Azan Maghrib berkumandang, di dapur juga sudah tidak terdengar suara mereka. Kubuka pintu perlahan, ya, mereka sudah tidak ada.Cepat-cepat aku ambil wudu dan kembali ke kamar. Kutunaikan salat lalu mengaji hingga isya.Ting![Mbak Fatki, kata Susanti kamu mau pindah, ya?]Ternyata WA dari Mbak Sulis.[Insya Allah Mbak, doakan ya, semoga diberi kemudahan. Besok mau tanya lagi ke sana.] Balasku.[Ya, Mbak, aku doakan, tapi kok aku sedih ya, nanti aku tidak ada teman lagi.] Aku tersenyum membaca balasan dari Mbak Sulis, kasihan dia, di sini hanya aku teman dekatnya. Kata dia orang-orang sini tidak ada yang mau berteman dengan ART makanya dia senang saat aku welcome padanya.[Kalau pas libur Mbak Sulis kan, bisa main.] Hiburku.[Iya, sih ... tapi, ya, tetap aja beda. Memang selamanya Mbak Fatki mau tinggal di sana?][Insya Allah ....][Suami Mbak Fatki gimana?] Kali ini aku tertawa membacanya.[Kan, ada istri muda, kok, pusing. Ha ha ....][Tapi, Mbak, kalau Mbak Fatki pindah kesenangan
Last Updated : 2022-07-15 Read more