Share

BAB 27. Sumpah keramat bag 2.

“Baik kalau begitu saya tunggu sampai dua hari ke depan. Kalau tidak ada kabar terpaksa saya berikan pada orang lain.” Aku mengangguk.

Ya Allah ternyata mau mulai usaha tak semudah yang dibayangkan. Baru tahap sewa tempat saja sudah ada kendalanya begini.

Benar kata orang bisnis adalah bisnis tidak memandang siapa pun. Bu Hajjah tidak salah mungkin akunya yang terlalu tinggi berekspektasi.

“Alhamdulillah ... terima kasih banyak ya, Bu Hajjah. Kalau gitu kami permisi karena sudah malam,” pamitku.

“Ehm ... nanti dulu, itu si Bibi sudah siapkan makan malam bagaimana kalau kita makan malam dulu?” ajak beliau.

“Emang boleh?” tanya Santi. Duh, jaann, ni anak!

“Boleh, siapa pun tamu yang masuk rumah Ibu wajib makan. Kalian pasti tahu kan, kalau memuliakan tamu di dalam Islam itu sangat dianjurkan?” Aku dan Susanti kompak mengiyakan.

“Tapi, Bu Hajjah ini sudah malam, takut merepotkan juga,” tolakku halus.

“Baru isya, Kok, itu Bapak sama anak Ibu juga baru berangkat ke Masjid. Ayo, sini! Menol
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status