Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 21 - Chapter 30

614 Chapters

BAB 21. Fais ternyata?

Azan Maghrib berkumandang, di dapur juga sudah tidak terdengar suara mereka. Kubuka pintu perlahan, ya, mereka sudah tidak ada.Cepat-cepat aku ambil wudu dan kembali ke kamar. Kutunaikan salat lalu mengaji hingga isya.Ting![Mbak Fatki, kata Susanti kamu mau pindah, ya?]Ternyata WA dari Mbak Sulis.[Insya Allah Mbak, doakan ya, semoga diberi kemudahan. Besok mau tanya lagi ke sana.] Balasku.[Ya, Mbak, aku doakan, tapi kok aku sedih ya, nanti aku tidak ada teman lagi.] Aku tersenyum membaca balasan dari Mbak Sulis, kasihan dia, di sini hanya aku teman dekatnya. Kata dia orang-orang sini tidak ada yang mau berteman dengan ART makanya dia senang saat aku welcome padanya.[Kalau pas libur Mbak Sulis kan, bisa main.] Hiburku.[Iya, sih ... tapi, ya, tetap aja beda. Memang selamanya Mbak Fatki mau tinggal di sana?][Insya Allah ....][Suami Mbak Fatki gimana?] Kali ini aku tertawa membacanya.[Kan, ada istri muda, kok, pusing. Ha ha ....][Tapi, Mbak, kalau Mbak Fatki pindah kesenangan
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

BAB 22. Pasang SW jual tanah.

“Mas, aku butuh uang untuk modal jahitanku. Tolong usahakan ada, ya?” kataku pada Mas Arman. Aku sengaja membicarakan ini di depan ibu dan juga Reni, kami sedang sarapan. Hari ini Mas Arman gajian untuk yang ke dua kalinya semenjak dia kerja di kantor.“Uang? 400 ribu rupiah kemarin sudah habis?” jawab Mas Arman. Aku tertawa mendengar jawabannya.“Jangan boros-boros jadi istri, kamu juga, kan, jahit. Pakai saja uangmu untuk modal,” sahut ibu.Brak!Kugebarak meja hingga membuat semuanya kaget.“Mas pikir pakai otak kamu, uang 400 ribu rupiah hanya cukup makan nasi dan lauk seadanya begini. Mana cukup untuk modal. Sedang kamu ngasih ke gundikmu ini 2 juta rupiah hanya untuk bayar angsuran kasur, meja rias, dan lemari. Itu namanya tidak adil! Kamu bilang mau adil, kan? Kamu harus bagi rata. Kalau tidak bisa juga maka lebih baik ceraikan aku. Tidak sudi aku punya suami seperti kamu. Lahir batin kamu menyiksaku. Dan untuk Ibu, 400 ribu rupiah dibilang boros? Ibu saja uang 400 ribu rupiah
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

BAB 23. Mas Arman tidak suka.

Hitungan detik SW-ku sudah dibaca oleh Mas Arman.Dia langsung meneleponku, tapi aku sama sekali tidak berminat menjawab. Aku beralih ke FB dan IG untuk menawarkan tanahku.Ting![Jahat kamu, Dik! Rumah masih ditempati tanah sudah kamu jual!]Aku hanya tersenyum saja menanggapi WA Mas Arman. Ini baru dia yang tahu, aku tidak bisa bayangkan gimana kalau ibu dan bapak yang tahu."Mbak mau jual tanah?”Susanti sepertinya sudah membaca SW-ku karena dia sedang main HP. Aku mengangguk.“Tanah mana, Mbak? Berarti nanti kalau tanahnya laku kita bisa langsung pindah ke ruko itu, ya?” Aku mengangguk lagi.“Aku sudah tidak sabar, Mbak. Nanti di sana kita dekor ruangan khusus jahit sama ruangan yang untuk koleksi baju-baju kita, ya, Mbak. Ah, akhirnya impianku kerja di butik terwujud,” celoteh Susanti. Lucu, tapi aku aamiinkan dalam hati setiap keinginannya.“Mbak, tanah mana? Kok, malah senyum-senyum gitu?”“Tanah ini yang kita tempati,” jawabku datar. Sudah kuduga pasti Susanti akan kaget. Eksp
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

BAB 24. Nafkah untuk Reni.

“Ya, begitulah. He he he .... tapi, Mbak enggak mau berlarut-larut dalam kesedihan, San. Mereka bahagia, Mbak juga harus bahagia dengan cara Mbak sendiri.“Aku setuju! Aku akan selalu dukung Mbak Fatki.”“Terima kasih ya, San. Oh, iya, obrolan tadi hanya sekedar sharing. Jangan kamu jadikan patokan. Kamu bisa cari referensi dan sumber lain yang lebih afdol dari Kiyai yang mumpuni, jangan ngaji online. Karena menuntut ilmu itu harus ada gurunya yang menjelaskan secara detail dan benar berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.”“Iya, Mbak. Siap!”“Sudahan yuk, istirahatnya! Kita jahit baju dua lagi. Setelah ini kita packing. Mbak ada janji sama Ibu yang punya ruko itu nanti temani, ya?”“Dengan senang hati. Asyik, aku jadi tidak sabar beneran pingin cepat pindah.”~K~U🌸🌸🌸Jahitan sarimbit keluarga sudah ready. Sudah kupacking rapi dan siap diambil yang punya. Sambil menunggu konsumen datang aku dan Susanti memotong kain untuk jahitan besok. Target kami besok 4 baju. Dua aku yang jahit dan du
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

BAB 25. 250 ribu rupiah.

“Apa!” bentak Mas Arman.“Jatahku mana? Kamu gajian kan, Mas?”“Giliran uang aja gasik, kamu!”“Mau kasih, enggak, Mas!” Kini aku balik membentaknya.“Ya, Ini.” Mas Arman memberikan amplop putih padaku. Rupanya dia sudah menyiapkannya terlebih dahulu karena setahuku gaji dari kantornya di transfer langsung ke rekening.“Oke, pas 15 lembar. Ini akan aku gunakan untuk tambahan sewa ruko. Sekarang aku minta untuk kita makan sehari-hari,” kataku lagi. Mas Arman tidak terima dia melototiku.“Tidak ada ini untuk Ibu dan Reni, kamu bilang harus adil, kan?”“Bulan kemarin Reni dapat 2 juta rupiah aku hanya 400 ribu. Bulan ini kamu mau kasih berapa ke gundikmu itu, Mas! Pokoknya aku minta kalau tidak, maka aku tidak akan masak apa pun untuk kamu!” Ancamku. Adil, katanya? Uang saja dia tidak bisa. Adil dari Hongkong!“Sisanya hanya tinggal 1,8 juta, Dik. Ibu minta 1 juta sisanya untuk aku dan Reni bagi dua,” ujar Mas Arman.Sebenarnya aku kasihan padanya, Ibu selalu saja merong-rong anak laki-l
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

BAB 26. Sumpah keramat.

Ucapan adalah doa, maka katakanlah hanya yan baik-baik saja.“Berani pergi dari rumah kamu bukan anak Ibu lagi, Man!” Ancam ibu.Mas Arman berhenti pas di tengah-tengah pintu. Melihat ke arahku lalu melihat ke dalam di mana ibu sedang berkacak pinggang. Mas Arman terlihat kebingungan. Halah pasti dia juga bakalan nurut sama ancaman ibunya. Dasar anak manja.“Aku harus temani istriku, Bu. Aku takut terjadi sesuatu pada Fatki. Kalau Ibu tidak mau anggap aku anak lagi juga tidak apa-apa yang penting aku tetap sayang pada Ibu dan hanya Ibulah satu-satunya wanita yang paling aku cintai di atas segala-galanya,” jawab Mas Arman.Aku terharu sekaligus ingin tertawa. Ternyata Mas Arman berani menyangkal perintah ibunya.Kenapa juga Mas Arman sekarang bisa membuat begitu. Ya, meski aku tahu itu tulus, tapi dulu dia sama sekali tidak pernah begitu.“Dasar anak s*tan! Pergi sana, aku doakan enggak selamat kamu!” Ibu makin emosi sampai dilemparnya centong nasi yang ada di tangannya. Perasaanku ib
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

BAB 27. Sumpah keramat bag 2.

“Baik kalau begitu saya tunggu sampai dua hari ke depan. Kalau tidak ada kabar terpaksa saya berikan pada orang lain.” Aku mengangguk.Ya Allah ternyata mau mulai usaha tak semudah yang dibayangkan. Baru tahap sewa tempat saja sudah ada kendalanya begini.Benar kata orang bisnis adalah bisnis tidak memandang siapa pun. Bu Hajjah tidak salah mungkin akunya yang terlalu tinggi berekspektasi.“Alhamdulillah ... terima kasih banyak ya, Bu Hajjah. Kalau gitu kami permisi karena sudah malam,” pamitku.“Ehm ... nanti dulu, itu si Bibi sudah siapkan makan malam bagaimana kalau kita makan malam dulu?” ajak beliau.“Emang boleh?” tanya Santi. Duh, jaann, ni anak!“Boleh, siapa pun tamu yang masuk rumah Ibu wajib makan. Kalian pasti tahu kan, kalau memuliakan tamu di dalam Islam itu sangat dianjurkan?” Aku dan Susanti kompak mengiyakan.“Tapi, Bu Hajjah ini sudah malam, takut merepotkan juga,” tolakku halus.“Baru isya, Kok, itu Bapak sama anak Ibu juga baru berangkat ke Masjid. Ayo, sini! Menol
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

BAB 28. Kontrakan diet.

Kutelepon balik nomor ibu. Malah tidak diangkat. Aku Telepon ke nomor Mas Arman pun tidak dijawab padahal aktif. Terserah saja lah, aku lelah lebih baik tidur saja.Baru saja mau mengunci pintu ada ambulance masuk halaman rumah. Sirinenya memekakan telinga. Mengundang para tetangga.Aku kaget siapa yang sakit? Apa bapak atau Intan?Kubuka pintu lebar-lebar. Petugas menurunkan kursi roda ternyata Mas Arman. Astaghfirullah ... berarti tadi Mas Arman kecelakaan.“Ooii sudah pulang juga kamu mantu geblek! Kurang aj*r ya, kamu! Ditelepon enggak diangkat! Habis dari ngelont* kamu!” teriak ibu tanpa malu. Aku jadi pusat perhatian orang-orang. Mas Arman tampak melambai-lambaikan tangannya meminta ibu untuk tidak marah-marah padaku.Malu? Tentu saja tidak! Aku sudah biasa dipermalukan begini. Biar Tuhan saja yang balas. Aku tidak mau capek-capek membalas dan mengotori linsanku.“Bu, ini Masnya mau diantar sampai dalam atau tidak? Kami masih ada kerjaan lagi,” ujar petugas ambulance.“Iya, sini
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

BAB 29. Rahasia Reni.

Setelah Reni pergi kulongok ke ruang tengah, Mas Arman tengah ngobrol dengan Ika. Entah apa yang diobrolin, tapi mereka terlihat akrab sekali. Mungkin karena sebelumnya juga mereka pernah dekat bahkan ....Kalau saja Reni dan ibu tahu pastilah bakalan terjadi keributan lagi.Ah, terserah sajalah. Aku ngantuk sekali. Mas Arman dan Ika juga kurasa tidak akan ngapa-ngapain. Mereka kan, sekarang statusnya Ibu dan anak. Ya, meski usia Ika lebih muda dari Mas Arman.“Heh, kamu jangan tidur di situ, ya! Awas kamu! Sana kamu ke sofa ruang tamu!” Itu pasti ibu sedang membentak Ika.“Tidak, mau, aku takut. Aku tidur di kamar, Mbak saja, ya?” jawab Ika. Ha ha berani juga dia menjawab ibu.“Mbak, Mbak! Aku ini bukan kakakmu, panggil aku Nyonya. Kamu bekas pembantu, kan?” jawab ibu jumawa.“Tidak mau, kamu bukan majikanku!” bantah Ika lagi.“Sudahlah, Bu, kasihan Ika. Nanti juga dia bakal tidur di sofa. Ibu temani aja aku tidur di sini,” sahut Mas Arman.Tidak ada obrolan lagi. Hanya terdengar sua
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

BAB 30. Cemburu dikit.

Cemburu sih, tapi dikit. Ya, gimana juga aku istri pertama Mas Arman.“Aku juga berangkat, ya?” teriak Intan.Kami terbelalak kaget melihat penampilannya yang Masya Allah beda dari hari biasanya. Intan menjelma menjadi ukhti-ukhti.Bahkan ibu dan Mas Arman sampai melongo.Dengan buru-buru dia menghampiri ibu untuk salaman. Ih, tumben sekali? Apa benar Intan mau berubah demi mendapatkan sang dosen alim?“Ka—mu, kesambet jin mana, Tan?” tanya ibu tergagap. Aku sampai keselek sereal yang kuminum.“Kesambet jin alim, Bu. Doakan ya, aku dapat jodoh dosen ganteng dan Soleh,” jawab Intan lemah lembut sekali sungguh berbeda dari biasanya.Mas Arman tertawa terbahak-bahak sedang ibu hanya mengangguk dengan wajah datarnya.“Apaan sih, Mas, kok malah ketawa begitu. Enggak baik tahu ....” sahut Intan. Biasanya dia akan memukul kakaknya itu yang ada sekarang dia malah memasang senyum manis.“Sudahlah sana berangkat. Ibu lama-lama bisa mati berdiri lihat kamu tiba-tiba berubah begini!” Usir ibu.“A
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more
PREV
123456
...
62
DMCA.com Protection Status