Semua Bab Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!: Bab 21 - Bab 30

158 Bab

Mencari Yana

Bab 21Mencari YanaTak terasa, seminggu telah berlalu. Warung nasi padang yang di buka Yana dan Bu Indah laris manis. Masakan Bu Indah dan Yana memag enak. Bahkan, tak perlu menunggu sore, warung mereka telah tutup. Bu Indah dan Yana sengaja tidak memasak untuk sampai sore, karena mereka juga memikirkan waktu untuk beristirahat.Yana masih seperti dulu, cekatan dalam melakukan pekerjaan. mencuci piring, melayani pengunjung, dan memasak. semuanya Yana kerjakan dengan lincah dan cekatan.Dila di letakkan di dekat dapur, Bu Indah memberikannya banyak mainan bekas Fikri ketika masih kecil, sehingga Dila bisa asyik bermain tanpa merengek minta gendong.Dila adalah anak yang baik, tidak menyusahkan atau merepotkan Yana Dan Bu Indah, jika haus ingin minum susu, Dila hanya merengek sebentar. setelah merasa kenyang, Dila kembali Asyik bermain."Alhamdulillah, omset penjualan dalam seminggu sudah balikin modal, Yan," Bu Indah menghitung uang pecahan sepuluh ribu. Malam itu setelah makan malam,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Mencari Yana bag. 2

Bab 22"Bu, Arif nggak bisa berlama-lama ninggalin pekerjaan. Arif harus balik ke Mes." Ujar Arif mendekati ibunya yang sedang santai menonton televisi."Iya, Rif. Ibu kayaknya udah mendingan, kok " jawab Bu Wongso tanpa menoleh kepada Arif."Arif jemput Yana, Bu. Supaya ibu ada yang jaga dan rawat," ujar Arif, membuat Bu Wongso membelakkan matanya."Ngapain kamu jemput Yana? Biarin aja lah dia di sana." Bu Wongso menatap tajam ke arah Arif."Bu, Yana itu istri Arif. Dila itu anak Arif, apa kata orang kalau Yana tinggal di sana sementara Arif di sini." Jawab Arif menatap ibunya tak kalah tajam."Pokoknya, ibu nggak ngiziini kamu bawa Yana ke sini!" Hardik Bu Wongso."Kalau ibu nggak ngizinin Yana tinggal di sini, maka. Arif akan ikut tinggal bersama Yana di sana, Bu!" Tegas Arif. Bu Wongso terperangah, selama ini. Arif selalu menuruti kemauannya. Namun kali ini, Arif berontak."Ya sudah, terserah kamu!" Jawab Bu Wongso berlalu meninggalkan Arif.**********Arif berangkat kerumah Si M
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Di mana kamu, Yana

Bab 23Dimana kamu, YanaArif merogoh ponsel dari saku celananya tanpa melihat nama pemanggil."Halo, Yana. Kamu di mana,Dek? "Yana apanya? Ini ibu, Rif," suara telepon di seberang sana."Ibu?" Arif mengerutkan keningnya dan melihat layar ponsel. Benar saja, penelpon adalah ibunya "Kamu buruan pulang. Pergi sejak pagi kok nggak balik-balik?" Bu Wongso mengomel dari seberang telepon."Bu, udah ya! Arif capek!" Arif mematikan telponnya. Arif mengusap wajahnya dengan kasar. Cemas merajai hatinya. Yana tidak memiliki teman selama menikah, karena Arif membatasi ruang geraknya. Teman Yana hanya Sella saja. Namun, Sella tidak mengetahui dimana Yana berada."Apa mungkin Yana balik ke Jambi?" Gumam Arif di dalam hati. "Akh, nggak mungkin. Yana bahkan tidak memiliki uang, bagaimana mungkin Yana bisa ke Jambi." Arif terus berpikir.Ponsel Arif kembali bergetar. Arif merogoh kantongnya dan tertera nama ibu. Arif pusing karena Bu Wongso pasti akan terus menanyakan mengapa tidak pulang. Arif lal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Bertemu Fikri

Bab 24"Anak yang membuat ayahnya meninggal? Yang tidak datang di hari pemakaman ayahnya?" Bu indah menghapus air mata yang jatuh di pelupuk matanya."A-apa, Bu?" Ayah meninggal? Kapan, Bu?" Fikri mengguncang bahu Bu Indah. Fikri terduduk di kursi dan menangis tersedu."Kenapa Fikri nggak di kasih tau,Bu?" Fikri menatap Bu Indah dengan linangan air mata."Bukankah kamu membalas SMS ibu waktu itu? Kamu bilang tidak sempat datang?" Bu Indah menahan rasa sesak di dadanya jika mengingat betapa sedihnya setelah Pak Amran meninggal."SMS? SMS apa, Bu?" Fikri terlihat kebingungan."Cukup, Fikri. Cukup sandiwaramu!" Bu Indah berdiri dan menunjuk pintu warung makan."Keluar,aku tidak mengenalmu!" Bu Indah menangis dengan menundukkan kepalanya."Aku bilang, PERGI!" Bu Indah melempar beberapa barang ke arah Fikri.Yana melangkah maju memeluk Bu Indah, menghentikan aksi melempar barang-barang yang di lakukannya."Bang, tolong pergi dahulu. Biarkan ibu menenangkan perasaannya." Yana menatap Fikri
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Kegelisahan Arif

Bab 25Kegelisahan Arif"Pak, Bapak!" Sasa setengah berlari masuk ke dalam rumah mencari bapak dan ibunya."Ono opo toh, Nduk? Teriak-teriak. Bukannya ngucap salam," ibunya keluar dari kamar dengan ngomel-ngomel."Bu, bapak mana?" Tanya Sasa mengedarkan pandangan ke seluruh sudut rumah. "Ya belum pulang dari kebun," jawab ibunya mendelik melihat kegelisahan Sasa."Mbak Yana, Buk! Mbak Yana!" Jawab Sasa sambil menangis."Kenapa Mbakmu?" "Mbak Yana hilang!""Ngawur, Kamu,""Sungguh, Bu." Sasa menceritakan tentang apa yang dikatakan ibu-ibu di sekolahnya tadi."Nggak mungkin, Sa. Pasti mereka bohong," ucap ibunya dengan sedikit gelisah."Mbak Intan mana, Bu?" Tanya Sasa masuk ke dalam kamar Intan."Belum pulang," jawab ibunya.Sasa masuk ke dalam kamar dan menumpahkan air matanya. Sasa sangat merindukan Yana. Karena semenjak menikah, Yana tidak pernah kembali ke Jambi. Sehingga rasa rindu begitu bersarang dalam hatinya akan kehadiran Sang Kakak.Sasa melihat Poto Yana dan keluarga kec
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Kegelisahan Arif

Bab 26Arif benar-benar tidak bisa bekerja dengan tenang. Arif membuka tas kerjanya dan mengambil ponsel yang sejak tadi di letakkannya begitu saja di dalam tas. Arif mengusap layar ponsel. Dan sangat terkejut ketika melihat puluhan panggilan tak terjawab dari nomor tanpa nama."Yana, akhirnya kamu kembali, Sayang!" Arif tersenyum bahagia. Mengusap layar dan melakukan panggilan kembali.Namun, nomor tersebut tidak lagi aktiv. Arif terus melakukan panggilan ke nomor tersebut. Namun masih tidak aktiv."Ya Tuhan, kenapa sulit banget menghubungi Yana?" Arif mengacak-acak rambutnya.Karena merasa kurang fokus dalam bekerja, Arif memutuskan untuk pulang ke Mes dan istirahat. Namun, sesampai di Mes, Arif malah semakin tidak tenang. Arif tidak bisa memejamkan matanya walau hanya sejenak. Bayangan Yana dan Dila terus bermain-main di pikirannya."Kamu dimana, Dek? Mas rindu," Arif memeluk figura mereka bertiga dalam bingkai kayu berwarna putih.Pintu kamar Arif di ketuk."Assalamualaikum," "Wa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-27
Baca selengkapnya

Tentang Fikri

Bab27"Itu karena ... Reka membuangku, Bu." Fikri menundukkan kepalanya, tampak kesedihan tergambar di wajahnya.Bu Indah menatap Fikri dengan prihatin. Bu Indah paham betul, Fikri sangat mencintai Reka. Demi Reka, segalanya di lakukan. Bahkan, meninggalkan kedua orang tua yang telah membesarkannya."Uang hasil penggadaian rumah sudah habis, aku tidak punya pekerjaan. Reka marah-marah karena aku tidak sanggup memenuhi kebutuhan sosialitanya. Akhirnya, Reka mengusir aku dari rumah." Fikri mendekati ibunya."Kok bisa Reka mengusir kamu? Kan yang beli rumah kamu?" Tanya Bu Indah, menatap wajah Fikri yang masih tertunduk." Aku membeli rumah waktu itu atas nama Reka, Bu. Aku tidak menyangka, kalau Reka akan melakukan perbuatan seperti ini padaku." Fikri menggenggam tangan Bu Indah."Bu, aku mohon. Izinkan aku tinggal sama ibu lagi. Aku hanya punya ibu," ucap Fikri bersujud di kaki Bu Indah.Air mata Bu Indah jatuh, melihat putra semata wayangnya bersyujud memohon maaf."Ibu bisa saja men
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-27
Baca selengkapnya

Kemarahan Pak Bejo

Bab 28"Bu, Bang Fikri tinggal di mana?" Tanya Yana ketika mereka sedang duduk santai di teras rumah."Ya ampun, ibu juga lupa nanya, Yan," jawab Bu Indah tercenung."Loh, kok bisa sih Bu?" Yana mengerutkan keningnya."Iya, karena keasyikan ngobrol, jadi lupa nanya," jawab Bu Indah menepuk jidatnya."Emang ngobrolin apaan, Bu?" tanya Yana dengan mimik wajah penasaran."Eh, itu … anu …" Bu Indah tersenyum kecut. Membuat Yana semakin penasaran."Ngomongin apa, Bu?" Desak Yana."Bukan apa-apa, soal istrinya Fikri." Bu Indah menepuk pundak Yana pelan."Masuk yuk, udah mau magrib," ujar Bu Indah berlalu meninggalkan Yana dan Dila di teras rumah.************"Intan, nanti habis magrib kita ke desa ulu, kita hubungi Arif lagi," perintah pak Bejo pada Intan. Ketika Intan siap-siap untuk sholat ke mushola."Baik, Pak!" Ujar Intan singkat.Intan dan Sasa lalu berangkat ke mushola untuk melaksanakan salat Magrib. Karena Sasa belajar ngaji di mushola sehabis salat Magrib, jadi, Intan ikut menema
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-27
Baca selengkapnya

Mencari paranormal

Bab 29 Pagi-pagi sekali, Pak Bejo sudah berpakaian rapi. Pak Bejo bertekad untuk menemui orang pintar yang dipercayainya bisa mencari keberadaan Yana dengan mata batinnya. "Bapak, mau pergi sendiri, atau aku ikut juga?" Intan muncul dari balik pintu dengan tergesa-gesa. "Biar bapak pergi sendirian aja, repot kalau harus bawa-bawa kamu," ujar Pak Bejo menstater sepeda motornya. Lalu langsung berangkat menemui orang pintar yang dimaksudnya. Tiga puluh menit perjalanan, Pak Bejo sampai di sebuah rumah sederhana, pak Bejo mengucapkan salam. "Assalamualaikum," "Waalaikumsalam," terdengar sahutan dari dalam. Pintu terbuka, seorang kakek tua keluar dengan terbatuk-batuk. "Pak Bejo? Mari, silahkan masuk," ujar kakek tua yang bernama Waluyo tersebut. Pak Bejo mengikuti Mbah Waluyo masuk ke dalam rumahnya. "Ada apa Bejo? Sudah lama kita tidak bertemu," ucap Si Mbah mengusap jenggotnya yang panjang. "Baik, Mbah. Saya datang ke mari karena ada hal penting." Jawab Pak Bejo menatap Mbah W
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-27
Baca selengkapnya

Arif dipecat

Bab 30"Iya, sekarang memang Mbah Waluyo nggak bisa menemukan di mana Yana berada. Tapi, Mbah Waluyo bilang, ada Wira positif yang mengelilingi Yana. Seminggu kemudian, baru kita bisa menemuinya, Mbah Waluyo akan bertapa selama seminggu ini," ucap Pak Bejo menggenggam tangan istri dan anak-anaknya."Tapi, Pak. Ibu nggak bisa menunggu waktu selama seminggu. Terlalu lama, Pak," Bu Waluyo kembali menangis tersedu."Bu, apa yang katakan bapak benar. Mungkin Mbak Yana ingin menyendiri dulu, makanya nggak ngabarin kita." Ujar Intan mengusap punggung ibunya dengan lembut.Bu Bejo memeluk Intan dan kembali menangis tersedu."Nduk, nanti kalau kamu mau nikah, jangan lagi nikah sama orang kaya seperti Mbakmu, orang kaya hanya akan menghina kita, Nak. Cukup Mbakmu yang menjadi korbannya," Intan mendengarkan perkataan ibunya. "Mungkin benar apa yang dikatakan Ibu, orang kaya akan selalu merendahkan orang miskin. Mungkin sebaiknya jika nanti Intan menikah, Intan akan mencari laki-laki yang hidup
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status