All Chapters of Gairah Terpendam Sekretaris Kesayangan CEO : Chapter 81 - Chapter 90
155 Chapters
Bab 81
Bab 81*******"Tutup dulu, dong matanya!" perintah Daniel yang langsung diikuti oleh Carisa."Om hitung Sampai tiga, ya!" ucap Daniel memberi aba-aba."Oke, Om!" sahut Carisa bersemangat."Satu ... Dua ... Tiga!" Carisa membuka matanya dan terbelalak ketika melihat sesuatu yang berada di tangan Daniel.Satu set boneka Belinda. Boneka yang berbandrol satu juta rupiah itu benar-benar membuat Carisa terpesona."Wah ... Cantik banget. Belinda dan teman-temannya!" sorak Carisa menerima hadiah tersebut."Carisa suka?" tanya Daniel membantu Carisa membuka kotak boneka itu."Suka, Om. Makasih!" Carisa memeluk Daniel dengan bahagia.*******Setelah melaksanakan ibadah salat magrib dan makan malam, Daniel mengutarakan keinginannya untuk mengajak Cinta pulang ke kota Jambi."Ini sudah malam, Nak Nai! Apa tidak sebaiknya pulang besok subuh saja?" ujar Pak Ruslan tidak setuju.Cinta menatap Daniel yang mulai gelisah. "Masalahnya, besok pagi-pagi sekali ada meeting penting, Yah!" sahut Cinta."T
Read more
Bab 82
Bab 82Terungkap*****"Sayang ...!" Daniel kembali mengecup kening istrinya lalu turun menuju ujung hidung Cinta."Daniel ...!" Cinta membuka matanya dan menyentuh wajah Daniel yang berjarak hanya beberapa senti darinya."Nasi gorengnya sudah siap. Aku suapin, ya!" Daniel membangunkan Cinta dengan senyum bahagia."Aku cuci muka dulu!" Cinta berjalan ke arah kamar dan segera mencuci mukanya.Daniel membawa nasi goreng ke dalam kamar dan meletakkan di atas nakas."Loh, kok dibawa ke sini?" tanya Cinta heran."Kamu masih ngantuk, jadi makannya di atas ranjang, saja!" jawab Daniel mendudukkan Cinta di pinggir ranjang."Duduk yang manis, aku akan menyuapimu!" ujar Daniel mengambil sesendok nasi goreng dan menyodorkan ke mulut Cinta.Dengan cepat, Cinta menyambar nasi goreng tersebut dan melahapnya sesuap demi suap."Lapar banget atau masakan Chef Daniel memang enak?" tanya Daniel menggoda Cinta."Enak!" jawab Cinta singkat seraya terus mengunyah nasi goreng yang disodorkan oleh Daniel. "
Read more
Bab 83
Bab 83******"Hmm, sepertinya ada yang benar-benar betah berada di dada bidang ini," ejek Daniel kepada Cinta.Cinta mendongakkan kepalanya dan menoleh dengan cemberut."Jadi, aku nggak boleh memeluk suamiku?" ujarnya mulai mengerucutkan bibirnya.Daniel tersenyum dan membingkai wajah istrinya."Tentu saja, boleh, Sayang. Bahkan sepanjang waktu pun kamu berada di sini, aku mengizinkan dengan sepenuh hati!" Daniel mengecup kening Cinta dengan mesra.Cinta memejamkan matanya. Menikmati bibir Daniel yang mencium keningnya dengan durasi yang cukup lama. Jantung keduanya saling berlomba untuk keluar berlompatan dari tuannya."I love U," ucap Daniel mengecup ujung hidung Cinta. Cinta masih memejamkan matanya dan membiarkan Daniel terus menelusi wajahnya dengan kecupan-kecupan lembut.Ketika bibir Daniel menyentuh kelopak bibir Cinta, tiba-tiba ponselnya berdering.CkkDaniel berdecak kesal ketika melihat nama Andi yang tertera di layar ponsel.Daniel meletakkan ponselnya dan kembali melab
Read more
Bab 84
Bab 84Mengkhawatirkan Daniel*****"Baiklah! Kamu boleh pulang dan bersikaplah biasa-biasa saja. Jika Pak Karta menanyakan tentang hilangnya kamu selama beberapa hari ini. Katakan, kamu sedang mengunjungi keluargamu ke luar kota. Karena ditempat yang berbeda, aku juga menyandera istrimu!" papar Daniel membuat Riki terkejut."Bagaimana anda bisa menyandera istri saya?" tanya Riki terlihat bingung."Anda tidak perlu tahu bagaimana. Anak buah saya sudah mengaturnya dengan baik. Kamu dan Nisa akan diantarkan ke tempat istrimu. Dari sana, kamu bawa sepeda motor yang telah saya berikan. Itu akan menjadi alasanmu menghilang beberapa hari kepada Pak Karta!" terang Daniel.Daniel mengisyaratkan kepada Andi dan pengawal untuk membawa Riki dan Nisa menemui Istrinya dan menjalankan rencana selanjutnya.Riki mengikuti Andi dan pengawal masuk ke dalam mobil. Sebelum masuk ke dalam mobil. Daniel menghampiri Riki."Jangan pernah menceritakan kepada siapa pun tentang penyekapan ini! Saya akan jamin h
Read more
Bab 85
Bab 85*******Cinta terbangun ketika mendengar suara Adzan subuh berkumandang.Cinta segera bangun dan melaksanakan ibadah salat Subuh.Cinta melirik jam dinding. Pukul setengah enam pagi. Cinta segera bersiap dan memanaskan sepeda motornya."Nak, mau kemana subuh begini?" tegur Bu Ruslan kepada putrinya."Eh, Ibu. Cinta mau ke kantor cabang. Ada pekerjaan penting!" sahut Cinta."Sepagi ini?" Bu Ruslan mengerutkan keningnya."Seharusnya ini pekerjaan kemarin, tapi, Cinta tidak datang. Jadi hari ini harus dikerjakan!" sahut Cinta."Tidak sarapan dulu?" "Nggak. Cinta berangkat, ya, Bu!" Cinta mencium tangan ibunya dan segera berlalu menemui Daniel.Cinta melajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.Gelisah yang dirasakannya membuat Cinta bertekad cepat sampai.Ketika memasuki pekarangan kantor, Cinta melihat mobil Daniel terparkir dan Cinta merasa lega. Dengan segera, Cinta membuka pintu kantor CEO yang menghubungkan langsung dengan kamar Daniel. Suara jantungnya kian bertalu-t
Read more
Bab 86
Bab 86Berkunjung ke rumah Gilang******"Beneran? Hari ini?" Carisa terbelalak.Daniel mengangguk. "Om sudah membeli tiket pesawat. Sekarang, mama sedang mengemasi pakaian Carisa." sahut Daniel."Apa Carisa tidak menggangu pekerjaan kalian?" tanya Pak Ruslan menghampiri Daniel."Sama sekali tidak, Pak. Carisa nanti akan saya titipkan di rumah sahabat saya jika kami ada meeting penting!" sahut Daniel."Amira itu seumuran dengan Carisa, Om?" tanya Carisa antusias."Iya. Anaknya baik dan tidak sombong. Nanti, kalau mama dan Om tidak sempat mengajak Carisa jalan-jalan. Carisa akan ditemani Amira dan Om Andi jalan-jalannya." sahut Daniel."Om Andi juga ikut?" Carisa menoleh keluar rumah. Dimana Andi sedang menelepon seseorang."Tentu, Sayang! Om Nai, Mama, dan Om Andi adalah satu paket yang tidak bisa dipisahkan!" sahut Daniel tersenyum."Horee ... Carisa bisa kapan aja jalan-jalan tanpa Mama dan Om Nai, kan?" Carisa begitu antusias."Tentu saja, Sayang. Mama dan Om Nai sibuk meeting deng
Read more
Bab 87
Bab 87******* "Haih, apa-apaan Lo, Bro? Beli bunga segala?" Gilang tersenyum miring melihat Daniel membawa buket bunga yang besar."Istri kita belum saling mengenal. Mungkin melalui buket bunga ini. Mereka a bisa dekat dan saling curhat!" bisik Daniel di telinga Gilang."Mereka curhat tentang kita?" Gilang tertawa terkekeh.******Mobil sampai di halaman sebuah rumah yang besar dan mewah.Daniel membantu Gilang menurunkan koper mereka."Pak Sapto, minta bantuan Bik Jum dan Bik Asih untuk membawa koper ini kedalam!" ujar Gilang kepada seorang sopir bernama Sapto.Mereka lalu melangkah masuk ke dalam rumah dan disambut oleh seorang perempuan dengan menggandeng anak perempuan seumuran dengan Carisa."Sayang, kenalkan, Ini Daniel. Dan ini sekretarisnya!" Gilang memperkenalkan Cinta dan Daniel kepada istrinya.Mereka lalu duduk di ruang tamu. Cinta menatap Risa dengan seksama. Ada yang berbeda dari wanita itu.Cinta menangkap sesuatu yang bersinar keluar dari wajah perempuan cantik itu.
Read more
Bab 88
Bab 88Tersiksa********"Kayaknya sekretarisku perlu belajar masak sama istrimu, Bro!" ujar Daniel menatap Cinta dengan genit.Cinta menghentikan makannya. Menatap Daniel yang terlihat begitu menikmati makanan yang ada di dalam piringnya.Cinta merasa tersinggung dengan perkataan Daniel. Selama enam bulan menikah, Cinta memang tidak pernah memasak spesial untuk Daniel selain nasi goreng dan makanan cepat saji lainnya.Tiba-tiba saja, Cinta merasa gerimis melanda hatinya. Cinta meletakkan sendok dan garpu di atas piring kosong. "Aku sudah selesai!" Cinta bangkit dan meninggalkan meja makan dengan tergesa.Daniel melihat gelagat yang tidak biasa dari raut wajah Istrinya. Seperti rasa ... Kecewa.Cinta duduk di sofa tamu dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Merasa kalau Daniel membanding-bandingkannya dengan Risa. Bahkan meminta Cinta untuk belajar memasak dari Risa."Mama ...!" Cinta terkejut karena tiba-tiba saja Carisa sudah berada di hadapannya."Hey, Sayang!" Cinta mengusap rambut
Read more
Bab 89
Bab 89******Daniel baru menyadari kalau perkataanya di meja makan ternyata melukai perasaan Cinta.Daniel tidak bermaksud membandingkan Cinta dengan Risa yang pandai memasak. Daniel hanya bermaksud menggoda."Sayang, aku mohon buka pintunya. Kita bisa bicarakan ini baik-baik!" Daniel menggedor pintu kamar, tapi tidak ada jawaban.Cinta bergeming. Tidak memperdulikan panggilan Daniel."Sayang! Aku mohon!" Daniel kembali menggedor pintu kamar. Setelah lelah merayu dan membujuk. Daniel merebahkan dirinya di sofa. Rasa lelah membuat matanya mengantuk dan tertidur.***Cinta sudah mandi dan berganti pakaian. Cinta melirik jam dinding. Sudah hampir waktunya salat magrib. Daniel tidak lagi menggedor pintu kamar.Karena penasaran, Cinta membuka pintu kamar dan mencari keberadaan Daniel. Hati Cinta terenyuh melihat Daniel yang berbaring di sofa berbantal lengan dengan separuh kaki terjuntai ke bawah.Sesaat, Cinta merasa bersalah pada Daniel. Karena seharusnya Daniel sudah mandi dan merasa
Read more
Bab 90
Bab 90Saran dari Rachel*******"Sayang ...!" Daniel terkejut melihat Cinta berdiri di dekat pintu kamar mandi.Daniel mendekati Cinta, dan membelai rambut pendek Istrinya itu."Maafkan aku!" Cinta menatap Daniel dengan sendu."Tidak ada yang perlu dimaafkan, Sayang!" Daniel menghapus air mata yang mengalir dari wajah Cinta.Tatapan mereka bertemu. Lagi. Daniel melihat kilatan cinta yang mendalam di dalam sorot mata itu.Daniel merasa Cinta teramat sangat mencintainya, tapi, Daniel sendiri tidak bisa menebak, mengapa Cinta tidak pernah mengungkapkan perasaannya pada Daniel.Bahkan, setiap Daniel mencumbu Cinta, dapat Daniel dengar degub jantung Cinta dan desah napasnya yang bergelora menahan hasrat. Namun, entah mengapa, Cinta memilih menggigil kedinginan dan menangis. Dari pada harus mengungkapkan perasaannya.Daniel menggendong Cinta dan membawanya ke atas ranjang. Menarik Cinta ke dalam dekapannya. Membiarkan Cinta merasakan kenyamanan yang membuatnya bahagia."Kamu tahu, Sayang!
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
DMCA.com Protection Status