana, Carmina tengah sibuk membakar sesuatu. Azhara melebarkan matanya saat melihat wanita itu hendak membakar layangan putihnya."Lancang!" serunya membuat Carmina terkejut."Yang Mulia, Anda sudah kembali?" Wanita muda itu diterpa ketakutan yang luar biasa. Itu terlihat jelas dari caranya mundur begitu Azhara mendekatinya."Siapa yang mengizinkanmu membakar benda-benda itu?" tanya Azhara seraya mengulurkan tangannya ke kobaran api. Detik itu juga, api itu padam menyisakan asap tipis yang mengganggu."Sa-saya ... saya hanya menuruti perintah. Setelah peristiwa kemarin, Yang Mulia Raja memberikan perintah untuk memusnahkan semuanya yang berhubungan dengan Lailla. Saya tidak bisa mengabaikan permintaan beliau," jawab Carmina menjatuhkan pandangan jelaganya ke rerumputan.Set
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-27
Baca selengkapnya

Yang Tersingkap

Sudah beberapa hari sejak Zhura dan teman-temannya kabur dari istana. Tidak adanya prajurit yang mengejar mereka adalah tanda kalau pelarian ini sukses. Kini mereka bertiga sedang beristirahat di pinggir sungai, dan akan melanjutkan perjalanan di esok hari. Setelah memberikan makanan pada kuda-kudanya, Valea duduk di sisi Zhura yang terlihat lesu. Tubuhnya bersandar pada pohon besar, sementara garis matanya dipenuhi lingkaran hitam."Sudah beberapa hari terakhir kau tidak beristirahat. Malam ini tidurlah dengan baik, kau akan mati jika terus-menerus begadang."Zhura menarik sudut bibirnya, "Kenapa kau jadi sangat perhatian? Apakah kau benar-benar Valea jahat yang dulu?"Gadis merah itu mengibaskan tangannya, tersenyum angkuh. "Kalau kau mati, siapa lagi yang bisa kuajak berkelahi?"Zhura menggelengkan kepala, tak habis pikir. Ia memilih mengalihkan pandangan pada sungai yang mengalir deras di hadapannya. Airnya sangat jeram, cahaya bulan jadi tidak bisa terpantul di sana. Seluruh tubu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-27
Baca selengkapnya

Badai

"Hei, kenapa kau baru mengatakannya sekarang?""Baik, aku tahu ini salah. Aku memang sengaja menyembunyikannya, tapi aku melakukannya untuk melindungimu." Valea menggelengkan kepalanya, tampak serba salah. "Aku minta maaf."Zhura mengangguk kaku, tapi bibirnya kelu.Inara yang sama terkejutnya dengan Zhura, berjalan mendekat. "Apa yang akan kau lakukan setelah ini?"Dinginnya malam membuat raut mukanya yang pucat semakin mendingin. Zhura tak menyangka bahwa situasinya akan berubah secepat ini. Sebelumnya ia kukuh berjalan ke depan, mengabaikan segala hal di belakang untuk melupakan Azhara. Tapi, tiba-tiba fakta lain datang menamparnya hingga tak berkutik. Sekarang ia jadi tidak heran kenapa hatinya terus menyimpan perasaannya, jarum itu ternyata sudah dikeluarkan dari jantungnya.'Tidakkah kau terpikirkan bahwa Azhara bisa saja menyembunyikan sesuatu? Dia mungkin memutuskan kau menjadi tersangka penyerangan itu untuk mencegahmu mendapatkan hukuman lain yang lebih menyakitkan.'Jadi, p
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-27
Baca selengkapnya

Lilin Yang Menyala

Zhura mengendap-endap mendekati tempat perawatan para gadis. Di sana, ia mulai mencari sosok tua itu dari satu ruangan ke ruangan lain. Tepat seperti yang ia kira, sosok bermata abu-abu itu ada di salah satu ruangan, sedang merawat seorang gadis suci yang terluka. Cukup lama Zhura menunggu, mungkin hampir setengah jam berlalu hingga akhirnya wanita itu keluar."Tabib Ma!"Dia melebarkan matanya menatap Zhura, ia lalu mengajak gadis itu ke tempat yang lebih tersembunyi. "Zhura, kau ada di sini? Ke mana saja kau?""Ceritanya panjang, akan kuceritakan lain kali. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi kemarin, Tabib Ma?"Tabib Ma mengerutkan keningnya, ia tampak berat hati mengingat kejadian kemarin. "Kejadiannya sangat cepat. Saat itu tengah malam, orang-orang bertudung datang dalam jumlah banyak. Istana mengerahkan prajurit untuk mengalahkan mereka, tapi target mereka sebenarnya adalah teratai bulan. Saat pertarungan pecah, beberapa dari mereka diam-diam meracuni bunga itu.""Apa m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-28
Baca selengkapnya

Misi Besar

Azhara membuka mata saat sensasi hangat mengusap sisi wajahnya yang mendingin. Dengan letih, ia bangkit dari pembaringan. Terduduk ia menatap arah di mana seseorang baru saja pergi keluar. Bahkan meskipun matanya tak bisa lagi melihat atau pun telinganya yang tidak setajam dulu, pemuda itu tetap bisa menyadari bahwa Zhura datang. Saat mendengar suara langkah kaki itu, debaran jantung Azhara meningkat. Namun, rasa sakit datang mengingatkannya kalau mereka tidak lagi bisa berjalan beriringan.Pemuda itu bangkit dan berjalan menuju dinding tak kasat mata yang mengelilinginya. Diusapnya sekat itu seakan meraba kehangatan yang tersisa. Air matanya mengalir ketika ia melihat bayangan masa lalu. Jika saja ia tidak lengah, ia tidak akan menjadi selemah ini dan membuat roh jahat di tubuhnya bangkit. Jika saja ia tidak menyimpan perasaan ini, sekarang orang-orang mungkin masih hidup tenang.Tapi, semua sudah terjadi, ia tak bisa menarik apapun kembali. Satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
18
DMCA.com Protection Status