Beranda / Pernikahan / ISTRIKU MEMBEKU / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab ISTRIKU MEMBEKU: Bab 41 - Bab 50

114 Bab

MENYESAL

RESTIKurang ajar! Dua wanita itu mengacaukan segalanya. Sekarang, aku dalam bahaya sebab terbongkar drama keguguran itu.Kenapa ceroboh membiarkan mang Dadang bebas masuk rumah. Ini gara-gara si Mimin yang keganjenan sama lelaki itu. Jadi sikapnya baik banget.Jadilah kami kecolongan. Diam-diam lelaki itu nguping pembicaraan. Parahnya merekam hingga bisa jadi bukti kejahatan.Aku tak boleh bicara apapun saat ini. Hati mas Andra pasti sedang dipenuhi kemarahan. Bisa-bisa aku kena amukan dahsyat.Mau pura-pura baikpun gak guna sekarang. Mas Andra sudah takkan percaya. Posisiku benar-benar sedang tak menguntungkan.Lebih baik aku berpikir lebih cerdas untuk mencari cara lolos dari masalah. Perkara ini tak boleh berujung perceraian.*Syukurlah mama mertua koma. Semoga saja cepat mati. Kalau dia mati takkan ada orang yang mengompori mas Andra untuk menceraikanku.Tinggal urusan dengan papa mertua. Tapi sepertinya tak perlu dipikirkan. Pasti informasi akan ditutup oleh mas Andra agar tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-08
Baca selengkapnya

MABUK

RESTI Aku merebahkan diri di sampingnya, lalu kuberanikan tangan ini menyentuh dadanya yang bidang. Karena tak ada penolakan, aku makin berani memberi sentuhan liar. Dia pasti kalah oleh kehebatan godaan Resti. "Sayang, apa kamu tak rindu?"Aku membisikkan kata-kata itu dengan suara seseksi mungkin. Lepas itu kulanjutkan dengan sentuhan lebih ganas."Aku tak berminat, pergilah ke kamarmu!""Haaah!"Mas Andra menepis tubuhku hingga hampir jatuh dari ranjang. Untunglah bisa cepat menyeimbangkan diri."Sialan kamu, Mas. Kasar sekali kamu!"Mas Andra tak peduli dengan amarahku, ia malah pergi dari kamar ini."Aku akan membalas perlakuanmu ini Andra brengsek!"Aku melempar bantal dan guling ke lantai. Sprei dan selimut pun jadi sasaran amarah. Kamar yang tadinya rapi dalam sekejap mata jadi berantakan."Dengar Andra, kau akan rasakan balasanku!"Dadaku turun naik menahan gejolak di dalamnya. Kemudian aku teriak-teriak untuk mengeluarkan gejolak emosi itu. Tak puas, aku juga lompat-lompat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-08
Baca selengkapnya

MENYEDIHKAN

ARMILAMeski tidak lagi berstatus istri mas Andra, aku tetap berduka atas komanya mama. Bagaimanapun wanita paruh baya itu adalah mama kedua bagiku. Cintanya tulus dan luas untukku dan Affan.Dari awal dikenalkan, mama sudah menerima kehadiranku dengan tangan terbuka. Bahkan beliaulah yang memaksa agar pernikahanku dengan mas Andra saat itu dipercepat. Katanya kalau sudah cocok untuk apa lagi ditunda. Tak perlu berbulan-bulan untuk saling mengenal nanti setelah menikah pun akan lebih mudah mengenal satu sama lain.Mama bahkan siap jadi tempat curhat ketika menjalani pernikahan itu. Banyak nasehat yang membangun ketika kami saling membuka pembicaraan. Mama sangat baik dan tidak pilih kasih kepada para menantunya. Bagiku dialah wanita yang lantas digelari mertua terbaik.Aku minta izin mas Andra untuk menjenguk mama di rumah sakit. Kebetulan di sana bertemu papa yang wajahnya terlihat lesu sekali.Dengan memohon-mohon mas Andra minta agar aku tidak menyampaikan alasan mama pingsan. Juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

KABAR

ARMILA"Mas!"Kami bertatapan cukup lama. Pada mata itu terdapat luka yang dalam. Hampir-hampir hati ini goyah sebab kasihan padanya.Andai tak pernah kau berkhianat, kita pasti masih dapat saling berbagi duka dan suka.. Kamulah yang mengawali derita ini, Mas."Jadikan ini pelajaran ke depan, Mas. Dekatkanlah diri pada Tuhan." Mas Andra menunduk dalam. Aktivitas makannya terhenti seketika, mungkin selera sudah hilang dari dirinya.Ketika pria itu mendongak kembali, ada buliran bening di dua sudut matanya. Tangisan mas Andra membuat hatiku terenyuh. Baiknya aku mempercepat kebersamaan ini agar tak goyah pertahanan diri.*Dede Affan kangen, ya sama om?"Aku menyerahkan Affan pada dokter muda yang mengulurkan tangan. Setelah bayi itu pindah tangan, aku masuk kedalam rumah untuk mengambil minuman dan camilan.Meski hanya diterima di teras, pria itu tetaplah tamu di rumah ini. Aku berkewajiban menghormati selama dia ada di sini."Eh, ada kue, Affan mau?"Aku tahu dokter muda itu hanya be
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

APA HUBUNGAN

ANDRAAku benar-benar terpukul dengan komanya mama. Aku tak sanggup membayangkan lebih jauh dari semua ini. Tak terbayang jika mama pada akhirnya pergi dan itu karena ulah anaknya sendiri. Penyesalan akan berlangsung seumur hidup pastinya. Sepanjang hari ini, aku hanya bisa merutuki diri. Mengapa harus menjadi manusia yang hanya mementingkan napsu. Sekarang Aku tengah menerima balasan atas apa yang dilakukan pada Armila.Belum lagi papa yang harus kujaga. Pria itu terlihat syok dan sempat pingsan. Untunglah cepat siuman. Entah bagaimana jika beliau juga koma. Mungkin tak akan bisa memaafkan diri sendiri."Ada masalah apa sampai mama begini?" selidik papa.Aku gelagapan ditanya seperti itu. Tak mungkin padanya berterus terang tentang penyebab dari koma istrinya. Aku memutar otak untuk menjawab yang terlihat rasional tanpa harus mengatakan yang sebenarnya.Untuk sementara papa bisa menerima jawaban. Mungkin karena kondisinya yang sedang tertekan hingga tak bisa berpikir lebih jernih. A
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

TERSERAH

ANDRAGuyuran air membuatku lebih tenang. Dalam kondisi ini munculah ide untuk menggunakan Elsa sebagai alat memberi pelajaran pada Resti. Dia harus mengalami apa yang Armila alami.Akan kulakukan drama seperti yang sering ia lakukan. Meski begitu, aku tak mau terjebak juga oleh Elsa. Dia tak baik sepertinya. Nanti, masalah akan terus bermunculanDi meja makan pun, Resti tetap marah-marah. Baru segitu saja sudah kelabakan. Bagaimana kalau aku bawa istri baru. Bisa mati dia. "Sudah, sudah, aku pusing! Oh ya besok kita ke undangan anak teman kerjaku. Kalau kamu tak mau, aku akan bawa Elsa!"Aku hampir lupa dengan undangan dari teman kerja. Karena butuh pasangan, terpaksa kuajak Resti. Kalau bawa Elsa bisa geger satu kantor. Lebih baik menghindari gosip daripada jadi bahan omongan para wanita yang sebagian dari mereka juga ingin bersamaku. "Apa? Sialan kamu. Jadi benar kamu selingkuh dengan dia, hah!""Mungkin iya. Putuskan mau ikut atau tidak biar jelas harus bilang pada Elsa atau tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

TERTANGKAP BASAH

REIGA"Apa yang kalian lakukan? Terkutuk kalian!"Aku menghambur ke arah pasangan yang sedang bergulung dalam satu selimut. Sontak mereka menghentikan aktivitas laknat di ranjangku sendiri."Jadi gosip itu benar, kalian memang berhubungan di belakangku, hah!"Satu tinju kuarahkan pada wajah lelaki yang masih melindungi tubuh polosnya dengan selimut. Karena tak puas kutimpakan lagi satu hantaman.Pukulan demi pukulanku diiringi jeritan Arin. Karena gaduh, pelayan di rumah ini sampai masuk ke ruangan. Aku pun dicekal agar tak lebih ganas menghajar selingkuhan Arin."Lepas, biar kubunuh bajingan itu!" "Sudah Pak, sudah!"Dua pelayan mencekalku agar tak bisa lagi bergerak. Pemberontakan terhenti ketika selingkuhan Arin terkapar tanpa daya.Aku dibawa keluar untuk ditenangkan. Dua pelayan ini tak melepas cengkraman hingga dipastikan aku sudah tenang.Setelah duduk di teras samping, salah seorang dari mereka menyodorkan minuman. Mereka juga bilang aku harus minum dan menghirup udara berula
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-11
Baca selengkapnya

TAK DIINGINKAN

Lamunanku buyar kala sapaan dari Andra terdengar dari arah belakang. Pria itu sudah berdiri dengan jarak sekitar satu meter dari tempatku berada.Pria itu mendekat hingga kami berdiri bersisian. Aku tahu apa maksudnya mendekatkan diri begini. Pasti soal Armila."Saya masih mencintai Armila, sangat mencintainya. Saya akan terus berupaya meluluhkan hatinya. Saya memang pernah khilaf dan akan menebus kesalahan itu meski harus banyak berkorban.""Saya pernah di posisi Armila, dan tahu sekali sesakit apa dikhianati. Saya rasa Anda akan sangat sulit mendapat kepercayaan lagi. Mungkin butuh waktu bertahun-tahun atau bahkan tidak sama sekali."Kini kami berhadapan. Pria berahang tegas itu menajamkan pandangan. Mungkin tersinggung dengan kata-kata tadi. Sayangnya itu fakta, Armila tak selemah dari tampilannya. Dia itu pemegang prinsip. Tidak, ya tidak.Bahkan, aku pun mundur untuk menyatakan cinta dulu sewaktu SMP sebab tahu prinsipnya. Ia pernah mengatakan tak mau main hati sebelum siap naik
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-11
Baca selengkapnya

TAK SEPERTI DULU

ARMILAAku sangat emosi ketika mas Andra marah-marah gak jelas. Seolah aku ini pendosa berat hanya karena keluar rumah di masa iddah.Aku paham perempuan di masa iddah tak boleh menerima lamaran atau punya hubungan dengan lelaki manapun. Aku bukan perempuan gatal seperti Resti. Armila punya harga diri. Takkan ia merendahkan diri demi seorang laki-laki.Kandasnya pernikahan ini membuatku berpikir seribu kali untuk membuka pintu hati pada laki-laki. Bukan berarti mau balikan juga ke mas Andra, tidak sama sekali.Aku terlampau sakit hati diduakan, dimaki, difitnah dan ditalak begitu saja. Meski hal tersebut telah disesali mas Andra, aku tak peduli. Hati ini sudah berdarah-darah jadi jangan harap termakan bujuk rayunya.Apalagi masih ada Resti. Wanita ular itu pasti takkan tinggal diam atas niat mas Andra rujuk denganku. Dia akan melakukan segala cara untuk menghalanginya.Cukup sekali aku mengalami masa diinjak-injak hingga berujung talak. Saat ada di masa itu, aku seperti bukan manusia
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-11
Baca selengkapnya

BAIKNYA

ARMILAKalau tak ada ketukan di pintu, aku mungkin akan terus terlelap bersama Affan. Kaget juga kenapa jadi ketiduran padahal tadi janji mau menyerahkan Affan pada mas Andra."Bu, maaf, bapak nungguin dari tadi!"Aku cepat-cepat merapikan diri sebelum keluar menemui mas Andra. Kasihan juga dia menunggu kami yang tengah tertidur."Bapak eudah makan, Bi?""Sudah, Bu. Tadi saya siapkan di meja makan!""Makasih, Bi, sekarang bapak di mana?""Di gajebo lagi ngelamun. Ehm, saya jadi kasihan, Bu! Eh, maaf!"Aku meninggalkan bi Cicah yang lagi senyum-senyum malu.. Sebenarnya wanita itu baik pada mas Andra, tapi sempat benci saat aku disakiti.Kupandangi mas Andra dari balik pintu. Pria itu tengah khusyuk menatap gulungan awan yang warnanya kini tengah menguning.Sepertinya ia tak sedang benar-benar menatap awan. Pikirannya mungkin tengah mengembara hingga mata pun tak fokus pada fakta di depannya."Maaf, Mas tadi aku ketiduran. Affan masih tidur, kasihan kalau dibangunin." "Iya, tak apa. Ay
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status