Home / Urban / Terpikat Janda Tajir / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Terpikat Janda Tajir: Chapter 91 - Chapter 100

115 Chapters

Season 2 Part 75

Hasil pemeriksaan kepala Amira cukup baik. Hanya saja dokter berpesan bahwa kepala gadis itu jangan sampai terbentur lagi. Emir dan Aminarsih juga harus memperhatikan olah raga yang baiknya bisa diikuti Amira, agar bagian kepalanya tetap Aman. Hal itu ia beritahukan pada puterinya yang tengah menyalin tugas yang diberitahukan Andrea lewat Adam."Mira," sapa Aminarsih pada puterinya, saat membuka pintu kamar."Ya, Bu. Masuk aja," jawab Amira sambil melemparkan senyuman manis hingga lesung pipinya terlihat."Sedang apa?" Aminarsih masuk ke dalam kamar Amira, lalu memilih duduk di atas ranjang."Bikin PR," jawab Amira sambil membalik tubuhnya hingga menghadap sang ibu."Bang Reza pulang jam berapa dari sini?" tanya Aminarsih, dan seketika itu juga, air muka Amira berubah keruh."Sore, Bu, dan Amira pastikan Om Reza atau Revan, takkan pernah mengganggu Amira lagi," terang Amira tegas. Gadis itu bangun dari duduknya, lalu berjalan menuju ibunya. Duduk bersampingan di atas ranjang."Maksu
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Season 2 Part 76

Semua penghuni SMP Kusuma Wijaya geger dengan penampilan Amira terbaru. Gadis yang dulunya memiliki tompel di pipi, rambut keriting berantakan, dekil. Hari ini berubah menjadi lebih cantik dan rapi. Rambutnya yang diikat tinggi, dengan aksesoris rambut lucu yang terselip di poni. Membuat Amira seakan wajah baru di sekolah.Di kantin, Amira menjadi pusat perhatian. Padahal ia baru saja tiba sambil menenteng dua buah apel di tangannya. Etalase baso rawit adalah pilihannya. Dengan sabar, ia menunggu antreannya pada baris ketiga. Di belakangnya ada Andrea, Aleta, dan juga Andini. Di etalase soto mie dan es campur, anak-anak ikut memperhatikan Amira. Mereka kasak-kusuk mengomentari penampilan gadis itu yang saat ini begitu berbeda."Mira, lu jadi pusat perhatian tau," bisik Andrea dengan ekor mata menjelajah sekeliling. Amira ikut menoleh ke belakang, lalu kembali berbisik pada Mira."Pusat itu, yang ini bukan?" Amira menunjuk tengah perutnya."Ha ha ha ... Itu puser, o*n juga lu!" umpat A
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Season 2 Part 77

Kaki Amira masih terus saja bergetar hebat. Padahal ia sudah menekan cukup kuat, agar kakinya berhenti bergoyang cepat. Namun, hingga pelajaran keempat dimulai, Amira masih saja merasa gelisah. Andrea yang duduk di sebelah Amira, hanya bisa menggelengkan kepala. Puk!"Ish, diam ngapa!" Amira memukul pelan pahanya, sambil mengajak bicara."Ada apa Mira?" tanya Bu Dewi yang tengah mengajarkan mata pelajaran IPS. Didekatinya Amira yang kini menyeringai sambil memegang kakinya."Kaki kamu sakit? Udah pakai minyak kayu putih belum?" tanya wali kelasnya itu sambil sedikit membungkuk memeriksa kaki Amira."Bukan sakit, Bu. Ini teh gemetaran, tadi habis sok jago sama kakak kelas. Malah gak bisa berhenti. Apa dicabut baterainya ya, Bu? Tapi baterai dengkul saya ada di mana?" "Ha ha ha ...." semua yang ada di kelas terbahak mendengar ucapan polos Amira. Gadis itu bukanlah seperti Amira sebelumnya yang selalu cerdas dan pandai mencerna suatu masalah. Bu Dewi pun ikut tergelak sambil menutup mu
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Season 2 Part 78

Sepulang sekolah, seperti biasa Amira mendekam di kamar. Tidak ada lagi latihan boxing, sejak kepalanya terus saja cedera. Ibunya meminta Amira untuk ikut les melukis atau biola, tetapi Amira tidak mau. Gadis itu malah meminta olah raga badminton pada ibunya. Formulir pendaftaran sudah ia isi untuk nanti diberikan pada ibunya. Sore ini, sehabis solat Ashar, Amira akan memulai latihan badminton."Kak, ada tamu," suara Kanaka di balik pintu."Siapa, Dek?" tanyanya, sambil bangun dari duduknya. Dibukanya pintu lebar, lalu menoleh pada tangga."Namanya Bang Reza dan Meisya," jawab Kanaka datar. Kakinya melangkah pergi meninggalkan Amira yang nampak ragu saat akan turun. Siapa Meisya? Pikirnya. Gadis itu masuk ke dalam kamar, lalu menyisir rambutnya. Baju kaus tanpa lengan dan celana pendek yang kini ia pakai, ia ganti dengan yang lebih sopan. Tak lupa, jepit rambut merah muda ia sematkan di poni.Dengan langkah riang, Amira turun ke lantai bawah dan berjalan ke ruang tamu. Benar saja, sud
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Season 2 Part 79

"Kenapa Kakak petik langsung dari pohonnya? Gak boleh, Kak! Saya saja yang punya kebunnya tak pernah memetik langsung. Ya allah, bagaimana ini?" Amira tampak ketakutan. Meisya yang tengah memegang buah apel sangat dingin, tiba-tiba saja berubah pucat."Ayo, minta maaf sama pohon apelnya!" titah Amira dengan bulir keringat sebesar ketumbar sudah memenuhi keningnya."Gila nih bocah!" hardik Meisya sambil bergidik ngeri. Reza yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi memilih diam saja sambil memperhatikan."Kita datang ke rumah orang sombong, Za. Ayo, kita pulang! Minta maaf itu sama manusia, bukan sama pohon!" ujar Meisya ketus. Lalu ia menarik Reza untuk segera keluar dari rumah Amira."Bukannya saya sombong. Kakak yang serakah. Saya sudah bilang, jangan petik langsung dari pohonnya!" teriak Amira yang didengar sepintas lalu oleh Meisya dan juga Reza. "Langsung bawa pulang ke rumah, Om!" teriak Amira lagi. Begitu mobil Reza keluar dari pekarangan rumahnya. Amira segera masuk ke
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Season 2 Part 80

Keesokan harinya, kondisi kesehatan Meisya belum benar-benar membaik. Tenggorokannya masih belum bisa menerima asupan air. Apalagi makanan. Sehingga Meisya hanya memperoleh tenaga dari cairan infua saja. Kedua orang tuanya menatap puteri kesayangan;si bontot calon dokter yang kini terbaring lemah tanpa bisa makan dan minum apapun. Tak jauh dari sana, Reza ikut tertunduk sedih ditemani oleh mama dan papanya. Ia tidak tahu bagaimana keadaan Meisya tiba-tiba seperti ini. Padahal, waktu pulang dari rumah Amira ....Tiba-tiba saja, mata Reza berbinar saat mengingat nama bocah SMP itu. Meisya memetik buah apel yang sudah dilarang oleh Amira. Mungkinkah gadis itu bisa membantunya menyembuhkan Meisya."Ada apa, Za?" tanya Yasmin pada puteranya, saat lelaki itu berjalan keluar ruang perawatan VIP dengan tergesa."Sebentar, Ma," jawab Reza yang sudah berada di luar. Lelaki itu berlari ke taman luar rumah sakit yang terletak di lantai tiga. Tugasnya sekarang adalah memberitahu Amira, bahwa hal
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Season 2 Part 81

Sejak saat itu, Amira, Meisya, dan Reza berteman semakin akrab. Gadis itu tak pernah lagi menolak saat diantar ke sekolah oleh Reza, atau sekedar makan baso bersama dengan Meisya. Amira serasa memiliki kakak sekaligus abang. Gadis itu juga merasa senang, karena kebun apel ajaib miliknya kembali tumbuh subur. Itu karena, Meisya mengembalikan buah yang ia petik pada Amira dan sekaligus mengucapkan permintaan maaf yang tulus atas keegoisannya. Ketiganya menjadi sangat dekat dan sangat bersahabat. Tak jarang, Meisya dan Reza membantu Amira merawat kebun apelnya yang sudah mulai tumbuh. Kedekatan mereka bahkan menjadi bahan candaan Yasmin;saat menghadiri acara sukuran sunatan Mahesa dan Mahendra siang ini.Mama dari Reza datang bersama suaminya dan juga ketiga anaknya. Mereka banyak berbincang ringan sambil sesekali tertawa. Orang tua dari Meisya pun turut diundang. Ketiga keluarga besar ini, bagaikan sudah bersaudara lama dan dekat."Kalau sunat itu, emang harus masih kecil. Kalau udah
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Season 2 Part 82

"Sya, sepertinya aku jatuh cinta pada Amira."Hening beberapa saat. Wanita bermata abu lensa kontak itu merasakan ini hanya sebuah halusinasinya saja. Diberanikannya menatap Reza yang kini menunduk tanpa melepas genggaman tangannya dari gadis itu.Meisya membuang pandangan sambil terus berusaha menahan air matanya. Mencoba melepaskan genggaman tangan Reza, tapi tak bisa."Trus, kamu maunya bagaiamana?" tanya Meisya dengan suara bergetar menahan tangis."Aku hanya tak ingin membohongi perasaanku saja, Sya. Maafkan aku." Reza mengangkat wajahnya. Menatap Meisya yang air beningnya sudah tumpah membasahi kedua pipinya."Oke, kamu sudah mengutarakannya. Sudah tenangkan sekarang. Oh, mungkin maksud kamu kita putus saja? Biar kamu bisa memadu kasih dengan bocah dukun itu.""Sya ....""Maaf ya, Za. Kita udah pacaran sejak SMA dan hanya karena bocah dukun kamu berpaling dari aku? Oke, kamu sudah masuk dalam perangkap jampi dari Amira. Aku pergi dulu. Jangan pernah memikirkan bisa putus dari ak
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Season 2 Part 83

Reza berkendara santai menuju apartemen Meisya. Lelaki muda itu bahkan sempat mampir membeli martabak telur super untuk ia bawa ke sana. Tak lupa minuman kekinian yang ada bubblenya;minuman kesukaan Meisya. Dalam hati ia berkata, walau tak bisa menganggap Meisya sebagai pacar lagi, tetapi ia tetap bisa berteman, atau mungkin bersahabat.Reza memarkirkan sepeda motor maticnya di lobi parkir paling bawah. Lelaki itu merasa seperti ada yang mengintai, Reza menoleh-tak ada siapa-siapa di sana. Parkiran motor sepi karena baru saja azan magrib. Tak menghiraukan halusinasinya, Reza masuk ke dalam lift dan memencet angka enam pada tombol lift. Digenggamnya dua bungkus makanan dan juga minuman dengan hati riang. Ia yakin, Meisya akhirnya menyutujui keputusannya tadi pagi.Azan magrib masih menggema. Reza memutuskan untuk menumpang solat di apartemen mantan pacarnya itu. Karena sudah mengetahui kode buka pintu apartemen, Reza langsung saja memencet papan tombol yang ada di sana.TrekPintu terb
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Season 2 Part 84

Gadis yang bulan depan akan berusia empat belas tahun itu, masih saja menangis menutupi wajahnya dengan bantal tidur. Sepulang dari sekolah ia tidak keluar kamar lagi, sehingga membuat san ibu kebingungan. Makan malam pun ia lewatkan begitu saja. Tak ada yang tahu Amira kenapa. Aminarsih bertanya pada Adam, tetapi sepengetahuan Adam, Amira pulang bersama teman kembar tiganya. Ami juga menelepon Bu Dewi dan dari beliau juga menyampaikan hal yang sama, bahwa Amira pulang bersama Andrea, Aleta, dan Andini.Berbekal nomor yang diberikan wali kelas Amira, kini Aminarsih tengah melakukan panggilan ke nomor rumah teman anaknya itu. Sudah tiga kali memanggil, tapi belum juga diangkat padahal hari masih sore.“Hallo, assalamualayku. Siapa ini?” sapa riang suara di seberang sana.“Wa’aalykumussalam. Hallo, saya ibunya Amira. Maaf, saya bicara dengan siapa ya?”“Oh, Tante Aminarsih. Saya Andrea, Tante.”“Andrea maaf, Tante mau tanya. Sepulang sekolah Amira menangis dan tidak keluar kamar sampai
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status