Semua Bab Pelabuhan Akhir Sang Pewaris: Bab 81 - Bab 90

93 Bab

46 : B - Long Time no See

Barcelona, Spain | 14.09 PMMusik klasik dalam sebuah kafe bernuansa metalik menjadi tema yang dapat memikat khalayak umum. Tempat yang dijadikan sebagai bertemu dengan Maria adalah kafe ini, Kate mengajak Maria ke sini karena tempat ini selalu lewat di time line media sosialnya. Dua minggu setelah lamaran Sean hari itu, kedua keluarga belah pihak sedang sibuk mengurus acara pernikahan mereka berdua. Sedangkan gaun untuk acaranya diatur oleh Maria. “Sudah siap untuk meninggalkan Spanyol, Mrs. William’s?” Maria bertanya dengan nada yang terdengar geli. Maria sudah dapat memastikan sejak awal kalau pada akhirnya mereka akan berakhir bersama. Maria tahu cinta seorang Sean Axel William itu tidaklah main-main, dan pemicu awalnya hanyalah Katherine manusia plin-plan saat itu. “Sangat siap Mar, aku tidak memiliki alasan untuk tidak siap.” Jawaban Kate terdengar sangat lugas. Tidak ada lagi yang harus Kate ragukan mengenai hubungannya dengan Sean. Semuanya sudah membuat dia sangat yakin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

47 : A - Bad Days

William Group, Manhattan, USA | 20.23 PMSuasana kantor William Group sudah lebih sepi, para pekerja sudah pulang lebih dahulu sejak pukul enam sore hari. Hanya ada beberapa yang bertugas mengerjakan lembur harian, tentunya malam ini pun Sean sebagai pimpinan ikut bergabung.Kendala yang sedang William Group alami saat ini adalah gedung apartemen di Chicago yang baru beroperasi sekitar dua bulan itu mengalami kebakaran. Untungnya tidak ada korban jiwa, mungkin ada beberapa orang yang mengalami luka ringan.Penyebab kebakaran itu berasal dari gudang yang menyebar ke dapur dan ke ruangan lainnya. Siang tadi Sean sudah melakukan rapat koordinasi untuk perencanaan renovasi serta menghitung beberapa kerugian akibat dari kebakaran itu.Lebih memilih untuk fokus dengan pekerjaan adalah hal yang Sean lakukan saat ini. Mengabaikan beberapa panggilan tidak terjawab dari kekasihnya sedari tadi. Saat ini Sean merasa sedikit jengkel ketika mendengar pertemuan Kate dengan mantan kekasih perempuan i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

48 : Gala Premier

Mansion Amberlane, Madrid, Spain | 09.23 AM Hal pertama yang dilakukan oleh Kate ketika pagi menyapa adalah merapikan barang bawaannya. Tepatnya hari ini dia akan mengunjungi Sean ke Manhattan, meskipun semalam Sean sudah memaafkannya perihal dia bertemu dengan Liam. Kate tahu Sean takut dia kembali bersama Liam, apalagi kebersamaannya dengan Liam bisa dikatakan sangat lama. Namun saat ini hatinya sudah di isi oleh Sean, apa yang pernah dilalui bersama Liam itu memang kenangan indah. Tetapi tidak untuk diulang. “Dasar manusia sedang kasmaran, tidak bisakah kau menunggu Sean saja yang ke mari Kate?” Samuel menyeletuk setelah duduk di ranjang Kate. Laki-laki itu menatap sang kakak yang sedang jatuh cinta level max sepertinya. Kate berdecak, “Diamlah Muel, kau tidak akan paham jika kau tidak merasakannya.” Samuel lantas tertawa kecil, tidak pernah mengira sebelumnya kalau hubungan orang dewasa begitu rumit namun menyenangkan. Setelah apa yang dilakukan oleh Liam di masa lalu, Kate berhas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

49 : Wedding Day

Cathedral De St Maria, Madrid, Spain | 08.10 PM Katedral De St. Maria berdiri megah di bawah langit sore yang mulai memerah pada 03 Maret 2025. Lonceng tua di menara gereja berdentang lembut, menggema di udara sejuk, menandakan sebuah peristiwa suci yang akan segera dimulai. Cahaya matahari terbenam menyelinap melalui jendela kaca patri yang tinggi, menciptakan mozaik warna-warni di lantai marmer yang dingin. Sean Axel William berdiri di depan altar, mengenakan tuksedo hitam yang elegan, tangannya sedikit gemetar namun wajahnya penuh harap. Ia menanti Katherine Margaretha, wanita yang telah memenuhi hidupnya dengan cinta dan makna selama bertahun-tahun. Di sisinya, Ken, saudaranya, berdiri dengan senyum lebar, mencoba meredakan ketegangan yang tampak di wajah Sean. “Tenang saja, Sean. Katherine tidak akan kabur sekarang,” ujar Ken sambil menepuk pundaknya, nada candaan terdengar jelas dalam suaranya. Di barisan depan, Angeline dan Mark, orang tua Sean, duduk dengan penuh kebanggaan. A
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

50 : Wedding Party

Malam ini dalam sebuah gedung megah di kota metropolitan Manhattan, New York City berkilau di bawah lampu kota yang tak pernah padam, saat pesta pernikahan Sean Axel William dan Katherine Margaretha berlangsung megah di ballroom The Plaza Hotel. Ruangan itu bagaikan istana modern, dengan chandelier kristal raksasa menggantung di langit-langit, memantulkan cahaya ke meja-meja berbalut linen putih yang dihiasi rangkaian mawar putih, peony, dan aksen emas. Sean, pewaris William Group, tampak gagah dalam tuksedo hitam beraksen emas. Sementara Kate memukau dalam gaun pengantin berenda halus yang dirancang khusus, memancarkan aura anggun dan memikat. Di luar, media massa berdesakan, kamera berkedip tanpa henti, mencatat momen dengan tagline malam itu: "Sang Pewaris William Group Menemukan Cinta Sejatinya." Ballroom dipenuhi ratusan tamu dari kalangan elit, suara gelas sampanye berdenting bercampur dengan tawa dan obrolan ringan. Orkestra klasik memainkan melodi lembut di sudut ruangan, seme
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

51 : I Love You More

Mature content!William’s Mansion, Manhattan, USA | 01.02 AM Malam setelah pesta pernikahan megah, Sean Axel William dan Katherine Margaretha, kini suami-istri, tiba di mansion mewah Sean di Upper East Side, New York, pada pukul satu dini hari. Bangunan bergaya klasik itu telah disulap menjadi tempat istimewa untuk malam pertama mereka. Lampu-lampu redup menerangi fasad luar, sementara di dalam, kelopak mawar merah bertebaran di lantai kayu mengilap, membentuk jalur menuju kamar tidur utama. Lilin-lilin kecil berkelip di sepanjang lorong, memancarkan cahaya hangat yang berpadu dengan aroma lavender dan vanila, menciptakan suasana intim yang memabukkan. Jendela besar di kamar memperlihatkan gemerlap kota New York, menjadi latar sempurna untuk malam yang penuh cinta. Sean membuka pintu depan, tangannya menggenggam tangan Kate dengan erat. Kate, yang telah berganti dari gaun pengantinnya ke gaun satin putih sederhana, melangkah masuk, matanya membelalak kagum. Kelopak mawar membentuk jal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

52 : Liam Xaviendra Side

Xaviendra’ Penthouse, Brooklyn, USA | 01.45 AM Malam itu, setelah meninggalkan pesta pernikahan megah Sean Axel William dan Katherine Margaretha, Liam Xaviendra kembali ke penthouse barunya di Brooklyn. Ruangan itu terasa dingin dan sepi, hanya diterangi lampu meja kecil di sudut yang memancarkan cahaya kuning redup. Liam duduk di sofa tua kesayangannya, setelan abu-abu yang dia kenakan di pesta masih melekat di tubuhnya, namun dasinya telah dilepaskan, tergeletak sembarangan di lantai. Di tangannya, dia memegang segelas wiski, memutar-mutar cairan itu sambil menatap kosong ke arah jendela. Pemandangan kota New York yang biasanya memukau kini terasa hampa baginya. Bayangan Kate dalam gaun pengantin putih terus menghantui pikirannya. Senyum bahagia Kate saat menari dengan Sean, tatapan penuh cinta yang dia berikan pada suaminya, semua itu menusuk hati Liam seperti pisau. Dia tahu, dia tak punya hak atas apa pun lagi. Dua tahun lalu, dia menghancurkan hubungan mereka dengan perselingkuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

53 : Meeting

William Group’s, Manhattan, USA | 08.00 AMPagi itu, pukul delapan tepat, sinar matahari pagi menyelinap melalui jendela-jendela besar ruang rapat di lantai dua puluh gedung William Group, perkantoran modern yang menjulang di pusat kota. Cahaya keemasan itu memantul di permukaan kaca tempered yang menjadi dinding ruangan, menciptakan kilau lembut yang kontras dengan suasana tegang di dalam. Meja konferensi panjang dari kayu walnut mengilap mendominasi ruang, dikelilingi kursi-kursi kulit hitam yang ergonomis, tempat duduk para karyawan senior perusahaan. Aroma kopi yang baru diseduh menguar dari mesin espresso di sudut, bercampur dengan suara lembut kertas-kertas yang dibolak-balik dan ketukan pelan jari di tablet digital. Sean, direktur operasional berusia tiga puluh empat tahun yang baru menikah tiga bulan lalu, duduk di ujung meja, posisinya mencerminkan otoritas yang telah dia bangun selama bertahun-tahun di perusahaan ini. Sean mengenakan setelan abu-abu gelap dengan potongan sem
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

54 : Maria And James

Manhattan, USA | 09.12 PMPagi itu, sebuah kafe kecil di pinggir kota menjadi saksi pertemuan Maria dan James. Bangunan sederhana dari kayu dengan jendela-jendela besar itu berdiri di tepi jalan yang sepi, dikelilingi pepohonan maple yang daunnya mulai menguning di awal musim gugur. Di dalam, aroma kopi panggang dan roti bakar mengisi udara, bercampur dengan suara mesin espresso yang berdengung pelan di belakang konter. Meja kayu kecil di sudut ruangan, tempat Maria dan James duduk berhadapan, tampak sederhana dengan dua cangkir kopi yang mulai mendingin dan beberapa remah roti di piring kecil. Cahaya pagi yang masuk melalui jendela menyinari wajah mereka, namun suasana di antara keduanya terasa jauh dari hangat. Maria duduk dengan tangan bertopang di dagu, matanya yang cokelat tua menatap James dengan campuran harap dan frustrasi yang sulit disembunyikan. Rambutnya yang hitam panjang tergerai di bahunya, sedikit berantakan karena dia berkali-kali mengusapnya dengan gelisah. Dia menge
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

55 : Family Reunion

Mansion William’s, Manhattan, USA | 20.54 PMMalam itu, kediaman keluarga Sean di kawasan pinggiran kota dipenuhi kehangatan yang khas dari reuni keluarga. Rumah besar bergaya Victorian itu berdiri megah dengan dinding bata merah dan jendela-jendela lengkung yang dikelilingi taman kecil penuh bunga mawar. Ruang makan di dalamnya luas, dengan meja kayu mahoni panjang yang sudah berusia puluhan tahun, permukaannya dipoles hingga mengilap. Lampu gantung antik dari kuningan dan kristal bergoyang pelan di langit-langit, menyebarkan cahaya kuning keemasan yang lembut ke seluruh ruangan. Aroma daging panggang yang baru keluar dari oven bercampur dengan wangi kentang tumbuk dan sayuran segar, menciptakan suasana yang menggugah selera sekaligus nostalgia. Angeline sibuk mengatur hidangan di atas meja dan dibantu oleh beberapa pelayan. Wanita berusia lima puluh lima tahun itu mengenakan gaun biru tua yang sederhana namun elegan, rambutnya yang mulai memutih disanggul rapi. Mark duduk di ujung m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status