Sarah duduk di lantai, ia bersimpuh bersama mbok Inah."Aku mohon Amarta, kali ini saja... Ampuni nyawa simbok." Sarah menatap Amarta penuh harapan."Tapi dia sudah melihat mayat itu Sarah, akan lebih mudah dia mati sekarang dan kita akan menguburnya bersama mayat didalam koper itu," seru Amarta."Tapi dia sudah aku anggap sebagai ibuku sendiri... Aku sudah mengenalnya sejak kecil." Suara Sarah mulai meninggi."Lalu, apa kamu bisa mencari jalan keluar selain membunuh dia?" desak Amarta.Sarah beranjak dari posisinya, gadis itu berdiri dan mulai berjalan menghampiri Amarta.Perlahan Sarah membisikan sebuah kalimat tepat didekat telinga Amarta, "Dia mungkin melihat mayat, namun ia tidak mengetahui siapa yang yang membunuhnya." Sarah menatap Amarta penuh yakin."Jadi, kamu tidak keberatan mengakui bahwa semua itu ulahmu sebagai jaminan?" sindir Amarta."Tentu saja. Asal biarkan dia hidup," usul Sarah."Sebagai gantinya, wanita itu harus tinggal bersamaku, dan ikut kemanapun aku pergi aga
Terakhir Diperbarui : 2022-09-02 Baca selengkapnya