Semua Bab Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku: Bab 61 - Bab 70

78 Bab

Tabur Tuai

PoV Author"Akkkkk.....!" Gegaa Hana mempercepat langkahnya menuju kamar."Kenapa Bu?" tanya Hana mendengar teriakan kencang sang Ibu."Perhiasan Ibu, hilang!" Bu Irina langsung menangis menatap kotak perhiasan yang isinya berkurang banyak. "Apa hilang? Coba Ibu cari yang benar!" Hana ikut panik. "Ini lihat kotak perhiasan ibu, sebagian isinya hilang. Hanya tinggal dua cincin ini saja, dan ini kecil yang harganya murah. Perhiasan Ibu puluhan juta hilang, Hana!" Bu Irina terduduk di lantai dan menjerit.Bagaimana ia tidak syok perhiasan yang selama ini ia sayang, berharga puluhan juta yang ia kumpulkan selama ini hasil dari meminta uang Hamdan. Hana melihat kotak perhiasan itu dan memang sebagian isinya kosong. Tertinggal dua cincin saja."Ada pencuri di rumah ini, siapa yang mengambil perhiasan ibu? Apa kamu hanya mengambilnya!" tunjuk Ibunya pada Hana. "Kenapa Ibu menuduh, jika aku yang mengambilnya? Jika aku yang mengambil, pasti aku sekarang tidak memaksa ibu untuk menjual perh
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-20
Baca selengkapnya

Penangkapan

PoV authorHamdan gemetar dan ketakutan saat melihat kehadiran 4 petugas polisi di depan rumah. Mereka sudah siap menangkap dirinya saat itu juga.Hana mencoba menarik Hamdan. Ia mencoba mencegah polisi menangkap adiknya, beberapa tetangga keluar rumah untuk melihat kejadian itu. Kasak-kusuk mulai terdengar dari mulut tetangga, mereka hanya diam menyaksikan Hamdan seorang buronan yang harus mengakhiri pelariannya dan harus bertanggung jawab, menerima hukuman sebab perbuatan penipuan."Mbak, ini pasti karena Nasna! Dia yang melaporkan aku!" ucap Hamdan.Mata Hana membelalak. "Nasna?" gumam Hana."Iya Mbak, jangan biarkan dia hidup tenang!" ujar Hamdan kembali dan ia di paksa naik ke dalam mobil polisi.Tangan Hana mengepal kuat mendengar nama Nasna yang di sebut. "Akan kubalas perbuatanmu ini! Kamu telah membuat adikku menderita!" kilat mata Hana penuh amarah. Ia menyapukan pandangan ke sekitar melihat tetangga yang mungkin sedang mencemooh kejadian barusan."Awas kalian!" tunjuk Hana
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-20
Baca selengkapnya

Bertemu Keluarga Besar

PoV Author"Jadi kamu curi perhiasan, ibuku?" Mereka berdua kaget, dan melihat ke arah pintu kamar yang tidak di kunci oleh Bu Winda. Ferdi menatap tajam pada sang istri, dia ternyata menguping pembicaraan mereka.Septi mendadak gugup, melihat suaminya yang sudah berdiri di ambang pintu. Ferdi melotot ke arah Ibu mertuanya. Yang sedang memegang perhiasan, dari raut wajahnya Ferdi tampak sangat berang."Ferdi, kamu gak sopan. Asal masuk kamar Ibu!" hardik Bu Winda. Ibu mertuanya dengan cepat memasukkan kembali gelang yang ia pegang dan menutup kotak itu. "Iya Mas, kamu harus ketuk pintu dulu!" timpal Septi."Gak usah banyak bicara, kalian ketakutan kan? Aku udah dengar semua pembicaraan tadi! Itu perhiasan Ibuku, kamu mencurinya? Di mana ot4kmu, Sep! Ibuku bisa stress nanti jika barangnya hilang!" "Diam aja Mas, gak semua kuambil kok! Lagian selama ini kamu kasih apa ke aku?" "Benar, Istrimu melahirkan Ibu yang nanggung biaya. Keluargamu gak mau membantu! Anggap saja ini mahar pern
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-20
Baca selengkapnya

Terima Kasih Mas

PoV NasnaInilah yang membuatku takut, jika bersama Mas Arkan dan bertemu keluarga besarnya. Mereka ada saja yang menyindirku. Apakah status janda ini hina bagi mereka, seakan aku tak pantas menjadi pendamping Mas Arkan. Masih beruntung Tante Tika selalu membelaku, karena itu juga alasan aku menerima lamaran putranya. Berharap Tante Tika tidak seperti mantan Ibu mertuaku yang dengan senang hati menghina dan merendahkanku di depan orang lain.Walaupun sepertinya, setelah aku menikah nanti. Pasti ada konflik terjadi dengan anggota keluarganya. Terutama Rere adik angkat Mas Arkan. Dia gadis yang sangat menunjukkan ketidak sukaannya dari awal padaku, apalagi dia berteman dekat dengan Naomi. **Mas Arkan sedang berbincang dengan kerabatnya. Aku duduk di sofa besar ini, rumah ini begitu mewah. Dan ini termasuk rumah milik Tante Tika. Tempat sering ia gunakan untuk kumpul keluarga besar. Rere dan Tante Dias duduk di seberangku, kami berhadapan. Semenjak kejadian tadi mereka tampak kompak,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-22
Baca selengkapnya

Gaun Pengantin

PoV NasnaMbak Hana terjatuh, dan justru jadi bahan tertawaan pada ibu-ibu di sekolahan. Dia terjatuh dia depan gerbang sekolah."Mau kemana, Nas?" Vina mencekal tanganku yang hendak menyusul dan menolong Mbak Hana."Aku ikut, kasihan juga dia!" ujar Vina. Kami menyusul Mbak Hana. Yang lain seperti enggan menolong, hanya menjadi penonton. Pria yang di tabrak motornya oleh Mbak Hana. Nampak menunjuk dan memakinya. Sepertinya pria itu mungkin seusia Mas Hamdan. Tapi Mbak Hana sudah bisa berdiri sendiri. Keadaanya tidak parah, tak ada luka. Begitupun dengan sang pria, motor dan keadaanya tidak parah."Saya gak mau ganti rugi!" ucap Mbak Hana. Pria itu menuntut ganti rugi padanya."Kamu yang naik motor tidak melihat, ngebut lagi! Di sini ada cctv, pasti akan memperlihatkan kesalahanmu. Jika tak mau ganti rugi, saya akan tuntut kamu!" tunjuk pria itu.Raut wajah Mbak Hana berubah panik, karena ancaman akan di tuntut. Memang benar Mbak Hana bawa motor ceroboh dan ngebut karena menghindari
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-22
Baca selengkapnya

Tragedi

PoV NasnaWajah Adel pucat, bibirnya bergetar dan ia kembali menangis ketika kami sudah masuk ke dalam rumah. Aku mengintip dari jendela kaca depan, tampak beberapa warga mencoba menenangkan Dion. Syukurlah Arkan tak di lukai oleh Dion yang sedang kalap.Aku kembali menoleh pada Adel. Wanita di sampingku ini, ada saja perbuatannya. Sebenarnya aku tak mau membela Adel yang jelas salah dari awal, tapi tak mungkin juga aku membiarkan dia terluka karena perbuatan Dion yang nekat ingin menyiram dirinya dengan air keras."Apa benar yang di katakan, Dion?" tanyaku menatap Adel. Ia tampak tertegun dan menghentikan tangisan, kemudian Adel mengusap air matanya menggunakan telapak tangan."Aku mengalami kdrt Mbak, dan ingin minta pisah dengan Mas Dion. Wajarkan, karena aku tak mau terluka," jawab Adel menjelaskan padaku. Tapi aku tak yakin dengan ucapannya, seperti ada kebohongan yang di sembunyikan."Mbak Nasna, anak, Ibu dan adikku masih di dalam rumah. Mereka ada di dalam kamar, kusuruh sembu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-22
Baca selengkapnya

Menghadiri

PoV AuthorBu Irina pergi belanja ke tukang sayur. Ia mengambil 2 papan tempe dan teri 1 bungkus kecil."Hanya belanja itu, Bu?" tanya Bu Dian tetangganya yang melirik pada tangan Bu Irina dan menyenggol bahu ibu yang lain. Yang lain mencebik menatap Bu Irina."Anaknya sudah tidak menjadi manajer bank lagi, jadi belanjanya dikurangi ya, Bu!" ucap ibu lain dan tertawa kecil meledek tetangganya."Dengar gak sih, Nasna mau menikah," tukas Bu Dian dan melirik pada Bu Irina ingin melihat responnya."Tahu lah, 3 hari lagi pernikahan nya. Dengan pria kaya, ganteng lagi. Saya pernah lihat waktu itu sedang belanja di tokonya Nasna. Dan calon suaminya itu mengantarkan Nasna," ujar Bu Tati."Beruntung Nasna, lepas dari suami gak benar yang cuma di setir sama Ibunya. Siapa yang tahan punya suami yang gak punya pendirian, payah!" timpal yang lain."Saya juga bakal minta cerai, kalau punya mertua kelakuannya culamitan!" ujar Bu Dian."Menikah dengan orang kaya juga bukan jaminan bakal bahagia. Nas
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-22
Baca selengkapnya

Gagal

PoV AuthorBu Irina dan Hana sudah bersiap sejak pagi untuk menghadiri akad nikah Nasna dan Arkan. Padahal mereka di undang untuk acara resepsi, yang berlangsung pada siang hari nanti."Kamu buat keributan, yang heboh. Biar akad nikah mereka batal!" "Tenang Bu, aku sudah merencanakan sesuatu yang akan membuat pernikahan Nasna. Tak akan terwujud, tidak sudi aku melihatnya bahagia dengan pria kaya. Jika sampai dia menikah, semakin di atas angin posisi Nasna. Membuatnya semakin sombong memandang rendah keluarga kita!" tukas Hana. Rencana licik sudah ia persiapkan. Ibu dan anak itu berdandan cukup menor, dan Hana juga cetar menggunakan makeup yang tebal. Tak lupa Bu Irina mengolesi bibirnya dengan lipcream berwarna merah cabai. Mereka siap berangkat menuju tempat tujuan."Ini dia orangnya!" ujar Rima sinis dengan di temani ibu anggota arisan yang lain."Mau apa kalian!" Bu Irina gugup melihat kehadiran Bu Rossa. Tentunya karena dia belum membayar arisan, dan hampir 5 bulan. "Bu Irina
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-24
Baca selengkapnya

Meminta Cucuku

PoV Irina (Ibu Hamdan)Dadaku kembali terasa sesak, kepalaku sangat sakit karena riwayat penyakit hipertensi yang aku derita. Membuat diri ini tak bisa menerima kabar mengejutkan secara tiba-tiba. Kusandarkan tubuh pada tembok, dan luruh terduduk di lantai."Bu," ucap Hana putriku. Raut wajahnya terlihat sangat cemas.Rumahku di jual oleh seseorang bernama Ali. Siapa Ali? Aku saja tak mengenalnya. Kenapa sertifikat rumah atas namaku itu ada pada mereka, dan surat kuasa persetujuan dari semua anakku. Kecurangan apa ini, bahkan aku tidak tahu rumah ini akan di jual. "Siapa Ali? Kami tak mengenalnya yang namanya Ali. Jika kalian berbohong bisa kami laporkan!" Hana menunjuk mereka. "Kami sudah membelinya sesuai prosedur, silakan laporkan. Justru kalian yang kami laporkan balik!" jawab pria bertubuh jangkung itu. "Iya mas, kita bisa laporkan kasus penipuan. Atau tidak kalian kembalikan uang kami enam ratus juta!" ujar perempuan di sebelahnya. Pasti itu adalah pasangan dari sang pria."H
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-24
Baca selengkapnya

Merengkuh Bahagia

PoV NasnaSemenjak kata sah terucap setelah ijab kabul, aku resmi menjadi istri sah Mas Arkan. Begitu lancar ia mengucapkan tanpa harus di ulangi. Bahagia? Aku sangat bahagia, tak bisa kupungkiri perasaan imi semakin tumbuh untuk Mas Arkan. Semoga saja Mas Arkan adalah pilihan terbaik dan pernikahan ini menjadi yang terkahir untukku. Soal kedudukan ataupun kekayaan nya, aku tak terlalu peduli. Aku sudah bersyukur mempunyai suami yang mau bertanggung jawab dan bisa mencukupi, serta menghargaiku sebagai istri. Toh pertama kita bertemu juga karena Mama mertuaku, yang ingin membuat kita dekat. Aku tak silau dengan kekayaan yang di milik oleh Suamiku. Aku juga masih mampu, dan punya usaha sendiri. Bukannya sombong, hanya aku ingin menampik ucapan dan cibiran beberapa keluarga Mas Arkan. Mereka menganggap jika aku menikah dengannya hanya demi harta. Apa yang aku miliki sekarang, dari hasil usaha, hanya di pandang remeh bagi mereka yang mungkin kekayaannya sudah berlimpah, tidak seperti ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status