ARMILAKalau tak ada ketukan di pintu, aku mungkin akan terus terlelap bersama Affan. Kaget juga kenapa jadi ketiduran padahal tadi janji mau menyerahkan Affan pada mas Andra."Bu, maaf, bapak nungguin dari tadi!"Aku cepat-cepat merapikan diri sebelum keluar menemui mas Andra. Kasihan juga dia menunggu kami yang tengah tertidur."Bapak eudah makan, Bi?""Sudah, Bu. Tadi saya siapkan di meja makan!""Makasih, Bi, sekarang bapak di mana?""Di gajebo lagi ngelamun. Ehm, saya jadi kasihan, Bu! Eh, maaf!"Aku meninggalkan bi Cicah yang lagi senyum-senyum malu.. Sebenarnya wanita itu baik pada mas Andra, tapi sempat benci saat aku disakiti.Kupandangi mas Andra dari balik pintu. Pria itu tengah khusyuk menatap gulungan awan yang warnanya kini tengah menguning.Sepertinya ia tak sedang benar-benar menatap awan. Pikirannya mungkin tengah mengembara hingga mata pun tak fokus pada fakta di depannya."Maaf, Mas tadi aku ketiduran. Affan masih tidur, kasihan kalau dibangunin." "Iya, tak apa. Ay
Terakhir Diperbarui : 2022-08-11 Baca selengkapnya